Tuesday, September 6, 2011

Teater Mimpi


Bila bisnis hiburan tidak menerapkan manajemen yang baik, bisa berakibat kebangkrutan seperti yang dialami oleh John Harris dan Alan Weber, pemilik 812 Cinema yang dikenal dengan nama Dream Theater (Teater Mimpi).

Dream Theater yang ini adalah sebuah gedung bioskop kecil di daerah Monterey, California, Amerika Serikat. Pembangunan dimulai tahun 1974 dan dibuka untuk umum di bulan Juli 1975, terletak di sudut Prescott dan Lighthouse dengan alamat 301 Prescott Ave, Monterey, CA 93940.

Namun sayang, karena kesulitan pendanaan, di tahun 2000 gedung ini dibongkar, 812 Cinema dan Dream Theater ditutup untuk umum. Beberapa orang yang merasakan nostalgia akan gedung bioskop ini, membuat akun di facebook untuk mengenangnya.

* * * * *


(dari kiri ke kanan) John Ro Myung, Michael Stephen Portnoy, dan John Peter Petrucci di tahun 1985.
Tahun 1985, tiga orang anak muda bernama Michael Stephen Portnoy, John Peter Petrucci dan John Ro Myung, mahasiswa Berklee College of Music sedang gemar-gemarnya ngeband untuk tugas-tugas kuliah. Mereka kerap memainkan lagu-lagu Rush dan Iron Maiden, musikalisasi yang tergolong rumit untuk dimainkan.

Portnoy, Petrucci dan Myung berada dalam band yang belum bernama. Setahun kemudian di tahun 1986, ayah Portnoy, memberikan usulan nama Dream Theater, tempat di mana Portnoy kecil sering diajak menonton bioskop ketika mereka masih tinggal di Monterey, California.

Dream Theater, band yang dibentuk di Massachusetts, bertahan lama dan besar hingga sekarang.

* * * * *

Musik Dream Theater beraliran rock progressive, tergolong musik yang rumit dan sulit untuk ditiru karena musisinya lebih mengandalkan skill bermusik. Bagi penggemar musik Jazz yang suka dengan banyaknya improvisasi-improvisasi nada di tengah musik, Dream Theater juga melakukannya. Bedanya ciri khas yang ditampilkan di sini lebih ciri musik rock pada umumnya. Karakteristik dengan irama tegas, raungan distorsi gitar, dengungan bas yang kuat, dentuman drum yang keras dan bertenaga serta irama dengan tempo yang cepat nan menggelegar.


Saya mulai menyukai band ini sejak SMA, ketika membeli album kedua mereka, Images and Words (1992). Salah satu lagu yang saya suka itu Another Day, bercerita tentang bagaimana kita menjalani kehidupan, mencari alasan untuk tetap bertahan hidup dengan melewati hari demi hari. Lagu-lagu mereka memang berisi tentang filsafat dan kontemplasi kehidupan, dari pertanyaan besar tentang apa itu hidup dan kehidupan hingga semangat yang menyertainya.

Salah satu lagunya yang pernah menyemangati saya itu The Spirits Carries on, ada di album Metropolis Pt.2 Scenes From A Memory (1999). Cerita tentang kehidupan yang terus berjalan dengan segala pertanyaan yang tak terjawab hingga kita meninggal kelak dan dilupakan orang. Namun semangat itu yang tetap harus ada, semangat itu yang tak boleh hilang.

I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try

 
The Spirits Carries on, lagu ini juga yang menjadi salah satu acara Roadrunner Record awal tahun 2011 ketika mereka mencari pengganti Mike Portnoy, drummer mereka yang keluar lewat audisi untuk Dream Theater. Portnoy keluar karena memproduseri band Avenged Sevenfold bahkan mengisi drum di sana sebagai additional player. Personil Dream Theater lainnya jelas kehilangan karena Portnoy merupakan drummer handal yang sulit dicari gantinya. Hingga akhirnya dapat juga penggantinya, Mike Mangini, mantan drummer band Extreme, teman kuliah mereka yang kini menjadi profesor di almamaternya, Berklee College of Music.

Dream Theater, band dengan musisi-musisinya segudang prestasi.

dari kiri ke kanan) Mike Mangini (drum), John Myung (bas), James LaBrie (vokal), Jordan Rudess (keyboard), John Petrucci (gitar)
John Myung menggunakan bas yang tak lazim, bas dengan enam senar, ia pun beberapa kali dinobatkan sebagai basis terbaik sepanjang masa oleh beberapa asosiasi industri musik dunia. John Petrucci juga sama, menggunakan gitar Ibanez tujuh senar dan sering mendapat penghargaan sebagai gitaris dan shredder terbaik dunia. Mike Portnoy tak usah ditanya, bila drummer kebanyakan menggunakan dobel bas, dia memakai triple bas dengan beragam perkusi rumit dijejerkan di antara tom-tom drumnya. Tak heran bila Dream Theater kesulitan mencari pengganti Portnoy, namun dengan kedatangan Mike Mangini, energi musik Dream Theater tetap hidup dan sama seperti dulu.

Dream Theater, Teater Mimpi yang menceritakan tentang filsafat kehidupan dalam musikalisasi yang sangat baik dan berkualitas, jauh dari musik asal-asalan yang sekedar mengikuti selera pasar.



Foto-foto diambil dari dreamtheater.net dan internet, video diambil dari youtube