Wednesday, March 26, 2008

Hati-Hati dengan Keinginanmu!

Minggu, 23 Maret 2008

Saya dan istri menonton film Ayat-Ayat Cinta (AAC) di Depok Town Square (DETOS). Tergolong terlambat memang, saat orang lain sudah menontonnya jauh-jauh hari dan jadi buah bibir perbincangan yang hangat, saya malah baru nonton. Tololnya lagi, novelnya belum sempat saya baca ketika menonton film itu. Baru setelah menonton, langsung saya cari novelnya, saya baca dan saya buat tulisan ini...

Di gedung bioskop, ada pasangan kakek-nenek yang jalannya pun susah-payah tapi sambil bemesraan bergandengan, mereka berdua menonton film itu. Duduk tak jauh dari saya dan istri. Pikiran tentang kenapa mereka setua itu masih mau menonton AAC terbawa-bawa di benak.

Jam 2.15 siang film itu baru diputar. Adegan demi adegan mengalir. Ada sisi romantis sentimentil yang dikedepankan di situ. Fahri (Fedy Nuril) dikisahkan sebagai sosok pemuda ideal oleh Habiburrahman El Shirazy sebagai pengarang buku AAC. Jalan ceritanya memang unik dan beda dengan karya sastra kebanyakan. Kang Abik, begitu panggilan si pengarang AAC ini mengemas sisi romantisme sentimentil seorang pemuda islam yang lurus dan ideal. Baik budi, santun, muslim yang taat dan sulit rasanya menemukan laki-laki seperti Fahri di jaman sekarang. Sampai akhirnya ada konflik yang mempertajam alur cerita. Lembar demi lembar buku makin membuat penasaran pembaca untuk melahapnya, sampai scene demi scene film pun membuat penonton makin membelalakkan mata untuk menuntaskannya.

Berbedanya kisah AAC dengan novel-novel cinta kebanyakan lainnya ini yang membuat orang berpaling ke sini. Kang Abik yang memang pernah studi di Kairo Mesir ini membawakan genre dengan nuansa Islami. Digambarkan bahwa Islam itu indah, Islam itu kasih, Islam itu penuh dengan nilai-nilai ketatanan yang saling mencintai dan menghormati sesama. Pun pada yang bukan seagama.

Tentang Cinta. Itulah yang diangkat. Kisah klasik yang tak pernah basi. Mengutip kata-kata awal Novel Fatimah Chen Chen (FCC) karya Motinggo Busye, "Setiap orang mempunyai kenangan pahit dan indah dalam hidupnya..." Begitu menonton, saya justru tak bisa menangkap adanya kenangan pahit tokoh-tokoh AAC di sini. Yang ada justru kenangan yang yang memang dibuat-buat dengan sengaja untuk mengaduk-aduk perasaan pembaca dan penonton AAC. Wajar, sebuah cerita fiksi memang bertujuan untuk itu.

S
empat terlintas dalam pikiran saya, Kang Abik ini tengah menciptakan tokoh ideal di tengah tatanan masyarakat hipokrit saat ini. Satu sosok yang sangat ideal, sosok pemuda Islam yang berjuang dalam kehidupan hipokrit namun tanpa sedikit pun melupakan tatanan hidup bermasyarakat. Kisah klasik tentang cinta yang diangkat AAC ini pula yang akhirnya membuat saya tersadar, kenapa kakek-nenek yang saya lihat di DETOS itu menonton AAC berduaan dan bermesraan layaknya bak pasangan-pasangan muda.



Dalam hidup sebenarnya banyak ruangan-ruangan yang tercipta. Ruangan-ruangan itu kita buat sendiri dan kita kotak-kotakkan sendiri. Ada ruang batiniyah tentang agama dan ruhani, di mana kerinduan Ilahiyah mencari Tuhan takkan pernah surut. Namun ruang itu bisa kalah menarik dengan ruang pertemanan dan persahabatan, ruang yang selalu mengisi hari-hari di seluruh kehidupan. Ada juga ruang tentang keluarga beserta isinya, orang tua, kakak, adik, istri dan anak yang mewarnai di dalamnya. Pun belum lagi ruangan-ruangan darurat lain yang terkadang kita buat, semacam gubuk semi permanen yang siap dihancurkan bila tak dimaui atau ditingkatkan menjadi bangunan permanen bila diharapkan. 

Ruangan itu bernama keinginan. 

Keinginan untuk menyimpang, pun keinginan yang mengarahkan pada kebaikan.

Saya ingin mengutip sebuah kisah sufi dari buku yang pernah saya baca, namun lupa siapa pengarangnya;
Alkisah ada 2 orang kakak beradik yang berbeda karakter. Si Adik adalah orang yang sangat taat pada agama, segala hal yang dianjurkan oleh Islam dilakukannya dan segala yang dilarang dijauhi. Si kakak adalah kebalikan, segala hal yang berbau maksiat sudah pernah dilakoni. Belum pernah ada kemaksiatan yang luput darinya. Mereka berdua masih memiliki orang tua, seorang ibu yang selalu tak bosan-bosannya menasehati dan mendoakan si kakak agar kembali ke jalan yang benar seperti si adik.

Sampai suatu hari, Si kakak yang setiap harinya selalu melakukan perbuatan maksiat berpikir dan merasa bosan dengan kehidupannya. Ia ingin sekali-sekali seperti adiknya, pergi ke masjid dan melakukan hal-hal yang diperintah agama dan menjauhi yang dilarangnya. Sebaliknya si adik yang setiap harinya melakukan kebaikan juga berpikir dan merasa bosan dengan kehidupannya. Ia ingin sekali-kali melakukan perbuatan maksiat dan setelah itu kembali ke jalan agama. Toh Allah Maha Pengampun.

Di hari itu, mereka melakukan hal yang tak lazim yang biasa mereka lakoni. Si kakak yang biasanya ada di sebuah lokalisasi, berzinah dan mabuk-mabukan sampai pagi menjelang tiba-tiba beritikaf di masjid. Si adik yang biasa ada di masjid kini ada di lokalisasi. Allah berkehendak lain.

Di hari itu terjadi gempa bumi. Semua bangunan runtuh. Banyak yang meninggal di hari itu. Keesokan harinya ketika semua mayat diangkat di tempat itu, masyarakat yang mengetahui kakak-beradik ini terkejut dengan fenomena yang mereka lihat. Si kakak yang mereka kenal sebagai tukang maksiat meninggal di antara reruntuhan masjid tengah memegang Al Qur'an. Si a
dik yang mereka kenal sebagai orang alim yang baik meninggal di reruntuhan lokalisasi dalam kondisi memeluk pelacur dan memegang botol minuman keras. Mereka bertanya-tanya hingga akhirnya ketika seorang Kyai menanyakan perihal aneh itu, menyelidiki sampai ke sikap dan perbuatan mereka sehari-hari pada ibu mereka.

Si Ibu berkata, "Setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik saya selalu mendoakan si kakak agar bisa menjadi orang yang baik dan dicintai Allah."

Kyai bertanya, "Bagaimana dengan si adik? Apakah ibu juga mendoakan?"

Si Ibu menjawab, "Saya mendoakan juga, tapi tak sesering si kakak. Karena saya berpikir bahwa si adik itu sudahlah baik dan sudah dijaga oleh Allah. Namun saya tak pernah bisa mengerti dengan faktor keinginan itu hingga terjadi kejadian seperti ini." Isak tangis si ibu melihat kedua anaknya meninggal dalam kondisi di luar dugaannya.
* * * * *

Hati-hati dengan keinginanmu!

Siapa yang berpikir bahwa si baik itu akan selamanya baik?

Siapa yang berpikir bahwa si jahat itu akan selalu menjadi jahat?

Banyak kisah yang menceritakan tentang kebaikan menjadi jahat. Anakin Skywalker yang baik di dalam cerita Star Wars pun akhirnya menjadi tokoh jahat bernama Dart Vader. Sebaliknya banyak kisah yang menceritakan kejahatan berbuah kebaikan seperti di banyak cerita apapun.

Di dunia selamanya tak ada yang abadi, tak ada yang kekal.

Tak ada kebaikan yang kekal, pun tak ada kejahatan yang kekal.

Salah satu doa terbaik adalah doa Khusnul Khatimah, di mana ketika nyawa ini dicabut dari jasad, selalu dalam keadaan mengingat Allah, separah apapun kehidupan kita di dunia...

Untuk itu, kenapa diperlukan banyak sahabat, banyak karib-kerabat untuk selalu saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan, pun juga dalam kejahatan.

Bahwa, t
ak pernah ada yang abadi di dunia ini...
 
 
Luqman Hakim
Rabu, 26 Maret 2008

33 comments:

Ponti Indra said...

nice article Mas...
saling mengingatkan...
TFS ya
^_^

Luqman Hakim said...

Sama-sama Mas Ponti...
Dan makasih juga udah mau baca. Padahal kalo mau tau ini tulisan ngaco, tulisan awal sama endingnya nggak sepaham, nggak sejalan, ha ha ha...

Riza Ishar said...

Hmmm bener bener keren kalimat demi kalimat gw baca mas..

Luqman Hakim said...

Ah... Kakak Riza bisa aja.

Tulisan ini termotivasi setelah baca tulisan istrimu Aisha di blog multiply-nya yang membahas tentang Ayat-Ayat Cinta. Tulisan ini cuma melanjutkan saja...

Danta Photography said...

Sangat bagus artikelnya, lugas dan mengena kata-katanya! Salut.. =)

Thx for sharing

Luqman Hakim said...

Makasih Mas Ucup...

dita ku said...

setelah ntn filmnya kini menunggu vcdnya :D

Luqman Hakim said...

Yang pinjeman apa yang bajakan Dit?
Ha ha ha...

veny iman said...

booo.... gak nyangka kata2 ini keluar dr casing lu yg geblek...hehe... bagus luqman fahri... :)

Kizz JD said...

serius banget man...

Robert AA said...

Tumben Elo Sadar Man...

Biasanya kan elo nonton Bokep..

d . said...

wah reviewnya lengkap plus analogi2nya.. :D

Luqman Hakim said...

Halah... Casing!
Susah deh kalo mantan teknisi komputer Mangga Dua yang berkomentar, ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Serius???
Halah! Kakak Kizz pasti tengah meracau...
Ini lagi mabuk! Bukan serius!

Luqman Hakim said...

Obet udeh pernah ditabok belom?

Doain gw naek haji... Ntar bokep-bokep gw yang 500 GB gw warisin ke elo, berikut dosa-dosa gw, ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Halah Dini... Dini...
Tulisan mabuk. Besok juga paling ngaco...

Elvi 0501 said...

ini tulisan apa pengalaman pribadi Man, mantapppppp....

Luqman Hakim said...

Tulisan mabuk berat Elpihhhh....

Elvi 0501 said...

masa lu mabuk setiap saat sihhhh.. sekali-2 kan bisa nyadar juga.. buktinya bisa nulis kayak gini.. duhh si Buluk yg udah kembali ke jalan yg bener..hahahaiha... sayangnya gak mirip si Fahri.. gak mungkin pasttiii

ieyin g. ishar [Ai] said...

Artikel kakak bagus sekali..

Luqman Hakim said...

Kurang ajaaaarrr..!!!
Dezikkk..!!!

Luqman Hakim said...

Ah kakak Aisha bisa aja....
Jadi malu... He he he (*dezik!* Sambil menampol diri sendiri)

dita ku said...

asli dooooooooooooong, eh besok jadi kan?

Luqman Hakim said...

Insya Allah 99% jadi.
Jumat siang abis Sholat Jumat aku memang harus ke studio, koordinasi sama temen-temen art & design. Nggak tau sampe jam berapa. Tapi paling Maghrib juga udah pulang kok. Jadi nggak dari arah Kuningan aku pulang, tapi dari arah Cawang gitu...

Farah Savitri said...

tumben2an seorang lukboi mempunyai postingan sedalam ini. bagus mas

Luqman Hakim said...

TABOK nih... TABOK...!!!

J O W V Y Kumala said...

seneng gue kalo lu pas mabok Luk...
suka keluar tulisan ngaco kayak gini... hehehe
tapi sejujurnya, soal AAC ini, gw lebih suka bukunya drpd filmnya!

Luqman Hakim said...

Tabok nih...! Tabok!
Udah berapa banyak orang yang gw tabok ya? He he he...

Fathiyah Madinah Akbar said...

kesing?? napa ga sasis sekalian??!! hehehe...

Luqman Hakim said...

halah...!
semua kenapa kontra gitu ya?

Tiar Rahman said...

ngeri bgt ya?

Luqman Hakim said...

Nggak juga sih...
Yang penting itu tadi, hati-hati dengan keinginan...

Cinderellanty Chan said...

sepakat mas.... :) jfs... hati2 dengan segala yang dari hati hehehe