Tuesday, November 9, 2010

Masih Ada Pahlawan di Hari Pahlawan



Seorang Tionghoa bernama Wu Lai Tjang (1935-1992) sejak kecil kenyang menderita. Ia anak pedagang kelontong dan pakaian jadi di daerah Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Di masa pendudukan Jepang, toko milik orang tuanya dijarah dan dibakar, keluarga Wu pindah ke Jakarta di gang Ribal dekat Pintu Besar Selatan dan keluarga ini mulai berdagang lagi. Di masa kemerdekaan, ia pernah dipenjara selama 11 bulan karena menanggung kesalahan kakaknya memperdagangkan barang selundupan.

 Wu Lai Tjang besar, mengganti namanya menjadi Muhammad Saleh Kurnia, di tahun 1950 ia mendirikan CV Hero yang kemudian membesar dan menjadi PT. Hero Supermarket Tbk.

Adapun Hero, supermarket pertama di Indonesia yang didirikannya di tahun 1971 bertempat di Jl. Falatehan 1/23, Jakarta Selatan.

Satu waktu di hari Minggu tanggal 10 Mei 1992, Wu Lai Tjang meninggal dunia dan mewariskan 72 outlet Hero yang tersebar luas di sekitar Jakarta. Tampuk kepahlawanan Hero pun diserahkan pada anaknya yang bernama Ipung Kurnia yang kala itu masih berusia 29 tahun.

Sayang, lokasi pertama Hero Supermarket di Jl. Falatehan 1/23 bankrut dan tutup tanggal 1 Agustus 1996. Tempat ini sekarang dihuni oleh Bank Niaga Cabang Falatehan, tempat saya terjerat hutang KPR untuk rumah di Studio Alam Depok sampai tahun 2023.


* * * * *


Hero (pahlahwan) yang dimaksud jelas bukan supermarket, namun inspirasi kepahlawanan Wu Lai Tjang bagi keluarga ini yang setidaknya perlu dicontek.

Menjadi pahlawan bukan seperti cerita komik ala Marvel dan DC Comic, harus memiliki kekuatan super untuk membantu sesama. Menjadi pahlawan adalah orang yang peduli dengan sekitar, dengan lingkungan, minimal menjadi pahlawan untuk keluarga sendiri, membesar ke lingkungan dan masyarakat.

Saat ada bencana beruntun di negeri kardus ini, orang-orang yang memiliki jiwa pahlawan bahu-membahu membantu. Caranya ya bermacam-macam, dari mulai cara klasik dengan mengedarkan kotak sumbangan di jalan-jalan, meminta orang untuk menyumbang lantas sumbangan orang itu diklaimnya sebagai sumbangan dari yayasan, kelompok, organisasi bahkan partai yang mengumpulkan. Ada juga dengan cara pentas musik, membuat bentukan kreativitas untuk orang lain juga mendapat manfaat dari menyumbang itu sendiri.

Ya, banyak para pahlawan kesiangan yang merasa perlu bertindak cepat, menonjolkan namanya, kumpulannya, organisasinya, juga partainya sebagai bentuk yang paling peduli terhadap sesama. Semua sah-sah saja, hanya saja saya secara pribadi cukup berkrenyit ketika melihat kotak sumbangan beredar di jalan-jalan raya, lengkap dengan atribut yayasan, kelompok, organisasi bahkan partai dengan mengatasnamakan sumbangan untuk anu, inu, dan lainnya.

Ya sudah, biarkan saja, sayanya saja yang usil...


* * * * *

Di MP, saya cukup miris membaca cerita tentang rekan-rekan relawan yang terusir dari posko mereka hanya karena mereka berbeda keyakinan. Maaf, saya tak berminat membahasnya dari  masalah agama di sini, hanya saja cerita tentang pengusiran pengungsi yang mondok di sebuah gereja karena takut aqidah para pengungsi itu terganggu, benar-benar membuat saya miris. Mereka mengatasnamakan sebuah kelompok yang memiliki jiwa kepahlawanan, menjaga barisan sesama dari segi kerusakan aqidah.

Situ mau jadi pahlawan ya?

Pahlawan dalam hal apa?

Duh...

Tak perlu disebutkanlah nama kelompok itu, biarkan saja jadi cerita sambil lalu.

Beberapa rekan MP yang kesal dengan kondisi ini, menuliskan kekesalannya di MP, baik dalam bentuk jurnal atau potongan pendek tulisan Quick Note. Saya hanya bisa mengomentari dengan kata-kata, "semangat, sabar, dan jangan terganggu", meski saya yakin omongan saya itu tidak akan berarti apa-apa buat temen-temen relawan semua. Saya yakin, temen-temen relawan itu jauh lebih bisa menyikapi hal-hal yang terjadi di lapangan.

Menjadi pahlawan bukan untuk dicatatkan namanya dalam sejarah, menjadi pahlawan bukan untuk dipuja-puji bahkan sampai masuk televisi. Menjadi pahlawan adalah bentukan kepedulian pada sesama tanpa harus diembel-embeli pesan tertentu yang menghapus keragaman yang ada. Sampai kiamat pun takkan pernah bisa menyamaratakan kebersamaan dalam sebuah paham, aliran atau golongan tertentu. Bila semua menganggap dirinya yang terbaik, menganggap orang lain itu salah dan perlu diluruskan, hancurlah sudah kepahlawanan itu.

Lepas dari apapun rekan-rekan relawan yang ikhlas membantu tanpa tendensi apa-apa selain semangat menyatukan keragaman dan membantu sesama itu yang pahlawan. Di luar dari itu hanya sekumpulan pahlawan-pahlawan kesiangan, membantu dengan tendensi tertentu.

Maju terus pahlawan!

Semangat!

Kita semua masih percaya dengan kepahlawanan yang tulus tanpa bungkus. Negeri kardus ini memang perlu diurus, setidaknya dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan dengan baik. Persetan dengan wakil rakyat dan pemimpin nggak becus, yang bisanya cuma ngomongin tentang kakus dan itu jelas nggak tulus...



100 comments:

Maztrie™ Utroq said...

keduaxxx...

*langsung cari pahlawan ular tangga ahhh... klenteng klentengggg....!

febbie cyntia said...

b^_^d
*mau komen tp tenggorokan lg gatel susah ngomong

ancha anwar said...

Selamat hari pahlawan ^^

mamah depin DEWI said...

mesakke men, mbak ayu kentekan pertamax...... Nuntun ya mbaaaaaaa.........

intan suri said...

asyik klimakssssssss

tintin syamsuddin said...

aahh nelen ludah jadinya.. mo iklas tapi lihat aqidah kaya gimana ya?
ku juga pengen getok siapa gitu kalu baca status temen2 di fesbuk dan qn dimari..

apapun deh selamat hari pahlawan.. pahlawan adalah orang yang berjiwa besar, apapun keyakinannya..

angky soemali said...

jadi pahlawan modalnya kudu tulus dan ikhlas

mamah depin DEWI said...

selamat hari pahlawan.......

Di masa2 seperti ini jadi jelas ya mas, mana yang pahlawan, mana yang sok jadi pahlawan.....
Terima kasih buat para relawan.....


CEMANGATTTTTTTTT!!!!!!!!
*gaya mba ari*

mamah Farrel - said...

*angkat topi wat para relawan*

Bimo Racun said...

Orang-orang yang telah menjadi tumbal dan siap menghadapi resiko apapun untuk orang lain ya dia pantas sekali dikatakan sebagai pahlawan..

Mereka siap dengan resiko ini:
1. Harta (uang)
2. Tenaga
3. Waktu
4. Pikiran
5. Cercaan orang
6. JIWA dan keselamatan diri

terutama yang kelima ini, saya sering dengar "jadi relawan gagah - gagahan".. Tetap bergerak, seperti kata mas Luq, jangan terganggu atau terpengaruh apapun..

SELAMAT HARI PENGHORMATAN terhadap para PAHLAWAN..

*maaf ya, yang sedang bercengkrama dengan Michele nggak termasuk

Aulia Zahro said...

Mantab!!!

Mas Luqman, Yess!! :D

Aulia Zahro said...

Selemat hari pahlawan buat semua ajah :)

Eva Handoko said...

Pahlawan, berbagai bentuk perjuangannya. Siapapun itu, selama memberi arti dan bermanfaat bagi orang lain, dengan ikhlas, tulus dan tanpa pamrih , dia adalah pahlawan sejati.
Selamat hari Pahlawan .. yang mulai terlupakan karena petinggi sibuk dengan tamu negara

antung apriana said...

selamat hari pahlawan!

Ihwan Hariyanto said...

Pak Harto jadi dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional nggak?

Luqman Hakim said...

Pletaxxxx...

anaz kia said...

Nunggu tanggal 10 ini, soalnya ada pengumuman lomba tentang pahlawanku hehe.. Gak nyambung.

Luqman Hakim said...

Pletaxxx...

Luqman Hakim said...

Digaruk Feb, tapi jangan pake garpu...

Luqman Hakim said...

Ya...

Luqman Hakim said...

Pan dapet urutan klimax Mbak, kok nggak nulis klimax?

Bimo Racun said...

mas luq gagal membuatnya klimax

Luqman Hakim said...

Nggak, keenam tuh...

Yusnita Febri said...

omong2 seumur-umur saya blom pernah ke TMP kalibata dah..
klo lewat mah iya, emang masuknya bayar yaa..
waah saya gak kenal para pahlawan yaa...

Bimo Racun said...

mereka memang tidak butuh dikenal mbak :) itu yang luar biasa dari mereka

Luqman Hakim said...

He he he, tenang aja Mbak, jangan ngomporin temen-temen relawan, mereka ngerti kok mana-mana dulu yang harus digetok

Luqman Hakim said...

Bener Mbak Angky...

Luqman Hakim said...

Yup... yang susah digambarkan dengan kata-kata...
Jadi nanti minta temen-temen komikus yang menggambarkan komiknya aja ya?

mamah depin DEWI said...

@mas bimo
buntute ki lho....
Diskrimanasi kui........

Luqman Hakim said...

Bukan angkat telpon ya?

Luqman Hakim said...

Sape niiiiiii...

Luqman Hakim said...

Asal jangan oh yes, oh no, oh yes, oh no aja ya, Liya...

Luqman Hakim said...

Yup...

Luqman Hakim said...

Selamat hari Obama di hari Pahlawan... Halah!

Luqman Hakim said...

Thus anything cannot be told must be kept silent, Wan...

febbie cyntia said...

pengen digaruk. *gatellllll (pake gaya ngomong lebay :P

Luqman Hakim said...

Lomba di mane Naz?
Jangan lupa jatah preman, yak?

Luqman Hakim said...

Capek Bim, kebanyakan ngomentarin sendiri sampe klimax, mending pertamax-nya aja yang direbut sendiri

Bimo Racun said...

ah mas luq bisa kehabisan napas juga ternyata :)

Luqman Hakim said...

Kakekku dimakamin di sana, di makam nomer 101
Kerennya, kuburan di sana dikasih nomer Nit...

Masuk nggak bayar, gratis. Itu kuburan, bukan tempat pertunjukan. Gila aja masuk kuburan bayar kayak di kuburan tua di daerah Kota yang sering jadi tempat prewed foto-fotoan gitu...

Tapi, belom pernah ada yang bikin prewed di TMP Kalibata ya?

anaz kia said...

Di pesbuk. Jatah preman selalu ada kok :) nyante wae.. *mikir jatah yg sesuai apa*

Luqman Hakim said...

Salah Bim, yang dikubur di sana banyak yang terkenal. Adam Malik dikubur di sana, 7 Pahlawan Revolusi dikubur di sana, beberapa pahlawan-pahlawan negara yang namanya dicatat di sejarah dimakamin di sana. Nggak butuh terkenal soalnya mereka udah nggak butuh pencitraan lagi, mereka cuma butuh tenang di alam baka...

Luqman Hakim said...

Ntar dulu Feb, cari garpu yang tajem dulu ya?

febbie cyntia said...

gak biji kedondong? or kulit duren ajah?

Luqman Hakim said...

Mohon dimaklumi, Bimo ini lagi trauma sama orang-orang yang mojokin pun mempertanyakan kejelasan eksistensi Bimo...

Luqman Hakim said...

Nafas sih nggak abis, kalo abis, mati dong

Luqman Hakim said...

Sip... Ditunggu

Luqman Hakim said...

Lah, kalo entu mah buat Febbie cuma ngelitikin dowang...

mamah depin DEWI said...

ternyata mas bimo kurang eksis ya???
Mungkin kurang tebar pesona mas...... Buru gih, bikin album..... :-)

perlu garpu mas luq???
*kirim garpu penggaruk tanah*

Luqman Hakim said...

Kasihin Febbie, kesian lagi kegatelan...

mamah depin DEWI said...

lamatnya mas luq???
*packing 'garpu',kirim ke bu peb*

Bimo Racun said...

ah mas Luqman , masih dipertanyakan diriku... aku memang antara eksis dan tidak eksis.. hanya ada di dunia maya hahahahaha

febbie cyntia said...

jangan cuma garpu ajah ya... plus sendoknya sekalian, biar sepasang

antung apriana said...

kuburan jadi tempat prewed? bagus banget ya pemandangannya mas?

dedy bagus said...

Merdeka!!! Untuk mengenang jasa pahlawan, saya ikut upacara bendera dunk...

Om, pas lg KPR, ikutan kena suku bunga yg melonjak dong.Trus diputihkan ga hutang2nya?

Winny widyawati said...

Miris mas, masa nolong orang harus usir-usiran biar kelompoknya yg dianggap bisa nolong. Betul pahlawan bukan untuk diingat orang nama baiknya, tapi harus betul2 datang dari niatan yang bersih

anotherorion priyo harjiyono said...

pahlawan tetap akan ada dalam tugas yang berbeda

Crow Reborn said...

Here, we don't need any hero. This time everyone is an operative.

Yusnita Febri said...

padahal tamannya bagus looh..
rumputnya juga lebih terawat..
cocok buat sesi poto kejar-kejaran.. :D

coba tawarain klo ada yg minta poto prewed dari pada di kota tua, sereem jadul pulak

Luqman Hakim said...

Pemandangannya agak-agak misterius kayak di film Twilight. Dari sebelom film itu ada, lokasi ini jadi tempat favorit model-model pengantin bak Edward Cullen sama Bella Swan gitu...

Luqman Hakim said...

Pemandangannya agak-agak misterius kayak di film Twilight. Dari sebelom film itu ada, lokasi ini jadi tempat favorit model-model pengantin bak Edward Cullen sama Bella Swan gitu...

Luqman Hakim said...

Boro-boro diputihin, tetep kudu bayar Ded. Sungsang sumbel nyari uang lebih buat nambahin lonjakan itu. Mana sekarang masih belom turun pulak...

Luqman Hakim said...

Ya, bener Mbak Win. Harusnya sih kita kesian sama yang ngusir-ngusir itu, waktu kecil pasti nggak pernah diajarin Bhinneka Tunggal Ika. Waktu kecil pasti belajarnya di tempurung kelapa, makanya pikirannya jadi picik begitu...

Luqman Hakim said...

Benar Priyo... Benaaaaaaarrrrrr...

mamah depin DEWI said...

mas.....gara2 foto2e darwis di situ, aku jd pengen prewed lagi...... :-)

Luqman Hakim said...

He he he, praktis, pragmatis. Emang begitu seharusnya kok, Mas Edwin...

siUTUH Banjar said...

Langsung buka youtube cari iklan M150

Luqman Hakim said...

Halah, boro-boro bisa prewed, kalo yang dateng bukan dari anggota keluarga atau sanak-kerabat, ditanya-tanyain sama petugas di sana. Aku aja ke sana sendiri, pasti pengen ngeliat makam pahlawan yang nomer-nomer awal, diteriakin dari jauh, dibilangnya ziarah khusus untuk keluarganya aja.

Nah, sebenernya tantangan bisa bikin prewed di TMP Kalibata ini

Tantangan diteriakin, pun diusir sama petugas keamanannya

Luqman Hakim said...

Tapi bukan berarti kawin lagi lho, Mbak Dew.
Kesian Depin kalo emaknya jadi meliar gini.

Luqman Hakim said...

Emang ada apaan di situ?

siUTUH Banjar said...

Ada hero juga bank...

mamah depin DEWI said...

nikah mas.......nikahhhh.....
Nikah mah cukup sekali (semoga, amin), kalo kawin masa mo ngomong2 mas????

Luqman Hakim said...

Masuk aja ke www.heroturko.org/ belajar desain dari situ, lumayan banyak ilmunya, dari software, tutorial, sampe segala macem, ada di sana...

Luqman Hakim said...

Kali aja mau dipelemin

Luqman Hakim said...

Kali aja mau dipelemin

mamah depin DEWI said...

itu koleksi pribadi mas........ *kalem*

Anik Miftah ^__^ said...

selamat hari pahlawan, salut kepada para relawan yang membantu tanpa kenal lelah...

Hanya bs mendo'akan saja dan tetep semangat kepada semuanya...

Reny Payus said...

seeeeh....maaaaah..... nghaaaaat...... *lemes*

Iwan Yuliyanto said...

sorry, mas, ketinggalan berita... ini detailnya bisa saya baca dimana?
thanks in advance

Luqman Hakim said...

http://finding3mo.multiply.com/journal/item/152
Tapi only for contact aja...

Atau mau baca Reny brantem? Bisa liyat di sini:
http://ramarizana.multiply.com/journal/item/251

Luqman Hakim said...

Makanya jangan brantem mulu, lemes pan
Berantemnya sama suami aja, asik dan menyenangkan Ren

dedy bagus said...

Waduh...bisa habis2an tuh.tp untung deh mas Luqman ga jd debitur nakal hehe..

Oh...link di bawah toh yg Reny maksud di QN-nya.kesana ah...

Luqman Hakim said...

Awas nyebar kayak Ariel
Tapi sebelom nyebar, boleh aku teliti dulu nggak keasliannya?

Luqman Hakim said...

Yup bener Mift...
Thus anything cannot be told must be kept silent...

Luqman Hakim said...

Nggak lah, lah kecil udah nakal masa gede masih nakal juga Ded...

Ihda A. Soduwuh said...

gue suka bagian ini.. :D

dedy bagus said...

Waduh...pengen mampir ke tempat Emo tp ga bisa.sebaiknya di setting for everyone agar ada instropeksi dari pihak2 yg terkait.
Saya juga ingin tanya nama masjid-nya apa yg melakukan penolakan tersebut (could u tell me,Om Luqman?).Coz saudara saya ada yg di pengusian.Mungkin saya bisa konfirmasi apakah benar ada kejadian tersebut (sumber dari banyak pihak akan menjernikan masalah). Saya paling tidak suka ada kekerasan dengan dalih "kemanusiaan", dan saya berusaha utk tidak "menuduh" seseorang/pihak lain secara serampangan.

Iwan Yuliyanto said...

wah, sayang... informasi penting, kenapa di set ony for contact.
kebetulan aku bukan contact-nya, mas luqman.
kalo informasi resmi dari media, ngga ada ya...? aku coba telusuri ngga ada.
hanya ingin memastikan apakah kabar itu benar adanya

Veronica Hanny Arsanty said...

Dengerin lagu-nya Pandji Pragiwaksono yang Menoleh, cocok banget buat ngingetin kita tentang Pahlawan yang makin terlupakan, ini sebagian liriknya

Bentuk Kepalan, Angkat tinggi diatas kepala, jadikan kepalan sebagai pesan bahwa kita msh dengarkan teriakkan para pahlawan, Menoleh kebelakang lihat yg ditinggalkan, pelajaran tak harus dlm halaman, buku sekolahan, buka wawasan ...

Marto Art said...

Gile loe Man, loe ajak gw ke postingan panas (secara deket ayat2 suci gitu kan gw kebakar). Untung ada yg cool seperti Bleurangke di sono, dan Tampah yg ngasih pemilahan dengan cerdas.


Eniwei, besuk belanja ke Hero deh (eloe dpt komisi berapa bikin promo ginian?) hehehe..

Luqman Hakim said...

Dikutip semua berarti suka semua

Luqman Hakim said...

Duh Ded, mana gw ngarti. Coba tanya sama si Emo atau Mas Tampah, atau Reny atau temen-temen relawan di Jokja aja, biar mereka yang cerita. Settingan ini terpaksa diset for contact mengingat nanti malah jadi rusuh dengan hal yang dicecar dengan masalah terima nggak terima.

Tapi biar bagaimanapun, ketidakadilan kudu disingkirin, setuju sama omongan Dedi, kekerasan dengan dalih kemanusiaan itu jelas hal yang menyebalkan, juga bentukan bodoh dari kemanusiaan itu sendiri...

Luqman Hakim said...

Informasi resmi dari media? Aku belom sempet nelusur Mas Iwan, tapi biasanya kalopun ada, media akan pikir panjang dua kali menaikkan berita itu. Itu berita yang panas, kontroversi dan kecaman akan lebih banyak ketimbang kebaikan dan maslahat bersamanya.

Di MP lumayan rame yang cerita tentang hal begituan. Bahkan ada salah satu MP dari jamaah tarbiyah yang bilang hati-hati pengerusakan aqidah di antara pengungsi. Mungkin temen-temen relawan buat Merapi yang bisa bantu macam Mas Tampah, Emo, Reny, Bimo, atau siapa sajalah, bantu Mas Iwan kasih detil ceritanya ya?

Dari sini aku ngambil kesimpulan prematur, ternyata hal-hal yang berkenaan dengan pengkritisian dari pemberangusan keberagaman ternyata lumayan ribet dan panjang. Lebih dalem lagi kita masih kelewat tertatih-tatih dalam hal keberagaman...

Luqman Hakim said...

ngeliatin HS Peya lama-lama aku jadi pusing sendiri. Nggak ganti-ganti tuh, belahan, Pey?

Sori OOT ya?

Luqman Hakim said...

Ha ha ha... Mas Tampah entu keren komentarnya. Cukup satu, singkat, jelas, padat, menusuk dan dalem. Elo ikut, dijamin angus Mas

Ah, gw aja males ngikutinnya. Reny gemblung aja yang masih ngeladenin.

Iwan Yuliyanto said...

Okey, ngga perlu repot-repot, mas... i'll try invite her (finding3mo), 'n hope she accept my invitation :)
Bagaimanapun juga, tabayyun mengetahui hal detail itu lebih baik adanya daripada mendengar / membaca sepenggalan informasi.
Oiya, thanks banget ya.. nice article for story of Wu Lai Tjang di atas

dedy bagus said...

Haha...makasih om Luqman.saya pikir om Luqman jubir Merapi, gantiin mbah Surono yang suaranya sudah habis haha... *piss ah.

Saya dah ke lapaknya Rama.haha...rame bener dah.udah di case closed masih uyer2an hehe..

Marto Art said...

Eh, eniwei, Selamat Hari Relawan 11;11 ya...

Man, numpang nyeplokin link ya.. http://blogndableg.multiply.com/journal/item/1/Ber-Sketsa-Ria_sambil_Donasi_buat_Bencana

Yusnita Febri said...

hmm..
sayang acaranya bareng ama parenting support..
moga sukses cak..
padahal gw mau looh dibikin sketsa.. :D

Veronica Hanny Arsanty said...

masih pada demen kan :p biarin aja.....wkwkwkwkw