Sunday, August 28, 2011

Catatan Kecil tentang Islam Indonesia



PERINGATAN KERAS! TULISAN INI BUKAN CERAMAH AGAMA!




12,9% penduduk bumi yang beragama Islam ada di Indonesia1, hal yang juga yang membuat negara ini menjadi tempat populasi terbesar penganut ajaran Nabi Muhammad SAW dari seluruh dunia.

Timbul pertanyaan; apabila Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak beragama Islam, apakah negara ini merupakan negara Islam?

Bongkar lagi pelajaran sejarah saat masih sekolah dulu, bagaimana kemerdekaan ini didirikan oleh para pendiri bangsa. Dalam elemen pertama Pancasila ketika dirumuskan oleh panitia sembilan tanggal 22 Juni 1945, hasilnya yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta, pada bagian tulisan susunan negara yang berkedaulatan rakyat, elemen pertamanya ditulis berdasar pada;

"Ke-Toehanan dengan kewadjiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja"

Ini merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa yang tergabung dalam panitia 9 yang diketuai oleh Soekarno dengan anggota Moehammad Hatta, Moehammad Jamin, Alexander Andries Maramis, Achmad Subardjo, Wachid Hasjim, Kahar Muzakkir, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.

Sampai akhirnya ketika Indonesia merdeka, di hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, kalimat itu dipersingkat menjadi;

"Ke-Toehanan Jang Maha Esa"

Kalimat itu dipersingkat atas dasar usulan Ketua PP Muhammadiyah periode 1942-1953, Ki Bagoes Hadikoesoemo yang berpendapat bahwa negara Indonesia bukan diperjuangkan oleh orang-orang Islam saja, tapi oleh semua kalangan, oleh semua golongan yang juga bukan beragama Islam.

Jelas, berdasarkan sejarah pendirian negara ini, Indonesia bukanlah negara Islam.


Kedatangan Islam di Indonesia

Islam adalah agama yang menganut keyakinan monotheisme, mengakui hanya ada satu Tuhan yaitu Allah dengan berpedoman pada Al-Qur'an, wahyu Illahi yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW dan Al-Hadits, perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW yang disarikan oleh para alim ulama terdahulu yang terlebih dahulu diujikan kebenarannya apakah benar datang dari perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW atau hanya sekedar bohong belaka. Adapun Al-Hadits sendiri memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Islam menyebar ke seluruh penjuru bumi, juga masuk ke Indonesia dengan berbagai macam catatan sejarah yang berbeda. Menurut Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn al-Mas'udi (896-956), sejarawan dan ahli geografi asal Mesir, ia menyatakan bahwa sejak tahun 675 M ada utusan Arab di masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan yang berkunjung ke Kerajaan Kalingga dengan lokasi kerajaan di antara Pekalongan dan Jepara. Al-Mas'udi juga menyatakan bahwa sejak tahun 648 Masehi, ditemukan adanya koloni Arab muslim di pantai timur Sumatra2.

Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang Gujarat sekitar abad ke-12 Masehi, namun teori ini dibantah karena para pedagang Gujarat ini beraliran Syiah sementara Islam Indonesia lebih pada aliran Sunni dengan Mazhab Syafi'i.

Pendapat ini simpang-siur, hingga HAMKA mencoba menjembatani dasar pernyataan tadi dengan merujuk pada tarikh-tarikh sejarah yang ada ditambah dengan prasasti-prasasti yang mencatat adanya perkembangan Islam di Indonesia, ia merujuk pada naskah kuno Tiongkok yang menyatakan bahwa kelompok bangsa Arab telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) yang nantinya akan menjadi kerajaan Sriwijaya3.


Besar tapi Bodoh

Seperti halnya Unta, besar di Arab tapi tak bisa berbahasa Arab, inilah Indonesia. Negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam, namun belum bisa mencerminkan perilaku orang Islam. Okelah, bila kita mengacu pada dasar negara yang dibuat oleh para pendiri bangsa bahwa negeri ini bukanlah negara Islam, namun setidaknya bila 85,2% penduduk negeri ini beragama Islam, sudah sewajarnya pola-pola Islami yang ditampilkan, meski tidak harus mengklaim atau bahkan menyamaratakan semuanya harus Islam.

Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah ajaran tentang keindahan, hal yang mengenai estetika kehidupan, Berkaca pada toleransi beragama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lewat Piagam Madinah, semua bisa hidup aman, damai dan tentram dalam segala perbedaan. Toh jelas-jelas disebutkan dalam Al-Qur'an;

لَآ إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِ‌ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَىِّ‌ۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut (tuhan selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."
(Q.S. Al Baqarah: 256)

Tak ada paksaan, tak ada kekerasan. Tafsir dari surah Al Baqarah: 256 ini, Ibn Jarir at-Thabari mengeluarkan riwayat melalui jalur Sa‘id atau ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas yang menyatakan bahwa ayat ini diturunkan kepada lelaki Anshar Bani Salim bin ‘Awf; ada yang menyebutnya al-Hushayn. Ia memiliki dua anak lelaki Nasrani, sementara dia sendiri Muslim.

Ia lalu bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Tidak perlukah aku memaksa mereka berdua, karena mereka telah enggan kecuali tetap memeluk Nasrani?" Kemudian, dalam hal ini Allah menurunkan ayat tersebut melalui Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaannya, apakah perlu mengislamkan seluruh rakyat Indonesia atau malah membuat konstitusi negara ini berdasarkan atas azas Islam?

Oleh karena itu beberapa kelompok dan golongan yang ingin mengembalikan Piagam Jakarta menjadi dasar negara sepertinya bukan hal yang bijak, mengingat perjuangan bangsa ini bukan sepenuhnya didasarkan atas keinginan mendirikan negara Islam, melainkan membuatnya jadi bangsa yang mandiri dan penuh toleransi. Seperti yang diajarkan Rasulullah SAW lewat Piagam Madinah.

Jadi, tak perlulah rasanya membakar warung-warung yang buka ketika Ramadhan, memukul orang-orang yang tak berpuasa di jalanan, menghakimi jiwa-jiwa yang masih labil dan bingung dengan kehidupan di masa sekarang. Yang terpenting, tak perlulah membuat segala bentuk kekerasan yang rasanya jauh dari ajaran Islam demi mengkultuskan bulan Ramadhan dan ingin dihormati ketika berpuasa. Riya sekali rasanya, beribadah karena ingin dipuji, dihormati.

Ramadhan tinggal 1 hari lagi. Semoga Idul Fitri besok jadi hal yang baru dalam memandang Islam sebagai agama pembawa damai dan kesejukan.

Selamat Idul Fitri 1432 H


Sumber gambar: productiveramadan.com

Catatan Kaki:
1 CIA World Factbook 2007, "Indonesia: International Religious Freedom Report 2007"
2 Buku "Murūj adz-dhahab wa ma al-ʿ Adin Jawahir (The Meadows of Gold and the Mines of Gems) ditulis oleh Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn al-Mas'udi tahun 947 M.
3 Buku "Sejarah Ummat Islam", ditulis oleh Prof. Dr. HAMKA jilid 1 sampai 4, tahun 1938 s.d. 1950