Thursday, March 27, 2008

Sejarah Perkembangan Ilmu

Pas gw bongkar-bongkar tulisan lama, dari jaman SD sampe kuliah (masih ada lho, tulisan-tulisan jaman gw SD), gw nemuin tulisan ini di buku catatan kuliah gw. Tabel tentang sejarah perkembangan ilmu.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
Henry Margenau dan David Bergamini, The Scientish, 1964

ILMU-ILMU

2000 SM s.d. 300 M

300 M s.d. 1400 M
14 M s.d. 16 M

Abad ke 17

Abad ke 18

Abad ke 19

Abad ke 20

MATEMATIKA
Ilmu Hitung
Geometri
Logika
Teori Bilangan
Aljabar
Geometri Analitik
Trigonometri


Probabilitas Statistika
Persamaan Diferensial

Teori Informasi
Teori Fungsi
Geometri Non-Euclid
Logika Matematika
FISIKA

Mekanika
Optika

Termodinamika
Keelektrikan
Kemagnetan

Kristalografi
Cryogenik
Mekanika Statistika
Mekanika Kuantum
Fisika Partikel
Fisika Nuklir
Fisika Plasma
Fisika Atom
Fisika Molekul
Fisika Zat Padat
Fisika Relativitas
KIMIA

Alkimia

Kimia Anorganik
Kimia Kedokteran
Kimia Analitis
Farmakologi
Biokimia
Kimia Organik
Kimia Kuantum
Kimia Fisika
Kimia Nuklir
Kimia Polimer
ASTRONOMI
Kosmologi
Astronomi Posisionil
Mekanika Benda Langit
Astronomi Fisika



Astronautika
Radio Astronomi
Astrofisika
GEOLOGI
Eksplorasi
Geodesi
Meteorologi



Geofisika
Statigrafi
Sejarah Geologi
Paleotologi
Mineralogi
Petrologi
Geomorfologi
Geografi Fisika
Struktur Geologi
Geokimia
Hodrologi
Oceanografi
BIOLOGI
Ilmu Obat-Obatan
Fisiologi
Anatomi
Botani
Zoologi
Embriologi
Patologi

Mikrobiologi
Taksonomi
Biofisika
Anatomi Perbandingan
Citologi
Histologi
Biokimia
Ekologi
Radiobiologi
Biologi Molekul
Genetika
Kloning*)
SOSIAL
Pemerintahan
Sejarah
Filsafat
Politik


Ekonomi
Arkeologi
Antropologi Fisik
Sosiologi
Antropologi Budaya
Psikologi
*) Tambahan di akhir abad 20

Wednesday, March 26, 2008

Hati-Hati dengan Keinginanmu!

Minggu, 23 Maret 2008

Saya dan istri menonton film Ayat-Ayat Cinta (AAC) di Depok Town Square (DETOS). Tergolong terlambat memang, saat orang lain sudah menontonnya jauh-jauh hari dan jadi buah bibir perbincangan yang hangat, saya malah baru nonton. Tololnya lagi, novelnya belum sempat saya baca ketika menonton film itu. Baru setelah menonton, langsung saya cari novelnya, saya baca dan saya buat tulisan ini...

Di gedung bioskop, ada pasangan kakek-nenek yang jalannya pun susah-payah tapi sambil bemesraan bergandengan, mereka berdua menonton film itu. Duduk tak jauh dari saya dan istri. Pikiran tentang kenapa mereka setua itu masih mau menonton AAC terbawa-bawa di benak.

Jam 2.15 siang film itu baru diputar. Adegan demi adegan mengalir. Ada sisi romantis sentimentil yang dikedepankan di situ. Fahri (Fedy Nuril) dikisahkan sebagai sosok pemuda ideal oleh Habiburrahman El Shirazy sebagai pengarang buku AAC. Jalan ceritanya memang unik dan beda dengan karya sastra kebanyakan. Kang Abik, begitu panggilan si pengarang AAC ini mengemas sisi romantisme sentimentil seorang pemuda islam yang lurus dan ideal. Baik budi, santun, muslim yang taat dan sulit rasanya menemukan laki-laki seperti Fahri di jaman sekarang. Sampai akhirnya ada konflik yang mempertajam alur cerita. Lembar demi lembar buku makin membuat penasaran pembaca untuk melahapnya, sampai scene demi scene film pun membuat penonton makin membelalakkan mata untuk menuntaskannya.

Berbedanya kisah AAC dengan novel-novel cinta kebanyakan lainnya ini yang membuat orang berpaling ke sini. Kang Abik yang memang pernah studi di Kairo Mesir ini membawakan genre dengan nuansa Islami. Digambarkan bahwa Islam itu indah, Islam itu kasih, Islam itu penuh dengan nilai-nilai ketatanan yang saling mencintai dan menghormati sesama. Pun pada yang bukan seagama.

Tentang Cinta. Itulah yang diangkat. Kisah klasik yang tak pernah basi. Mengutip kata-kata awal Novel Fatimah Chen Chen (FCC) karya Motinggo Busye, "Setiap orang mempunyai kenangan pahit dan indah dalam hidupnya..." Begitu menonton, saya justru tak bisa menangkap adanya kenangan pahit tokoh-tokoh AAC di sini. Yang ada justru kenangan yang yang memang dibuat-buat dengan sengaja untuk mengaduk-aduk perasaan pembaca dan penonton AAC. Wajar, sebuah cerita fiksi memang bertujuan untuk itu.

S
empat terlintas dalam pikiran saya, Kang Abik ini tengah menciptakan tokoh ideal di tengah tatanan masyarakat hipokrit saat ini. Satu sosok yang sangat ideal, sosok pemuda Islam yang berjuang dalam kehidupan hipokrit namun tanpa sedikit pun melupakan tatanan hidup bermasyarakat. Kisah klasik tentang cinta yang diangkat AAC ini pula yang akhirnya membuat saya tersadar, kenapa kakek-nenek yang saya lihat di DETOS itu menonton AAC berduaan dan bermesraan layaknya bak pasangan-pasangan muda.



Dalam hidup sebenarnya banyak ruangan-ruangan yang tercipta. Ruangan-ruangan itu kita buat sendiri dan kita kotak-kotakkan sendiri. Ada ruang batiniyah tentang agama dan ruhani, di mana kerinduan Ilahiyah mencari Tuhan takkan pernah surut. Namun ruang itu bisa kalah menarik dengan ruang pertemanan dan persahabatan, ruang yang selalu mengisi hari-hari di seluruh kehidupan. Ada juga ruang tentang keluarga beserta isinya, orang tua, kakak, adik, istri dan anak yang mewarnai di dalamnya. Pun belum lagi ruangan-ruangan darurat lain yang terkadang kita buat, semacam gubuk semi permanen yang siap dihancurkan bila tak dimaui atau ditingkatkan menjadi bangunan permanen bila diharapkan. 

Ruangan itu bernama keinginan. 

Keinginan untuk menyimpang, pun keinginan yang mengarahkan pada kebaikan.

Saya ingin mengutip sebuah kisah sufi dari buku yang pernah saya baca, namun lupa siapa pengarangnya;
Alkisah ada 2 orang kakak beradik yang berbeda karakter. Si Adik adalah orang yang sangat taat pada agama, segala hal yang dianjurkan oleh Islam dilakukannya dan segala yang dilarang dijauhi. Si kakak adalah kebalikan, segala hal yang berbau maksiat sudah pernah dilakoni. Belum pernah ada kemaksiatan yang luput darinya. Mereka berdua masih memiliki orang tua, seorang ibu yang selalu tak bosan-bosannya menasehati dan mendoakan si kakak agar kembali ke jalan yang benar seperti si adik.

Sampai suatu hari, Si kakak yang setiap harinya selalu melakukan perbuatan maksiat berpikir dan merasa bosan dengan kehidupannya. Ia ingin sekali-sekali seperti adiknya, pergi ke masjid dan melakukan hal-hal yang diperintah agama dan menjauhi yang dilarangnya. Sebaliknya si adik yang setiap harinya melakukan kebaikan juga berpikir dan merasa bosan dengan kehidupannya. Ia ingin sekali-kali melakukan perbuatan maksiat dan setelah itu kembali ke jalan agama. Toh Allah Maha Pengampun.

Di hari itu, mereka melakukan hal yang tak lazim yang biasa mereka lakoni. Si kakak yang biasanya ada di sebuah lokalisasi, berzinah dan mabuk-mabukan sampai pagi menjelang tiba-tiba beritikaf di masjid. Si adik yang biasa ada di masjid kini ada di lokalisasi. Allah berkehendak lain.

Di hari itu terjadi gempa bumi. Semua bangunan runtuh. Banyak yang meninggal di hari itu. Keesokan harinya ketika semua mayat diangkat di tempat itu, masyarakat yang mengetahui kakak-beradik ini terkejut dengan fenomena yang mereka lihat. Si kakak yang mereka kenal sebagai tukang maksiat meninggal di antara reruntuhan masjid tengah memegang Al Qur'an. Si a
dik yang mereka kenal sebagai orang alim yang baik meninggal di reruntuhan lokalisasi dalam kondisi memeluk pelacur dan memegang botol minuman keras. Mereka bertanya-tanya hingga akhirnya ketika seorang Kyai menanyakan perihal aneh itu, menyelidiki sampai ke sikap dan perbuatan mereka sehari-hari pada ibu mereka.

Si Ibu berkata, "Setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik saya selalu mendoakan si kakak agar bisa menjadi orang yang baik dan dicintai Allah."

Kyai bertanya, "Bagaimana dengan si adik? Apakah ibu juga mendoakan?"

Si Ibu menjawab, "Saya mendoakan juga, tapi tak sesering si kakak. Karena saya berpikir bahwa si adik itu sudahlah baik dan sudah dijaga oleh Allah. Namun saya tak pernah bisa mengerti dengan faktor keinginan itu hingga terjadi kejadian seperti ini." Isak tangis si ibu melihat kedua anaknya meninggal dalam kondisi di luar dugaannya.
* * * * *

Hati-hati dengan keinginanmu!

Siapa yang berpikir bahwa si baik itu akan selamanya baik?

Siapa yang berpikir bahwa si jahat itu akan selalu menjadi jahat?

Banyak kisah yang menceritakan tentang kebaikan menjadi jahat. Anakin Skywalker yang baik di dalam cerita Star Wars pun akhirnya menjadi tokoh jahat bernama Dart Vader. Sebaliknya banyak kisah yang menceritakan kejahatan berbuah kebaikan seperti di banyak cerita apapun.

Di dunia selamanya tak ada yang abadi, tak ada yang kekal.

Tak ada kebaikan yang kekal, pun tak ada kejahatan yang kekal.

Salah satu doa terbaik adalah doa Khusnul Khatimah, di mana ketika nyawa ini dicabut dari jasad, selalu dalam keadaan mengingat Allah, separah apapun kehidupan kita di dunia...

Untuk itu, kenapa diperlukan banyak sahabat, banyak karib-kerabat untuk selalu saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan, pun juga dalam kejahatan.

Bahwa, t
ak pernah ada yang abadi di dunia ini...
 
 
Luqman Hakim
Rabu, 26 Maret 2008