Saturday, November 27, 2010

Trigonometri dalam Menggambar


Ada yang masih inget rumus Sinus, Cosinus dan Tangen?

Kalo nggak inget masih bisa dimaklumi, bisa jadi di kehidupan sekarang ilmu ini nggak kepake sama temen-temen. Buat anak-anak SMA yang jelas belajar matematika, kalo sampe nggak inget ya kebangetan. Ini juga yang bikin gw ngelus dada ngeliat adek-adek kelas di SMA yang masih pada sekolah dan jaraknya jauh banget belasan tahun sama gw, tapi bisa-bisanya nggak inget sama pelajaran kelas 10 atau kelas 1 SMA.

Ini namanya parah!

Sabtu pagi (27/11/10) saat ngajar ekskul kartun dan karikatur di SMA 86, gw minta adek-adek kelas di SMA 86 yang ikut ekskul ini ngisi daftar tabel Sinus, Cosinus, dan Tangen dari sudut-sudut istimewa, nggak ada yang bisa jawab. Sampe akhirnya gw bikin sayembara, yang bisa ngisi tabel ini dengan lengkap, gw kasih duwit 100 ribu rupiah!

Syaratnya nggak boleh dalam hitungan desimal karena bisa aja dicari lewat kalkulator, tapi isiannya harus dalam angka matematis.


Langsung deh pada semangat, tapi sayang ngisinya nggak lengkap dan banyak yang bolong, bahkan ada yang nggak ngisi sama sekali. Alasannya sepele, lupa. Lah, ini dipelajari di kelas 10 kok ya bisa lupa. Bahkan ada anak kelas 10 yang baru kemaren belajar aja sampe nggak ngerti.

Duh...

Saat gw tulis di papan tulis, ini dia jawabannya...


Ada yang nanya, "Buat apa sih Kak, belajar ngartun aja kok pake harus tau trigonometri?"

Gw ketawa dan ngomong ke mereka saat pertemuan kemaren yang minta ngitung tinggi bangunan gedung sekolah pake batang korek api dan nggak ada yang bisa jawab. Bahkan parahnya dihitung mentah-mentah  pake ukuran batang korek api, lalu saat mulai beranjak ke tingkat bangunan, mereka nyerah karena nggak ada tangga yang setinggi bangunan sekolah buat mereka ukur sampe ke atas (cerita lengkapnya ada di sini: Cerita Tentang Belajar Mengajar).

"Siapa yang nanti lulus SMA mau kuliah di UI, ITB atau UGM?"

Semua tunjuk tangan, tapi gw bilang lagi kalo cara berpikirnya masih nyepelein ilmu, bisa aja kuliah di sana lewat jalur khusus yang bayarnya puluhan juta. Susah kalo ngarepin kuliah di sana lewat jalur tes normal. Dasar mentalnya aja yang ampun-ampunan dan harus digojlok lagi lebih keras, masih aja nyari alasan dan ngeluh, pake bilang kalo cara ngajar guru di sekolah nggak asik, jadinya males buat belajar serius.

Duh, kok jadi parah begini sih...

Gw bilang ke mereka bahwa belajar kartun dan karikatur itu hal teknis yang gampang dipelajari, semua orang kalo mau belajar juga bisa, masalahnya pola berpikir kreatif, inovatif dan solutif itu yang nggak gampang numbuhinnya. Kalo udah punya pola pikir begini, mau belajar apa aja gampang!

Ditanya lagi, gimana caranya?

Temuin keasikannya!

Itu jawaban gw, sembari ngejelasin ke mereka kenapa trigonometri itu asik kalo mau dipelajari, seasik belajar kartun dan karikatur. Cari tau dalam bentukan penasaran (curiosity), kenapa trigonometri sampe jadi ilmu tersendiri dalam aplikasi mengukur sudut dan bidang bentuk segitiga. Yang paling penting, cari tau buat apa kegunaannya ilmu ini. Percuma belajar sesuatu kalo nggak bisa digunain atau diaplikasiin.

Dan gw pun mendongengkan kisah, awal mulanya trigonometri itu ada...

* * * * *

Trigonometri, asal katanya dari bahasa Yunani, 'trigonon' (tiga sudut) dan 'metron' (mengukur). Sulit ditelusur siapa yang pertama kali mengklaim penemu ilmu ini, yang pasti ilmu ini sudah ada sejak jaman Mesir dan Babilonia 3000 tahun lampau.

Ilmuwan Yunani di masa Helenistik, Hipparchus (190 SM – 120 SM) diyakini adalah orang yang pertama kali menemukan teori tentang tigonometri dari keingintahuannya akan dunia. Adapun rumusan sinus, cosinus juga tangen diformulasikan oleh Surya Siddhanta, ilmuwan India yang dipercaya hidup sekitar abad 3 SM. Selebihnya teori tentang Trigonometri disempurnakan oleh ilmuwan-ilmuwan lain di jaman berikutnya.

Trigonometri dipakai untuk penghitungan astronomi dan navigasi, menghitung jarak planet dan bintang terdekat, menentukan sistem navigasi satelit, analisa pasar modal, bahkan seni rupa dan desain.

Ditanyain lagi atas dasar penasaran mereka, emang ada bentuk trigonometri di seni rupa juga desain?

Lagi-lagi gw ketawa. Gw jelasin bahwa pola pikir komputer menterjemahkan keinginan kita menggambar dengan cara 3 dimensi, di dalam jeroan komputer itu ada sistematika komputasi yang pake metode segala unsur matematika, nggak cuma trigonometri yang ngukur bentukan sudut-sudut bidang yang ada, bahkan yang paling umum sumbu axis XYZ yang dipelajari di pelajaran aljabar (algebra) ini yang paling umum.

Nggak percaya?

Gw kasih unjuk gambar 3 dimensi yang dibikin di software 3D, gambar yang masih draft dalam bentuk wireframe-nya juga gambar jadinya.

Aplikasi matematika ini dipake banget dalam seni rupa juga desain, terutama bagi para pembuat game, animator 3D, pun arsitek, mereka memang sangat dimudahkan dengan komputer saat proses pengerjaannya.

Seandainya komputer grafis berwujud manusia, pastinya sangat cerdas dan pinter banget, bisa menghitung rumus dalam waktu cepat, menerjemahkan apa-apa yang kita mau dalam proses penggambaran 3 dimensi model orang, karakter benda, bangunan, atau apa aja.

Lagi-lagi, belajar teknis itu sangat mudah, mempelajari konsepnya itu yang susah. Mengetahui bahwa ilmu diciptakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan manusia, bukan mempersulit atau malah bikin bingung manusia lainnya.

Gw pun nambahin cerita tentang teori menggambar perspektif yang awal mulanya diajarin sama Leonardo Da Vinci, penggambarannya jelas nggak ngasal dan ada aturan bakunya.

Meski memang aturan dalam menggambar jelas membelenggu dan pastinya akan ditabrak-tabrak oleh beberapa seniman yang muak dengan aturan menggambar. Tapi tetep pengetahuan mengenai dasar-dasar teori begini baiknya diketahui juga.

Di akhir waktu, gw nulis satu quote di papan tulis buat dipikirin bareng-bareng...


"Setiap ilmu dimulai dengan filsafat dan diakhiri dengan seni"

Will Durant (1885 - 1981)

Penulis, sejarawan, dan filsuf asal Amerika Serikat



Kelengkapan data tulisan ini diambil dari berbagai sumber, kebanyakan dari historyofscience.com
Sumber gambar:
● Hipparchus → William Cunningham Cosmographicall glasse (1559)
● 3D Model from Aberiu
● Perspective drawing from drawmarvel.com
 
Jangan lupa klik gambar untuk memperbesar, bukan diemut



Tuesday, November 9, 2010

Masih Ada Pahlawan di Hari Pahlawan



Seorang Tionghoa bernama Wu Lai Tjang (1935-1992) sejak kecil kenyang menderita. Ia anak pedagang kelontong dan pakaian jadi di daerah Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Di masa pendudukan Jepang, toko milik orang tuanya dijarah dan dibakar, keluarga Wu pindah ke Jakarta di gang Ribal dekat Pintu Besar Selatan dan keluarga ini mulai berdagang lagi. Di masa kemerdekaan, ia pernah dipenjara selama 11 bulan karena menanggung kesalahan kakaknya memperdagangkan barang selundupan.

 Wu Lai Tjang besar, mengganti namanya menjadi Muhammad Saleh Kurnia, di tahun 1950 ia mendirikan CV Hero yang kemudian membesar dan menjadi PT. Hero Supermarket Tbk.

Adapun Hero, supermarket pertama di Indonesia yang didirikannya di tahun 1971 bertempat di Jl. Falatehan 1/23, Jakarta Selatan.

Satu waktu di hari Minggu tanggal 10 Mei 1992, Wu Lai Tjang meninggal dunia dan mewariskan 72 outlet Hero yang tersebar luas di sekitar Jakarta. Tampuk kepahlawanan Hero pun diserahkan pada anaknya yang bernama Ipung Kurnia yang kala itu masih berusia 29 tahun.

Sayang, lokasi pertama Hero Supermarket di Jl. Falatehan 1/23 bankrut dan tutup tanggal 1 Agustus 1996. Tempat ini sekarang dihuni oleh Bank Niaga Cabang Falatehan, tempat saya terjerat hutang KPR untuk rumah di Studio Alam Depok sampai tahun 2023.


* * * * *


Hero (pahlahwan) yang dimaksud jelas bukan supermarket, namun inspirasi kepahlawanan Wu Lai Tjang bagi keluarga ini yang setidaknya perlu dicontek.

Menjadi pahlawan bukan seperti cerita komik ala Marvel dan DC Comic, harus memiliki kekuatan super untuk membantu sesama. Menjadi pahlawan adalah orang yang peduli dengan sekitar, dengan lingkungan, minimal menjadi pahlawan untuk keluarga sendiri, membesar ke lingkungan dan masyarakat.

Saat ada bencana beruntun di negeri kardus ini, orang-orang yang memiliki jiwa pahlawan bahu-membahu membantu. Caranya ya bermacam-macam, dari mulai cara klasik dengan mengedarkan kotak sumbangan di jalan-jalan, meminta orang untuk menyumbang lantas sumbangan orang itu diklaimnya sebagai sumbangan dari yayasan, kelompok, organisasi bahkan partai yang mengumpulkan. Ada juga dengan cara pentas musik, membuat bentukan kreativitas untuk orang lain juga mendapat manfaat dari menyumbang itu sendiri.

Ya, banyak para pahlawan kesiangan yang merasa perlu bertindak cepat, menonjolkan namanya, kumpulannya, organisasinya, juga partainya sebagai bentuk yang paling peduli terhadap sesama. Semua sah-sah saja, hanya saja saya secara pribadi cukup berkrenyit ketika melihat kotak sumbangan beredar di jalan-jalan raya, lengkap dengan atribut yayasan, kelompok, organisasi bahkan partai dengan mengatasnamakan sumbangan untuk anu, inu, dan lainnya.

Ya sudah, biarkan saja, sayanya saja yang usil...


* * * * *

Di MP, saya cukup miris membaca cerita tentang rekan-rekan relawan yang terusir dari posko mereka hanya karena mereka berbeda keyakinan. Maaf, saya tak berminat membahasnya dari  masalah agama di sini, hanya saja cerita tentang pengusiran pengungsi yang mondok di sebuah gereja karena takut aqidah para pengungsi itu terganggu, benar-benar membuat saya miris. Mereka mengatasnamakan sebuah kelompok yang memiliki jiwa kepahlawanan, menjaga barisan sesama dari segi kerusakan aqidah.

Situ mau jadi pahlawan ya?

Pahlawan dalam hal apa?

Duh...

Tak perlu disebutkanlah nama kelompok itu, biarkan saja jadi cerita sambil lalu.

Beberapa rekan MP yang kesal dengan kondisi ini, menuliskan kekesalannya di MP, baik dalam bentuk jurnal atau potongan pendek tulisan Quick Note. Saya hanya bisa mengomentari dengan kata-kata, "semangat, sabar, dan jangan terganggu", meski saya yakin omongan saya itu tidak akan berarti apa-apa buat temen-temen relawan semua. Saya yakin, temen-temen relawan itu jauh lebih bisa menyikapi hal-hal yang terjadi di lapangan.

Menjadi pahlawan bukan untuk dicatatkan namanya dalam sejarah, menjadi pahlawan bukan untuk dipuja-puji bahkan sampai masuk televisi. Menjadi pahlawan adalah bentukan kepedulian pada sesama tanpa harus diembel-embeli pesan tertentu yang menghapus keragaman yang ada. Sampai kiamat pun takkan pernah bisa menyamaratakan kebersamaan dalam sebuah paham, aliran atau golongan tertentu. Bila semua menganggap dirinya yang terbaik, menganggap orang lain itu salah dan perlu diluruskan, hancurlah sudah kepahlawanan itu.

Lepas dari apapun rekan-rekan relawan yang ikhlas membantu tanpa tendensi apa-apa selain semangat menyatukan keragaman dan membantu sesama itu yang pahlawan. Di luar dari itu hanya sekumpulan pahlawan-pahlawan kesiangan, membantu dengan tendensi tertentu.

Maju terus pahlawan!

Semangat!

Kita semua masih percaya dengan kepahlawanan yang tulus tanpa bungkus. Negeri kardus ini memang perlu diurus, setidaknya dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan dengan baik. Persetan dengan wakil rakyat dan pemimpin nggak becus, yang bisanya cuma ngomongin tentang kakus dan itu jelas nggak tulus...



Wednesday, July 14, 2010

Sejarah Depok, Budak, dan Cornelis Chastelein


Bisa jadi Pramoedya adalah sastrawan pertama yang mengangkat cerita tentang Depok dalam novelnya, Bumi Manusia. Buku yang ditulisnya semasa jadi tahanan politik Oktober 1965 sampai Desember 1979.

14 tahun dibui dan berpindah-pindah penjara, di tempat terasing ini Pram membuat Tetralogi Pulau Buru. Salah satu karyanya selama masa penahanan adalah Bumi Manusia, ditulis sekitar tahun 1973.

Bumi Manusia dicetak untuk umum oleh Aga Press tanggal 25 Agustus 1980. Belum setahun buku itu terbit, tanggal 29 Mei 1981 Kejaksaan Agung mengeluarkan Surat Keputusan bernomer SK-052/JA/5/1981 yang menyatakan karya Pram sebagai buku terlarang. Tuduhannya adalah menyebarkan ajaran Marxisme, Leninisme dan Komunisme. Sampai akhirnya buku itu boleh terbit lagi September 2005, Penerbit Lentera Dipantara yang merilisnya.

Sebenarnya apa yang ditulis Pram di Bumi Manusia?

Cerita roman dengan setting sejarah sekitar tahun 1898 sampai 1918, masa awal dari periode Kebangkitan Nasional. Pram menulis cerita tentang kisah cinta 2 anak manusia dengan latar belakang yang berbeda. Seorang anak priyayi Jawa bernama Minke, mencintai gadis Belanda Depok bernama Anneliesse Millema.

Pram sendiri juga tidak menulis Depok secara detil, hanya menekankan pada daerah di pinggiran Batavia yang banyak terdapat perempuan simpanan Belanda. Dipekerjakan sebagai budak, di antaranya ada yang dijadikan istri tanpa dinikahi. Seperti kata Pram di buku Bumi Manusia.


Cornelis Chastelein dan Depok
 

Depok sendiri sebenarnya sudah lama ada kehidupan sejak Cornelis Chastelein, seorang pengusaha VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) melihat potensi daerah ini dan mengembangkannya di tahun 1693. Datang ke Depok membawa banyak budak asli orang Indonesia dan mengelola tempat ini sebagai lokasi untuk menanam hasil bumi, membuka banyak lahan untuk perkebunan dan pertanian di pinggiran kota Batavia.

Saat itu sistem perbudakan masih ada, Indonesia pun terkena imbasnya. Tak hanya menjajah, Belanda juga merampok kebebasan individu bangsa Indonesia meski tidak separah Afrika yang sebagian besar kemerdekaan penduduknya dicuri oleh negara-negara Eropa dan diperdagangkan sebagai budak ke berbagai negara.

Belanda baru sadar HAM dan menghapus sistem perbudakan tanggal 1 Juli 1863, mulai dari negeri jajahannya di Suriname. Tanggal yang kemudian oleh warga negara Suriname diperingati sebagai Hari Keti Koti, hari lepasnya belenggu Suriname dari perbudakan Belanda.

Bila temen-temen masih ingat, negeri kincir angin ini pernah memenangkan piala Euro 1988, kapten kesebelasannya, Ruud Gullit adalah keturunan Suriname, di mana sering disinyalir orang masih ada keturunan Jawa. Orang Indonesia pun ada juga yang jadi budak, diperjualbelikan antar negara, bahkan sampai dipekerjakan di Suriname. Tak heran apabila kecurigaan Ruud Gullit itu ternyata orang Jawa begitu besar.

Adapun orang Indonesia yang dipekerjakan di Suriname atau di negara-negara lain oleh Belanda pada masa itu, tentunya bekerja sebagai budak, bukan sebagai karyawan atau ekspatriat.

Cornelis Chastelein sebagai penguasa Depok pertama di tahun 1693, memiliki banyak budak dari berbagai daerah dan suku-suku di Indonesia. Mereka datang dari Bali, Ambon, Bugis, Bima (Nusa Tenggara), Pulau Rote, Jawa, juga Sunda. Kabarnya ia orang yang anti perbudakan, apalagi bila budak itu beragama Kristen Protestan. Untuk itu Chastelein menawarkan kebebasan pada budaknya bilamana bersedia mengkonversi keyakinannya menjadi Kristen Protestan.

Dalam jaman yang masih mengenal perbudakan, Chastelein justru menerapkan sistem upah pada para budaknya yang kemudian dimerdekakan dan diubah status menjadi koelie alias pekerja, bekerja dan mendapatkan upah, bukan bekerja tanpa gaji apa-apa sebagaimana layaknya budak. Sejalan dengan waktu, ia juga berhasil membawa Depok menjadi kota yang nyaman untuk jadi tempat tinggal hingga sekarang.


Tak heran para pekerjanya begitu kehilangan ketika ia meninggal dunia tanggal 28 Juni 1714. Nama Cornelis Chastelein begitu dikenang, hingga oleh anak keturunan dari para pekerjanya didirikanlah Lembaga Cornelis Chastelein (LCC) yang bertempat di Jl. Pemuda No.69, Depok Lama, Depok 16431.

LCC kini berbentuk yayasan dan bergerak dalam bidang pendidikan lewat sekolah bernama SMA Kasih, pun melestarikan aset warisan peninggalan Cornelis Chastelein agar tidak tergusur, punah dan tergerus oleh pembangunan kota juga perkembangan jaman.


Belanda Depok dan Sejarah Depok


Kata Belanda Depok ini cukup satir, sering dijadikan bahan ejekan anak-anak sekolah pada temannya yang berkulit putih dan berambut merah kecoklatan di Jakarta dan sekitarnya. Meski begitu, tidaklah benar sebutan ini dilekatkan pada fisik tertentu sebagai bahan celaan.

Sejarah Depok seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, para budak Cornelis Chastelein yang akhirnya dibebaskan dan jadi pekerja, meneruskan tempat ini turun-temurun. Mereka menjaga tempat-tempat peninggalan bersejarah kota Depok.

Merekalah warga pertama yang mendiami tempat ini bersama tuannya, Cornelis Chastelein. Ketika tuannya meninggal, ratusan budaknya dikelompokkan menjadi 12 fam atau marga dan mendapat wasiat darinya untuk merawat perkebunan. 12 marga tersebut adalah Laurenz, Loen, Leander, Jonathans, Joseph, Yakob, Sudira, Samuel, Zadoch, Isac, Bakas dan Tholence.

Mereka menolak sebutan Belanda Depok, dari dulu hingga sekarang.

Seperti yang dikutip dari okezone.com, Ketua LCC, Rene Roland Loen mengatakan, "Kami ini sejak dulu orang Indonesia. Leluhur kami hanya sebagai pekerja di perkebunan milik Cornelis. Secara otomatis kami dididik dengan pola dan gaya hidup Belanda. Lalu siapa sebenarnya yang dipanggil Belanda Depok?"

Suzanna Leander, pengurus LCC juga menambahkan, "Kami tersinggung jika dipanggil Belanda Depok, itu penghinaan buat kami. Belanda kan kulitnya putih rambutnya pirang. Kami itu pribumi, beda. Kami bukan penjajah. Lebih baik sebut kami budaknya Chastelein, karena memang begitu kenyataannya," tegasnya saat berbincang dengan okezone.

Warisan Chastelein yang dikelola dan oleh LCC lumayan banyak, kesemuanya itu adalah aset sejarah kota Depok yang perlu dilestarikan. Bekas rumah megah Chastelein berubah menjadi Rumah Sakit Harapan. Dari yang dulunya sekolah untuk para budak yang didirikan Chastelein, kini telah berubah menjadi SD Pancoran Mas 2. Tanah yang dulunya bekas perkebunan, kini telah menjadi lapangan bola di samping Rumah Sakit Hermina. Pun masih banyak lagi lainnya.

Sementara rumah saya di Studio Alam?

He he he, saya nggak tau pasti. Bisa jadi daerah tempat saya tinggal dulunya adalah hutan bambu yang nggak jelas dan belum dikelola serius oleh Chastelein di masanya.





Luqman Hakim
Dari berbagai sumber


Catatan: Ditulis buat mengikuti syarat Lomba Blog Depok, 17 Juli – 17 September 2010 (http://lombablogdepok.com/)



Sumber gambar:
Gambar 1: Cover buku cetakan pertama Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, Aga Press, 1980
Gambar 2: Logo VOC di salah satu kastil di Cape Town, Africa Selatan, properti foto milik David Cohen
Gambar 3: Logo Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, Depok
Gambar 4: Rumah milik Rijklof Loen, foto tahun 1935, properti foto milik dari depok.nl



Friday, April 2, 2010

April Mop, Hari Pembantaian Umat Muslim(?)


Sori, terpaksa tulisan "Tentang April Mop" saya nonaktifkan komentarnya demi tidak menambah polemik dan saya mulai dengan yang baru di sini. Harapannya adalah melihat sisi April Mop dari banyak sisi, dari banyak sumber untuk sama-sama memperkaya khazanah berpikir...

Tulisan ini sebenarnya sudah ada di komentar saya untuk Mbak Nurina Utami di tulisan "Tentang April Mop" yang sudah saya nonaktifkan komentarnya itu, tapi memang ada baiknya tulisan ini dikhususkan buat kita semua sebagai bahan diskusi bersama.




April Mop itu debatable, apakah hari penghinaan terhadap umat Islam atau bukan?

Apakah benar pada tanggal 1 April 1487 M itu merupakan hari pembantaian massal di Malaqah, Spanyol?

Mari kita bongkar sama-sama akar permasalahannya.

Sejauh yang saya tahu, Islam di Spanyol itu ada pada masa periode 711-1492 M, di mana penaklukan Spanyol memang ada pada panglima Tariq bin Ziyad dengan pemimpin Khalifah Al Walid I. Tariq mendarat di Gibraltar sampe Semenanjung Iberia yang daerah itu lebih dikenal dengan nama Andalusia (الأندلس).

Pertanyaan paling mendasar, siapa yang memberi nama Andalusia?

Ada sumber yang bilang kalo ini berasal dari salah satu suku jajahan Jerman yang hidup di masa periode 407-429 M, namanya suku Vandal. Meski lagi-lagi, sulit ditelusur kebenaran pasti tentang sejarah sebelum abad ke-14. Sejarah di bawah masa itu sangat sukar dicari runutan bukti otentiknya, tak heran cerita yang mengalir dari mulut ke mulutlah yang dijadikan acuan.

Balik tentang cerita Islam di Spanyol yang sempat memerintah sekitar 7 abad, di mana kronologi sejarahnya memang melewati berbagai fase:
  • 711-756 M - Bentuk pemerintahan Emirat yang berpusat di Damaskus
  • 757-759 M - Membentuk pemerintahan Emirat sendiri, sayangnya saya lupa apa namanya, coba nyari-nyari di google juga nggak ketemu. Sepertinya saya musti buka buku tentang sejarah Islam lagi nih buat dapetin sumber lebih otentiknya.
  • 929-1031 M - Masa Kekhalifahan Cordoba
  • 1031-1091 M - Masa Pemerintahan Taifas I
  • 1091-1145 M - Masa Pemerintahan Al-Murabitun
  • 1145-1151 M - Masa Pemerintahan Taifas II
  • 1031-1212 M - Masa Pemerintahan Al-Muwahidun
  • 1212-1492 M - Masa Pemerintahan Kerajaan Granada
Buat temen-temen yang muslim, sama guru-guru ngaji kita pastinya sering diceritain kalo Islam masuk ke tanah Spanyol di jaman Khalifah Umayyah, tahun 661 M, daerah kekuasaannya terbentang dari perbatasan barat Cina sampe Prancis Selatan, di mana masuk juga daerah-daerah seperti Afrika Utara sampai Spanyol dan Perancis di Barat Sind, dan Transoxiana Asia Tengah di Timur. Ibukotanya yang terkenal itu bernama Damaskus.

Cerita yang didapat saat kita kecil tentang Islam di Spanyol itu agak simpang-siur dalam kenyataan fakta sejarah. Sebenernya dari kapan Islam udah ada di sana?

Pun cerita tentang pembantaian umat muslim di Spanyol, dari kecil saya udah pernah mendengarnya, tapi pengkait-kaitannya dengan tanggal 1 April ini jadi pertanyaan.

Media berita Islam, eramuslim.com pernah nulis, "April Mop, Hari di mana Umat Muslim Dibantai", tapi sayang penulisnya (maaf) sepertinya nggak ngeriset dengan teliti. Di situ tertulis bahwa pada tanggal 1 April tahun 1487 M bertepatan dengan 892 H, hari di mana terjadi pembantaian umat Muslim. Kalo saya yang jadi Pemrednya, minimal yang jadi redakturnya, bakalan saya omelin itu penulis, karena datanya dipertanyakan.

Tahun 1487 M itu masih ada pemerintahan Kerajaan Granada meski memang nggak stabil. Kerajaan Granada itu runtuh tahun 1492, di sini juga era di mana keruntuhan Islam di Spanyol. Masa-masa pembantaian itu ada pada tahun 1500-an Masehi pada masa pemberontakan. Ada satu kisah heroik tentang kepahlawanan Islam, Syekh Ahmad Izzah Al-Andalusy yang dulunya memusuhi Islam berbalik jadi pembela Islam, itupun ada di tahun 1525 M.

Maaf banget sebelumnya bila saya berkomentar bahwa memain-mainkan data dan sumber sejarah itu berbahaya, orang yang nggak mahfum bisa salah tangkap dan ketaqlidan itu yang akhirnya menguasai nalar dan logika berpikir. Padahal surah pertama yang diterima Rasulullah SAW itu surah Al-Alaq 1-5, kita disuruh "belajar" biar pinter tapi juga nggak minteri. Jelas-jelas ayat pertamanya begini:


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan

Subyektif saya bilang ada banyak hal yang meragukan tentang data pembantaian umat Muslim di tanggal 1 April tahun 1487 M ini.

Untuk konteks becanda yang sampe menipu orang lain hingga marah apalagi sampe menderita, jelas saya sangat menolak dan membenci becandaan model begini. Becanda itu harus yang sehat tanpa harus menipu orang apalagi sampe kelewat parah. Tapi pernyataan yang bilang tanggal 1 April adalah hari pembantaian umat Muslim di Spanyol, sepertinya memang harus dikaji lagi deh sumber-sumbernya.

Dengan segala kelemahan dan kekurangan, maklum manusia, diskusi ini terbuka untuk umum untuk dikaji dari banyak sisi selama tidak saling menjatuhkan. Bebas kok berpendapat dan berkomentar di halaman ini selama nggak ada niatan buat menghujat keyakinan dah kepercayaan satu sama lain sesama temen.

Saya hanya membawa misi saling mengingatkan dan saling mengoreksi, bahwa dalam kajian-kajian Islam sendiri dalam kebaikan bersama, bilamana ada yang perlu dikoreksi, ya akui aja tanpa harus malu ngakuin kalo itu salah tulis, salah sebut dan salah ngomong. Toh kita masih manusia, belom jadi tuhan dan nggak akan pernah bisa jadi tuhan meski dengan "t" kecil sekalipun. Adil itu perlu deh, adil buat semua sebagai rahmatan lil 'alamin...

Jangan salah persepsi dulu dengan tulisan ini, dengan kritis banyak mempertanyakan begini bukan berarti saya jadi berpikir kelewat liberal seperti JIL, hanya saja saya tak rela ada yang ditambah-tambahi dan dibumbu-bumbui dalam konteks menjaga kekuatan dan ukhuwah Islam tapi kebenarannya dipertanyakan, lho, itukan sama juga dengan jahat, nggak beda dengan gosip entertainment yang penting pernyataan dulu, kebenaran masalah belakangan. Kalo memang iya benar, sumber-sumbernya juga perlu dimasukkan sebagai fakta, data dan bukti yang memang benar-benar otentik...

Lain hal bilamana ada fakta, data dan bukti otentik yang menyatakan bahwa tanggal 1 April 1487 M itu adalah hari pembantaian umat Muslim di Malaqah di jaman Kerajaan Granada. Saya pun akan terdiam dan meyakini bila kebenaran itu memang benar adanya.

Yang paling penting memang, saling menjaga ukhuwah dalam kejujuran itu sendiri bersama-sama, toh Islam itu agama rahmatan lil 'alamin...




Sumber Gambar:

Muslim Massacre Game alias permainan game komputer tentang pembantaian umat Muslim. Dikembangkan Eric 'Sigvatr' Vaughn di Amerika Serikat tahun 2008 sebagai game freeware berplatform Windows. Tujuan permainan ini adalah untuk memastikan bahwa tidak ada orang muslim atau wanita yang tersisa di dunia dalam keadaan hidup, semuanya harus mati sampai pada pemimpinnya dari Osama bin Laden, Nabi Muhammad SAW sampai Allah sendiri...

Menyedihkan!

Beberapa ormas Islam seperti Islamic Council of Queensland, Muslim Council of Britain memprotes keras pelecehan model begini dan meski becandaan yang sudah kelewat batas hingga menghina umat Islam seluruh dunia, tapi tak pernah ada tindakan hukum yang tegas untuk Eric 'Sigvatr' Vaughn sampai saat ini...




Monday, March 22, 2010

Festival Aneh di Jepang akan Segera Berlangsung



Sumber: http://shimesaba.dyndns.org
Kanamara Matsuri (かなまら祭) adalah sebuah upacara perayaan tahunan dalam kebudayaan Shinto sebagai ucapan terima kasih atas berkah panen yang melimpah dan segala macam kemakmuran dan kesuburan. Diperingati di Kawasaki, Jepang setiap minggu pertama bulan April, di mana tahun 2010 ini jatuh pada hari Minggu, tanggal 4 April.

Perayaan yang aneh, kesuburan dilambangkan dengan penis-penis raksasa yang terbuat dari besi dan kayu dan diusung serta diarak di jalanan.

Awalnya dimulai dari para 'geisha' yang berdoa di kuil Shinto agar dijauhkan dari penyakit seksual menular. Maklum, profesi mereka rentan akan penyakit model beginian. Para pelacur Jepang itu membuat dan membentuk penis raksasa dan dibawanya ke kuil untuk diberkati dan didoakan.

Sumber © Khorzhevska - Fotolia.com
Legenda lain mengatakan bahwa ada setan bersembunyi di dalam diri seorang gadis muda hingga ia membinal dan meliar tanpa sadar. Hingga satu saat ketika menikah, suaminya kesusahan akan si istri di malam pertama. Oleh pendeta Shinto, pandai besi diminta untuk membuat alat kelamin laki-laki yang terbuat dari besi untuk membunuh setan yang ada di dalam gadis tersebut. Upacara mengusir setan yang sangat bisa ditebak, yang pasti sama persis seperti adegan dildo dalam film-film tak berbaju.

Upacara Kanamara Matsuri ini terus berlangsung sejak tiga ratus tahun lalu hingga sekarang dan menarik turis-turis lokal pun mancanegara hingga menjadi objek wisata kota Kawasaki, Jepang. Ratusan bahkan ribuan orang tumpah ke jalanan, merayakan festival dan upacara yang aneh ini. Beragam pernak-pernik aneh dijajakan dan tak perlu ditanya apa seperti apa souvenir-nya, semuanya berbentuk alat kelamin! 

Sumber: 252N94DH@youtube
Jadi bilamana ingin melihat hal-hal yang aneh dan tak masuk akal, ada penis raksasa di diusung di jalanan, bukan cuma dipamerkan melainkan juga didoakan bahkan diberkati, datanglah setiap tanggal 4 April ke Kawasaki, Jepang.


Bilamana ingin menyadur tulisan ini, mohon untuk mencantumkan sumber aslinya. luqmanhakim.multiply.com

Note: Disarikan dari berbagai sumber