Thursday, May 29, 2008

Tipe Wanita dari Sudut Pandang Orang IT


World Computer Scientist Journal pernah mengadakan survey terhadap para computer scientist tentang bagaimana cara mereka memandang wanita. Hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Tipe Intel Pentium Dual Core
Pintar, pemikir, tidak banyak bicara tapi mengerjakan banyak hal, (misalnya saja diam-diam sudah "berisi" 7 bulan).

2. Tipe AMD Athlon / Duron
Badan besar dan kekar, mampu bekerja di tempat kotor, berhari-hari tanpa istirahat.

3. Tipe LCD Monitor
Genit, senangnya diperhatikan dan suka pamer.

4. Tipe Keyboard
Senang dipegang, ditekan dan dipencet di berbagai lokasi.

5. Tipe Printer Dot Matrix
Aktif, ditekan sedikit, geraknya banyak, kalau dipakai berisiknya minta ampun.

6. Tipe Mouse
Pas dan enak di genggaman.

7. Tipe Windows XP
Luarnya bagus, tapi penyakitan, gampang kena virus

8. Tipe Linux
Tampak luar jelek, dalamnya 'handal'

9. Tipe Macintosh
Luar dalam bisa dihandalkan.

10. Tipe DOS
Wajah tidak cantik, hati juga tidak baik.

11. Tipe UNIX
Diam-diam multi user.

12. Tipe Windows Server
Multi user, previlleges dan bisa customized, namun tetap penyakitan, gampang kena virus.

Tuesday, May 27, 2008

Masa Lalu Orang-Orang Ternama

  • Leon Uris, pengarang buku terlaris "Exodus" pernah gagal dalam ujian Bahasa Inggris sebanyak 3 kali semasa di sekolah menengah.
  • Auguste Rodin seniman patung legendaris dengan karyanya yang terkenal "The Thinker", pernah 3 kali gagal masuk sekolah seni.
  • Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar.
  • Leo Tolstoy, sastrawan Rusia ternama, penggarang buku ''War and Peace'' pernah di keluarkan dari akademi.
  • Guru Thomas Edison pernah mengatakan bahwa Thomas terlalu bodoh untuk belajar sesuatu.
  • Walt Disney pernah di pecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide.
  • John Grisham pengarang buku-buku laris yang menjadi film-film terkenal; "The Firm", "The Client", "Pelican Brief" saat menulis buku pertamanya dan menawarkan ke penerbit, 25 kali ditolak.
  • Franklin D. Roosevelt sering berkonsultasi dengan astrologis, memiliki dua orang istri muda, perokok berat dan minum 8-10 botol martini setiap hari.
  • Winston Churchill pernah dipecat dua kali dari kantor, selalu bangun sore dan tidak pernah bangun pagi, pernah menggunakan narkoba, di waktu kuliah dan minum wiski setiap sore.
  • Adolf Hitler itu vegetarian, tidak merokok, hanya sesekali minum bir, tidak pernah berselingkuh di luar perkawinan.
  • Semasa hidupnya Vincent Van Gogh hanya 1 karyanya saja yang laku terjual.

Sunday, May 25, 2008

Pornografi & Hipokritas Masyarakat



Dalam sejarah, bisa dikatakan profesi yang paling tua di dunia adalah pelacuran. Di kota Korintius, pada masa Yunani kuno beberapa abad sebelum masehi, pelacuran adalah industri utama kota itu. Lebih dari 1.000 wanita bekerja sebagai pelacur di kuil Aphrodite yang terletak di kota Porne. Tidak heran kota itu menjadi tujuan utama tempat hiburan para pelaut di masa itu. Di kemudian hari, kata Porne itu sendiri berarti pelacur dalam bahasa Yunani, dan dari kata inilah kita mengenal istilah Pornografi, yang berarti "gambar/tulisan pelacur".

Hugh Marston Heffner, anak muda kelahiran Chicago Illinois 9 April 1926 memutar otak untuk memaparkan fenomena life style pada masanya. 'Hef', begitu nama panggilan akrabnya sejak belia, berpikir perang telah merampas segalanya, dari peradaban hingga nilai-nilai dalam masyarakat itu sendiri. Selepas menjalani wajib militer pada Perang Dunia I, Hef bergonta-ganti kerja, sampai kemudian ia mengolah otak dan berpikir keras meracik sebuah majalah yang diisi dengan menu tulisan-tulisan bermutu dibumbui dengan foto-foto bugil. Majalah Playboy, terbit pertama kali bulan Desember 1953 dengan artikel-artikel menarik, salah satunya adalah dari Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes) dan foto-foto bugil Marylin Monroe sebagai 'Sweetheart of the Month'. Namun, Hef tidak mencantumkan tanggal penerbitan di majalahnya yaitu Desember 1953. Kala itu Hef tidak begitu yakin ia dapat memproduksi lagi penerbitan selanjutnya karena ia berspekulasi bahwa apakah dengan foto bugil di majalahnya dapat membuat Playboy laku di pasaran.

Di luar dugaan, pada pemunculan edisi perdana Playboy justru mendapatkan keterkejutan banyak kalangan. Materi foto bugil Playboy mengundang kontroversi karena dinilai berbeda dengan majalah-majalah yang pernah ada sebelumnya. Dengan cepat, kontroversi ini justru menjadikan Playboy makin terkenal dan membuat orang penasaran ingin mendapatkannya.

Beberapa tahun berselang, tahun 1972 muncul film biru pertama, Deep Throat. Film yang dibintangi oleh Linda Lovelace ini laris bak kacang goreng. Film porno pertama ini menginspirasikan film-film serupa bertumbuhan dan bintang-bintang baru bermunculan. Sebut macam Marilyn Chambers (Behind the Green Door), Gloria Leonard (The Opening of Misty Beethoven), Georgina Spelvin (The Devil in Miss Jones), dan Bambi Woods (Debbie Does Dallas).

Di era keemasan pornografi tahun 80-an, di tahun 1984 Steve Hirsch, Yahudi asal Van Nuys, California mendirikan Vivid Entertainment dengan modal awal 20.000 Dolar AS. Kini dari Vivid Entertainment Hirsch menangguk untung besar. Tak kurang dari 100 juta Dolar AS pendapatan dari industri pornografi terbesar di dunia ini. Selain menjadi CEO dari Vivid Entertainment, Hirsch juga menjadi dosen ilmu-ilmu bisnis di USC Business School, California.

Bagaimana dengan bintang-bintang Vivid lainnya?

Beberapa di antaranya adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi.
  • John Stagliano, aktor gaek kelahiran Chicago, 29 November 1951 ini lulusan Ekonomi dari UCLA. Awalnya berniat menjadi ekonom, namun malah menggeluti industri film porno hingga dinyatakan terjangkit HIV tahun 1997.
  • Nina Hartley, aktris gaek kelahiran Berkley, California, 11 Maret 1959 mempunyai gelar doktor di bidang ilmu-ilmu Humaniora dengan thesisnya "Porn can Change the World" dari San Francisco State University.
  • Asia Carrera, aktris campuran Jepang-Amerika kelahiran New York, 6 Agustus 1973 ini mendapat beasiswa dari Rutgers University untuk 2 bidang, Bisnis dan sastra Jepang.

Luqman Hakim
November 1999

Tulisan lama yang nggak pernah selesai, pornografi berkembang terus dan hipokritas masyarakat terus bertambah hingga sulit mencari benang merah yang tak pernah ada untuk menyelesaikan tulisan ini.

Monday, May 12, 2008

Hari Ini 10 Tahun yang Lalu


Refleksi Tragedi Kerusuhan 13 Mei 1998.
Potret buruk cermin dibelah bangsa ini. Sidang Umum MPR tanggal 1 - 11 Maret 1998 menetapkan Suharto (lagi-lagi) sebagai Presiden RI yang ketujuh kali periode, masyarakat kecewa. Bakin sudah mengingatkan bahwa kebijakan yang sangat tidak populer mengangkat Suharto kembali menjadi presiden. Pun, timbul kekecewaan massal dipicu dengan diangkatnya Siti Hardiyanti, anak pertama dari Jendral bintang lima ini menjadi Menteri Sosial.

Demonstrasi menuntut mundurnya Suharto merebak di mana-mana. Pemerintah tak ambil pusing, mahasiswa pun lebih tak ambil pusing. Momentum ini pun pecah pada hari Selasa, 12 Mei 1998 dan menjadi pemicu makin ganasnya mahasiswa menuntut demonstrasi. Di hari itu, 4 nyawa mahasiswa Trisakti melayang Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hendriawan Sie dan Heri Hartanto tertembak oleh peluru yang dimuntahkan senjata aparat keamanan ke dalam kampus alih-alih untuk menertibkan demonstrasi.

Masyarakat makin berang dan kecewa. Pemerintah tak mau lagi memikirkan kondisi rakyatnya. Di hari ini, 10 tahun yang lalu, adalah momentum di mana Hari Penjarahan Nasional. Keresahan masyarakat dipicu oleh kondisi ekonomi yang morat-marit akibat resesi ekonomi global membuat bangsa yang (katanya) bangsa baik hati dan murah senyum ini merampok dari si kaya. Pasar swalayan habis dijarah, setelah itu dibakar. Bukan cuma itu, beberapa etnis Tionghoa pun menjadi sasaran keberangan sentimen ekonomi.

Di hari ini 10 tahun yang lalu, semua kantor, pasar dan segala kegiatan ekonomi tutup, tak ada yang beroperasi. Semua takut dijarah. Semua takut dibakar. Bisa dibayangkan, orang-orang dengan bangganya mengatakan bahwa di tempat anu, di tempat itu bisa membawa pulang barang-barang bagus untuk dibawa pulang ke rumah.

“Eh, di situ ada barang-barang yang bagus! Mau baju? Mau barang elektronik? Tinggal ambil aja!”
Dan barang-barang itu adalah milih Department Store yang dijarah. Setelah habis barang, toko itu dibakar.

Bagi mereka yang bermata sipit, ketakutan mereka menghantui di hari ini. Bukan cuma di jalan, di rumah pun mereka tak aman. Begitu tahu rumah itu adalah milik etnis Tionghoa, habis tempat kediaman itu dilempari bom molotov dan dibakar. Tak heran untuk mengelabui masyarakat, di depan rumah dan toko-toko mereka ditulis, “Milik Haji, Pribumi”.

Bisa dibayangkan betapa pedihnya di hari ini, kita, bangsa Indonesia 10 tahun yang lalu. Refleksi menuntut reformasi yang digaungkan para mahasiswa kala itu hanya jadi bahan onani siapapun hingga kini.

Siapa sih yang mau reformasi?

Siapa sih yang mau berubah?

Siapa sih yang mau bangsa ini keluar dari keterpurukan?

* * * * *

Mahasiswa mulai bergerak menduduki gedung MPR/DPR. Bisa dibayangkan gedung yang (harusnya) sangat memiliki wibawa di negeri ini, telah kehilangan martabatnya sejak hari ini, 10 tahun yang lalu. Gedung megah tempat para wakil rakyat berkumpul memikirkan kebijakan-kebijakan negeri ini berubah total menjadi tempat rekreasinya para demonstran. Setiap sudut gedung bebas untuk dijelajah! Grafiti tak luput di setiap tembok dan pintu gedung. Uniknya, membawa pacar dan bercengkrama memikirkan masalah-masalah kapan kuliah kelar pun dibawa di tempat ini.

Apa sebenarnya di diperjuangkan?

Ah! Demonstran yang bingung.

Hanya segelintir yang mengerti apa yang mereka perjuangkan.

Dan... Sejarah memang berulang.

Soe Hok Gie makin mati rasa ketika umur makin bertambah, beban menyelesaikan kuliah yang makin sarat, tanggung jawab ke orang tua yang selalu menunggu. Belum lagi teman-teman seperjuangan ketika meruntuhkan Rezim Orde Lama dilirik pemerintah untuk duduk bersama dan berkuasa.

Satu bait karya sastra filsuf Yunani yang sangat dipegang Soe Hok Gie adalah, “Keadaan terbaik adalah tidak pernah dilahirkan. Yang kedua adalah mati muda. Yang tersial adalah berumur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."

Kritikan bagi mereka yang dulu berjuang memperjuangkan demokrasi dipaparkan dalam puisinya yang berjudul "Pesan"

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

Ah...
Sulit benar mencari cermin yang benar-benar tembus ke hati...

Catatan Akhir:
  • Untuk semua teman-temanku yang kini ada di Pemerintahan...
  • Untuk semua teman-teman yang dulu kukenal dan kini tengah memperjuangkan nasib kita semua...
  • Untuk semua teman-teman yang pernah kutahu paling keras suaranya di jalanan, yang kini tengah memperjuangkan rakyat dengan menaikkan harga BBM, memperjuangkan makin melangitnya harga-harga yang tak terjangkau kantong kami....
Salam sayang buat kalian semua...



Luqman Hakim
Orang Biasa
13 Mei 2008