Sunday, August 28, 2011

Catatan Kecil tentang Islam Indonesia



PERINGATAN KERAS! TULISAN INI BUKAN CERAMAH AGAMA!




12,9% penduduk bumi yang beragama Islam ada di Indonesia1, hal yang juga yang membuat negara ini menjadi tempat populasi terbesar penganut ajaran Nabi Muhammad SAW dari seluruh dunia.

Timbul pertanyaan; apabila Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak beragama Islam, apakah negara ini merupakan negara Islam?

Bongkar lagi pelajaran sejarah saat masih sekolah dulu, bagaimana kemerdekaan ini didirikan oleh para pendiri bangsa. Dalam elemen pertama Pancasila ketika dirumuskan oleh panitia sembilan tanggal 22 Juni 1945, hasilnya yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta, pada bagian tulisan susunan negara yang berkedaulatan rakyat, elemen pertamanya ditulis berdasar pada;

"Ke-Toehanan dengan kewadjiban mendjalankan sjariat Islam bagi pemeloek-pemeloeknja"

Ini merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa yang tergabung dalam panitia 9 yang diketuai oleh Soekarno dengan anggota Moehammad Hatta, Moehammad Jamin, Alexander Andries Maramis, Achmad Subardjo, Wachid Hasjim, Kahar Muzakkir, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso.

Sampai akhirnya ketika Indonesia merdeka, di hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, kalimat itu dipersingkat menjadi;

"Ke-Toehanan Jang Maha Esa"

Kalimat itu dipersingkat atas dasar usulan Ketua PP Muhammadiyah periode 1942-1953, Ki Bagoes Hadikoesoemo yang berpendapat bahwa negara Indonesia bukan diperjuangkan oleh orang-orang Islam saja, tapi oleh semua kalangan, oleh semua golongan yang juga bukan beragama Islam.

Jelas, berdasarkan sejarah pendirian negara ini, Indonesia bukanlah negara Islam.


Kedatangan Islam di Indonesia

Islam adalah agama yang menganut keyakinan monotheisme, mengakui hanya ada satu Tuhan yaitu Allah dengan berpedoman pada Al-Qur'an, wahyu Illahi yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW dan Al-Hadits, perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW yang disarikan oleh para alim ulama terdahulu yang terlebih dahulu diujikan kebenarannya apakah benar datang dari perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW atau hanya sekedar bohong belaka. Adapun Al-Hadits sendiri memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Qur'an.

Islam menyebar ke seluruh penjuru bumi, juga masuk ke Indonesia dengan berbagai macam catatan sejarah yang berbeda. Menurut Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn al-Mas'udi (896-956), sejarawan dan ahli geografi asal Mesir, ia menyatakan bahwa sejak tahun 675 M ada utusan Arab di masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan yang berkunjung ke Kerajaan Kalingga dengan lokasi kerajaan di antara Pekalongan dan Jepara. Al-Mas'udi juga menyatakan bahwa sejak tahun 648 Masehi, ditemukan adanya koloni Arab muslim di pantai timur Sumatra2.

Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang Gujarat sekitar abad ke-12 Masehi, namun teori ini dibantah karena para pedagang Gujarat ini beraliran Syiah sementara Islam Indonesia lebih pada aliran Sunni dengan Mazhab Syafi'i.

Pendapat ini simpang-siur, hingga HAMKA mencoba menjembatani dasar pernyataan tadi dengan merujuk pada tarikh-tarikh sejarah yang ada ditambah dengan prasasti-prasasti yang mencatat adanya perkembangan Islam di Indonesia, ia merujuk pada naskah kuno Tiongkok yang menyatakan bahwa kelompok bangsa Arab telah bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus) yang nantinya akan menjadi kerajaan Sriwijaya3.


Besar tapi Bodoh

Seperti halnya Unta, besar di Arab tapi tak bisa berbahasa Arab, inilah Indonesia. Negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam, namun belum bisa mencerminkan perilaku orang Islam. Okelah, bila kita mengacu pada dasar negara yang dibuat oleh para pendiri bangsa bahwa negeri ini bukanlah negara Islam, namun setidaknya bila 85,2% penduduk negeri ini beragama Islam, sudah sewajarnya pola-pola Islami yang ditampilkan, meski tidak harus mengklaim atau bahkan menyamaratakan semuanya harus Islam.

Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah ajaran tentang keindahan, hal yang mengenai estetika kehidupan, Berkaca pada toleransi beragama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lewat Piagam Madinah, semua bisa hidup aman, damai dan tentram dalam segala perbedaan. Toh jelas-jelas disebutkan dalam Al-Qur'an;

لَآ إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِ‌ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَىِّ‌ۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut (tuhan selain Allah) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."
(Q.S. Al Baqarah: 256)

Tak ada paksaan, tak ada kekerasan. Tafsir dari surah Al Baqarah: 256 ini, Ibn Jarir at-Thabari mengeluarkan riwayat melalui jalur Sa‘id atau ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas yang menyatakan bahwa ayat ini diturunkan kepada lelaki Anshar Bani Salim bin ‘Awf; ada yang menyebutnya al-Hushayn. Ia memiliki dua anak lelaki Nasrani, sementara dia sendiri Muslim.

Ia lalu bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Tidak perlukah aku memaksa mereka berdua, karena mereka telah enggan kecuali tetap memeluk Nasrani?" Kemudian, dalam hal ini Allah menurunkan ayat tersebut melalui Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaannya, apakah perlu mengislamkan seluruh rakyat Indonesia atau malah membuat konstitusi negara ini berdasarkan atas azas Islam?

Oleh karena itu beberapa kelompok dan golongan yang ingin mengembalikan Piagam Jakarta menjadi dasar negara sepertinya bukan hal yang bijak, mengingat perjuangan bangsa ini bukan sepenuhnya didasarkan atas keinginan mendirikan negara Islam, melainkan membuatnya jadi bangsa yang mandiri dan penuh toleransi. Seperti yang diajarkan Rasulullah SAW lewat Piagam Madinah.

Jadi, tak perlulah rasanya membakar warung-warung yang buka ketika Ramadhan, memukul orang-orang yang tak berpuasa di jalanan, menghakimi jiwa-jiwa yang masih labil dan bingung dengan kehidupan di masa sekarang. Yang terpenting, tak perlulah membuat segala bentuk kekerasan yang rasanya jauh dari ajaran Islam demi mengkultuskan bulan Ramadhan dan ingin dihormati ketika berpuasa. Riya sekali rasanya, beribadah karena ingin dipuji, dihormati.

Ramadhan tinggal 1 hari lagi. Semoga Idul Fitri besok jadi hal yang baru dalam memandang Islam sebagai agama pembawa damai dan kesejukan.

Selamat Idul Fitri 1432 H


Sumber gambar: productiveramadan.com

Catatan Kaki:
1 CIA World Factbook 2007, "Indonesia: International Religious Freedom Report 2007"
2 Buku "Murūj adz-dhahab wa ma al-ʿ Adin Jawahir (The Meadows of Gold and the Mines of Gems) ditulis oleh Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn al-Mas'udi tahun 947 M.
3 Buku "Sejarah Ummat Islam", ditulis oleh Prof. Dr. HAMKA jilid 1 sampai 4, tahun 1938 s.d. 1950

68 comments:

Luqman Hakim said...

Islam juga tak mengenal simbol. Jangan bilang bahwa bulan dan bintang itu adalah simbol Islam, ini kesalahan terbesar kita umat Islam. Bisa dibaca di tulisan ini:

Bulan Bintang Lambang Islam(?)

Yusnita Febri said...

Piagam Jakarta memang sempat diributkan kembali..
entah buat apa..
sebab gak relevan banget sama bangsa ini yang majemuk

Luqman Hakim said...

Yup... Banyak kasus yang belum terselesaikan, malah ngangkat kasus lama tentang Piagam Jakarta yang mau dijadiin dasar negara.

rengganiez sw said...

semoga FPI-ers membaca ini...

Luqman Hakim said...

Yup... Ini kegusaranku setelah baca tulisanmu Niez...

rengganiez sw said...

habis itu mreka khan berhasil membuat SCTV takut dan membatalkan pemutaran pilem "?"

Luar bisaaa :-((

Luqman Hakim said...

Aku dulu jaman di antv, pernah kedatangan mereka yang protes gara-gara acara Superdeal 2M. Mereka datang 10 orang ke kantor, maksa petinggi antv buat menghapus acara tersebut karena dinilainya sebagai tontonan berbau judi. Alhasil diajak duduk bareng, ngobrol, pulangnya disanguin, trus nggak ada protes apa-apa lagi...

Ihwan Hariyanto said...

Semua mau ngucapin Met Idul Fitri dengan pengantar cerita or artikel, lha aku? Jadi malu.
Met Idul Fitri juga Sam Luqman.

febbie cyntia said...

Jempol.

rengganiez sw said...

ealahhh ujung2nya duit.....

Luqman Hakim said...

Sebelum ini aku udah ngucapin selamat Idul Fitri pake e-card yang kubikin sendiri, ada di jurnal sebelum ini. Tulisan ini cuma tulisan gusar aja ngeliat hal-hal yang ada selama ini, terutama setelah baca QN-nya Aniez.

Tapi ya sama-sama, Selamat Idul Fitri juga buat Ihwan...

Luqman Hakim said...

Gitu deh

t4mp4h mbois said...

Sewaktu saya di Kamboja, sempat ketemu serombongan "Melayu Champa" yang notabene Muslim. Ketika tahu saya dari Indonesia, mereka langsung memeluk saya sambil bilang "kite bersaudare".
Lalu mengobrolah kita panjang lebar, tentang sejarah kenapa dia bisa bilang "kite bersaudare". Kawan bicara tidak perduli saya beragama apa, mereka hanya merasa bersaudara karena asal-usulnya. Dan seorang tetua mereka berkata "bahagianya kamu bisa tinggal di Indonesia yang membebaskan orang beragama apapun meskipun Islam adalah agama mayoritas. Memang seharusnya begitulah hidup para Muslimin.Seharusnyalah panutan para Muslimin itu ke Indonesia bukan dunia Arab -dengan gestur menggambarkan penuh konflik-"

** cuman cerita doang

nebeng ucapan:
Selamat Idul Fitri,
Mohon maaf dan bathin

Luqman Hakim said...

Biar cuma cerita doang tapi cerita yang menarik...

Panutan Islam adalah ke Indonesia?

Mungkin dulu Mas Tampah, sebelum kedatangan beberapa ormas Islam yang mau mengislamkan semua orang Indonesia, memberangus perbedaan yang ada, membakar toko, menghajar orang yang nggak puasa di jalanan. Nggak usah disebut apa ormasnya, kita semua udah tau. Mereka ini yang menurutku menodai contoh Islam yang ada di Indonesia.

Sekali lagi, makasih banyak Mas Tampah...

anotherorion priyo harjiyono said...

nek maksa2 dengan dalih minta dihormati lhe puasa kae ncen ngetok2i riyane kok mas :D

t4mp4h mbois said...

Iya, karena mereka gak pernah dengar cerita soal itu. Di luaran cerita ormas kaya gitu gak masuk berita.

Kembali kasih Mas Luqman.

Luqman Hakim said...

Iki lho sing marai ngenes...

Yusnita Febri said...

eh emang gak jadi di puter??
yaaah sayang bangeet
padahal kan sensor untuk bioskop n sensor untuk tipi beda
di tipi tentunya lebih banyak di guntingnya

Yusnita Febri said...

kasih dong link nya ke GBnya dia ^_~

Luqman Hakim said...

Kok ya tiba-tiba aku jadi keingetan Aura Kasih...

Luqman Hakim said...

Pendekatan SCTV kayaknya kurang mumpuni. Lagian memang membingungkan kalo ada ormas yang bisa membatalkan penayangan acara tv, udah ngalahin KPI aja perannya...

Luqman Hakim said...

Ada yang mau jadi volunteer?

intan suri said...

Artikel yg menarik .... Syg ga ada jempol di mari :)
Maaf lahir bathin ya

Wewet wetz said...

Mungkin gak fpi diharamin?

rengganiez sw said...

gak jadi nit, setelah digeruduk
SCTV cemen juga ah

Luqman Hakim said...

Artikel ya Mbak Intan, bukan ceramah agama
Selamat Idul Fitri juga...

Wewet wetz said...

film apaan sih?

Luqman Hakim said...

Hush Wewet... Jangan nyebutin namanya! Haram!

Luqman Hakim said...

Kalo aja SCTV berani nekad muterin dan masalah di belakang itu adalah masalah hukum yang diatur sama undang-undang penyiaran, biarin aja selama direstui KPI buat diputar, kenapa nggak?

Heran, SCTV kok ya bisa takut sama ormas bukannya sama KPI...

Luqman Hakim said...

Judulnya "?"
Filmnya Hanung Bramantyo yang sempet jadi kontroversi itu...

t4mp4h mbois said...

eh mudik kemana tuh anak yak ?

rengganiez sw said...

semenjak ganti kepemilikan, mainnya selalu AMAN saja ..

Luqman Hakim said...

Bandung...
Tapi nggak mudik kayaknya. Kemaren-kemaren sih masih nongkrong di salah satu cafe sama beberapa temen, sama Thomas (Gigi), Ryan (Omelette). Di Jakarta juga masih kost kok, di daerah Terogong daerah Fatmawati, Jakarta Selatan...

Luqman Hakim said...

Ngakak ah...

dj suranto said...

Nama ISLAM banyak disalah gunakan...apalagi yang namanya FPI, kala RI jadi negara ISLAM, seperti IRAN; PAKISTAN, AFGhANiSTAN, dan hukum ISLAM dijalankan selamat deh, tak ada kebebasan Beragama, itu yang suka teriak 2 di Jl.Thamrin, pake putih2, jihad jihad....seperti ORGIL yak aku pernah lihat berita TV disini .....merinding...aku...Minal aidzin wal fa idzin maaf lahir bathin, saya juga MOSLEM....tetapi menerima saudara2 yang percaya dan penganut agama lain, BUDHA; HINDU; PROTESTAN; KATOlik, apalh yang ada didunia ini....

Luqman Hakim said...

Tapi kalo ngacu ke komentarnya Mas Tampah, ada benernya Pakde, dulu acuan toleransi beragama ya ke Indonesia. Nggak ngerti sejak ada ormas yang mengatasnamakan Islam sebagai agama yang harus dibela, lantas memberangus dengan cara-cara keras perbedaan yang ada, ini lho yang aneh.

Selamat Idul Fitri juga Pakde, apa kabar Berlin? Nggak sendirian kan Idul Fitri di Berlin? Di sini kita-kita di MP siap nemenin kok...

Wikan Danar Sunindyo said...

selamat idul fitri mas, maaf lahir batin ya

dj suranto said...

Makanya Luq, itu berita berita pembakaran Gereja di Jateng, bikin sedih kami, semua kawan2 dikantor tanya..kok Indonesia BIADAB...disini saja MESJID gak ada yang dibakar sama NEO NAZI.....kemana Pemerintah RI..yang mereka lupa UUD 45, Lebaran biasanya aku ke KBRI, cuman yang tuwek seperti aku gak dianggap oleh ORBA...jadi males Luq...mendingan ikut orang Turki..suka dapet KEBAB....yalah yalah ya habibi............

Luqman Hakim said...

Sama-sama Mas Wikan, Minal Aidin Wal Faizin, Maaf Lahir Batin, terutama kalo dalam tulisan sering nggak berkenan di temen-temen semua...

Luqman Hakim said...

Ha ha ha, aku baca komentarnya Pakde DJ ini bak gado-gado, ikutan geram baca tulisan awal, tapi tetep, ujungnya dibuat gembira dan ceria. Kebab gitu lho, itu enak banget, aku juga suka. Tapi sayang di Indonesia kebab yang beneran enak itu susah nyarinya, apalagi yang asli Turki...

dj suranto said...

Di Berlin banyak Kebab...banyak turunan Turki...kalau aku mau pesan bilang dulu Assalamualaikummmmmmmmm...pasti jadi TEBEL deh KEBABNYA..sampe temen2 kantor....heran......GANYANG KEBAB....MARHABA..........

Luqman Hakim said...

Ha ha ha, ngakak aku bacanya

Di sini kalo beli kebab mau bilang Assalamu'alaikum tetep aja segitu-gitu aja, kebab yang nggak gede-gede amat, dagingnya juga nggak banyak, banyakan sayurnya...

Yusnita Febri said...

klo getu sering-seringlah beli ama orang Turki pakde..
di kasih banyak looh
di sini sih mau bilang "Assalammualaikum"
tetep ajah porsinya segitu :D

dj suranto said...

Itu yang dagang pelit sesama Moslem yang kelaparan kan harus ditambahi, hehehehe, apalagi yang dekat kantorku, selalu langsung, cabe keringnya disodokin....rugi katanya kalau aku sering datang........yalah.........

Julie Utami said...

Numpang tanya ya bang, apa Kahar Muzakkir dengan Kahar Muzakar itu orang yang sama?

dj suranto said...

Nit......... kalau kebabnya segede hohah gak masuk mulut...hehehehe aku suka minta dipiring saja........bukanTake Away....amburadul nanti dijalanan...sambil mangap........http://www.hurriyetdailynews.com/images/2010_04_08/doner-kebab-becomes-germanys-favorite-fast-food-2010-04-08_l.jpg

Cinderellanty Chan said...

udah lamaaa gak bc jurnal mas luqman
nice mas,aplg pake 'daftar pustaka' selalu menanti postinganmu hoho

jd makin sedih,ramadhan tinggal beberapa jam lg :'(

Luqman Hakim said...

Aku agak bingung juga menjelaskannya nih Mbak Juli...

Setahuku, Abdul Kahar Muzakkar itu kelahiran Lanipa, Kabupaten Luwu, 24 Maret 1921, sementara kalo menganut tahun Indonesia merdeka, apa mungkin dalam usia 24 tahun udah dapat kematangan berpikir sampe bisa mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia dalam panitia sembilan? Meski dalam sejarahnya dia jadi orang yang memberontak pada negara lewat DI/TII dan tertembak mati di Lasolo, Sulawesi Tenggara 3 Februari 1965.

Nah, Abdul Kahar Muzakkir ini, panitia sembilan yang sejarahnya ditutup-tutupi oleh pemerintah, mengingat data-data tentang Abdul Kahar Muzakkir ini jelas adalah bapak pendiri bangsa yang merumuskan Pancasila lewat Piagam Jakarta. Jelas beda huruf antara "a" dan "i" dalam kata "Muzakkar" sama "Muzakkir" ini membingungkan, namanya jelas sama.

Kalo iya bener orang yang sama, berarti makin ketahuan kebobrokan pemerintah menutupi fakta-fakta yang ada. Pun selama ini orang-orang yang mengambil langkah berbeda juga dianggap sebagai pemberontak, bukannya didekati dan diayomi...

Ngenes ya, liat Indonesia, dari dulu sampe sekarang sama aja... Hiks!

Luqman Hakim said...

Antyyyyyy...
Aku juga udah lama nggak ngempe, baru sempet sekarang nih, pas liburan.

Minal Aidin wal Faizin ya Nty, maaf lahir batin, kalo aku dalam tulisan atau apapun sering nggak berkenan...

Julie Utami said...

Dan jeleknya kita, kok nggak ada yang berani tampil beda ya? Pak Amien Rais lama-lama ya kayak orang males ribut-ribut lagi?!

Luqman Hakim said...

Amien Rais citranya udah terbentuk jadi orang yang cuma bisa berkoar-koar doang. Kasian sih sebenernya, tapi buat kedepan, dia bisa jadi orang dengan posisi bapak bangsa meski tanpa posisi. Yang ada kebanyakan ini orang-orang yang bisa nempel sama penguasa. Aku masih inget banget beberapa temen dan kakak kelas di UGM dulu yang awal kuliahnya pemberontak, tukang demonstrasi, sekarang malah nempel-nempel ke penguasa. Parah...

Wikan Danar Sunindyo said...

lha semua orang sudah tampil beda dengan gayanya masing2, jadinya tampil beda malah gak ngefek, kayak Ruhut dengan gayanya, Marzuki Alie. Jadi ya gitu deh ...

Luqman Hakim said...

Tapi kalo kebabnya segini, dijamin kenyang makan sahurnya Pakde...

Luqman Hakim said...

He he he, makanya ada istilah, negarawan yang membangun negeri ini, politisi yang menghancurkannya. Dibangun lagi oleh negarawan, dihancurkan lagi oleh politisi. Begitu terus sampe kapanpun Cyclus Polybius akan terjadi terus...

Luqman Hakim said...

Udah mau jam 12 malem ya?
Mau tidur kok ya tanggung dikit lagi sahur...
Ya udah, terusin ngempe lagi deh, sampe ngantuk...

dj suranto said...

Sip deh...cuman sahur mereka masih tutup...hehehe...

Agam Fatchurrochman said...

Amiiinnnnnn

siUTUH Banjar said...

Maaf lahir batin bank

Katerina * said...

Selamat Idul Fitri mas Luqman :)

Evia NW Koos said...

Artikel yang bagus sekaligus ngenes. Meskipun Islam, masih ada kok yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Puasa itu bukan cuma menahan lapar dan haus, tapi juga menahan hawa napsu. Itu yang bakar2 warung, memukul orang2 yang tak berpuasa, gak beda dengan setan yang memperturutkan hawa napsu.

lila ss said...

Belajar agama and sejarah dimari...

Jemppoolll

Maaf lahir batin ya, Maaannn

andreij eijkov said...

Satu bocoran politik yg gw dapet ... Penerapan syariah islam di bbrp daerah ditengarai sbg modus operandi utk memuluskan jalan pemodal asing dari timur tengah utk mengeksploitasi sumber daya alam di daerah tsb ... No wonder why people still in poverty aye ?

arnia arni said...

Selamat idul fitri buat semua yang merayakan :-)

Siska Rostika said...

selamat hari raya jg mas luqman..

Iwan Yuliyanto said...

Taqabbalallahu minna wa minkum
Selamat idul fitri buat mas Luqman sekeluarga.

tintin syamsuddin said...

seminggu di rs.. ku baca dokumenternya metrotv, face of islam.. keren.. orang fpi kudu melihat juga tuh..
artikel yang keren nih m.luq.. se-idem ma dokumenter itu.. islam sendiri ga gitu2 amat ya..

met lahir batin.. lebaran lancar jaya kan? ga diganggu ma fpi..

Bonang 1972 said...

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
S E L A M A T HARI RAYA IDUL FITRI 1 4 3 2 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

* Mbung said...

blm tentu sempet kayaknya...sibuk nyari kesalahan .....