Friday, April 8, 2011

美少年 | Bishōnen, alias Pretty Boy


美少年 (bishōnen) berasal dari kata 美人 (bijin) dan 少年 (shōnen) yang secara harfiah berarti anak laki-laki yang cantik (pretty boy). Istilah ini mengacu pada 歌舞伎 (Kabuki) alias teater tradisional khas Jepang dengan dandanan mencolok, menggunakan make up dan kostum panggung yang serba rumit.

Kabuki pertama kali dipopulerkan tahun 1603 lewat dramatari di kuil Kitano Temmangu, Kyoto. Menggambarkan Okuni, karakter perempuan namun berdandan ala laki-laki, bertingkah laku tidak wajar, jauh dari perempuan.

Wajarlah namanya juga teater, seni peran, unsur lebay nan kental ini justru menghibur masyarakat Jepang saat itu, pun sampai sekarang.

Waktu bergulir dan jaman berganti, di tahun 1970-an awal muncul fenomena glam yang merupakan kependekan dari glamour di industri musik, dipelopori oleh musisi Inggris seperti David Bowie, Marc Bolan, dan beberapa musisi lainnya.

Akar penampilan dari glam music memang mengambil fenomena Kabuki. Berkembang pesat hingga timbul aliran dalam musik rock yang sama sekali tidak berhubungan dengan jenis musik yang dimainkan, aliran yang mengacu pada penampilan musisinya yang serba cemong bedak dan lipstik pun kostum aneh ala perempuan, yakni glamrock. Musisi-musisi glamrock kelewat banyak di dekade tahun 80-an hingga 90-an awal, yang paling terkenal adalah Kiss, Twisted Sister, Mötley Crüe, juga Poison.

Sering para fans pemula bingung dan bertanya, mereka ini laki-laki atau perempuan? Pun pertanyaan mereka banci atau bukan sering tercetus.

Itu juga yang terjadi di Jepang, fenomena kabuki diangkat, hanya saja bentuknya mengikuti tematik anime atau kartun/komik khas Jepang.

* * * * *

ヒザキ (Hizaki), gitaris dari band Versailles Philharmonic Quintet asal Jepang ini benar-benar menarik perhatian saya untuk mencari tahu setelah saya tertipu.

Ada perempuan cantik jago bermain gitar, ternyata laki-laki... Halah!

Itulah Hizaki, lahir di tempat yang sama dengan tempat kelahiran Kabuki di Kyoto, Jepang, 17 Februari 1979. Data di internet sulit ditelusur kenapa ia mau berdandan ala perempuan di band-nya.

Foto di atas diambil saat ia belum begitu terkenal seperti sekarang dengan bandnya, Versailles Philharmonic Quintet. Setelah bandnya melejit dengan tampilan yang aneh dan unik serta musik mereka yang memang bagus, Hizaki tampil sudah seperti perempuan meski tanpa make up, seperti gambar di samping ini dengan rambutnya yang dicat pirang.

Transgender?

Nggak ngerti, nama aslinya pun tak diketahui, biodata personil band mereka yang dijaga rapi oleh manajemen mereka membuat saya kesulitan menelusurnya.

Versailles Philharmonic Quintet mengacu pada konsep ヴィジュアル系 (baca: kei vijuaru atau visual kei alias visual style), berdandan ala anime untuk kepentingan industri musik.

Semua personil dapat perannya masing-masing sesuai tokoh kartun/komik Jepang, konsep yang diusung mengacu pada Eropa abad pertengahan. Hizaki sendiri berdandan ala perempuan terinsipirasi dari cerita komik 学校の怪談, (baca: Gakkō no Kaidan alias Ghost Stories).

Pertanyaannya kenapa harus perempuan?

Banci apa bukan sih, ini orang?

Ah, nggak ngerti, lagi-lagi pertanyaan yang bikin pusing dan susah dijawab. Tapi memang semua band-band visual kei itu selalu menampilkan diri mereka bak tokoh anime, baik itu tokoh yang perempuan atau tokoh yang laki-laki. Suka-suka mereka memang...

Tapi melihat foto-foto begini, siapa yang menyangka bila ini bukan perempuan dan belum jadi perempuan? Ini juga bukan waria-waria Thailand yang cantiknya mengalahkan perempuan betulan, ini laki-laki (entah tulen atau bukan) yang berdandan untuk keperluan industri musik.

* * * * *

Sudahlah nggak usah dipikirin, ntar malah jadi gila pula...

Banyak fans pemula mereka yang sakit jiwa, yang laki-laki jadi homo dan yang perempuan jadi lesbian begitu tau Hizaki ternyata bukan perempuan melainkan laki-laki.

Buat penutup, ini ada video saat mereka live, judulnya "Aristocrat Shympony". Bersih banget permainannya, nggak ada distorsi nada pun suara, nggak jauh beda sama rekamannya sendiri.



Foto dan gambar serta film dari internet.

Klik foto untuk memperbesar, bukan diemut...


92 comments:

marie olive said...

Jepang emang surganya ada-ada aja. Teater Kabuki pernah ada di Japan Foundation, nah kalo yang itu baru saya tertarik :D

Luqman Hakim said...

Belajar bahasa Jepang kan, Lip?

Belajar budayanya juga nggak?

Kudu suka juga fenomena pun musik-musiknya. Gila, Jepang bener-bener total buat urusan apa pun, dari yang paling bener sampe yang paling nyeleneh...

anotherorion priyo harjiyono said...

bahaya klo sampe ketipu mukanya nih n_n"
mas kira2 ini ada pengaruhnya ngga sama style ala harajuku?

marie olive said...

Musiknya gak terlalu mas. iya dulu pernah belajar dikit2, tp sekarang udah gak sempet :D

Luqman Hakim said...

Pan dulu aku udah pernah bilang, Harajuku itu nama daerah di Jepang, deket sama Shinjuku dan Shibuya, tempat kantor pusatnya Televisi Jepang, NHK. Sama persis kayak daerah Dago di Bandung yang anak-anak mudanya gemar fashion. Itu bukan sytle atau fenomena fashion, tapi nama daerah.

Yang dimaksud Riyo barangkali cosplay, itu fenomena pakaian aneh yang dipopulerin pertama kali sama Nov Takahashi dari Studio Hard Jepang saat menghadiri Los Angeles Science Fiction World Converence tahun 1984. Dia berdandan bak tokoh anime alias tokoh kartun/komik fantasi Jepang.

Luqman Hakim said...

Aku dari SMA udah suka sama band jadul Jepang namanya Loudness, itu band keren banget, skill bermusiknya juga hebat-hebat...

Reny Payus said...

mas, ngefans banget atau cuma penasaran doank nih sm mereka? *mau tauuu aja*

Luqman Hakim said...

Napsu sama Hizaki...

Luqman Hakim said...

Tapi kalo seriyusnya, temen-temenku yang musisi aja pada kagum sama permainan mereka yang bersih, melodius, pun emang jago-jago skill bermusiknya. Dandanan aneh itu juga yang bikin banyak penasaran...

mamah depin DEWI said...

kenapa ya, orang kalo ngefans, sampe harus mengadopsi gaya hidup idolanya? *sigh*
eh, mas luq bukan termasuk fansnya cewek2 cantik itu kan? Yg berubah jd 'gila'...xixixixi

Reny Payus said...

dan mereka malah lebih cakep daripada cewek yang biasa biasa aja. demmm
bikin sirik -__-"

Luqman Hakim said...

Udah kok, udah patah hati...

Awalnya aku kagum (horny juga hahaha.. ), ngeliat cewek di band ini jago banget maen gitarnya. Tapi begitu tau ternyata laki, kaget banget, plus patah hati...

Reny Payus said...

huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahahahahahahaaha kirain nambah seneng =))

Luqman Hakim said...

Make up dowang Neng... Make up...

Di kantor abang banyak tuh yang make up-an. Tapi pernah pas kemaren ada event Java Jazz yang sampe pagi gitu, abang ngeliat temen-temen yang make up-an itu bangun tidur, ancur semua mukanya...

Sama deh kayak Hizaki ini. Liat aja fotonya yang nggak pake make up, parah juga kan? Laki bukan, perempuan bukan, banci nggak tau...

Sayang Kamu said...

Astaga Maaaaan... ternyata elo senasib sama Umar yak.

Luqman Hakim said...

Kalo Umar pan parah, udah laki-laki yang jadi bininya itu mukanya ancur, tukang bo'ong pulak. Kalo ini pan pinter maen gitar Ma...

anotherorion priyo harjiyono said...

hla kan di harajuku itu katanya tiap minggu dijadiin lahan anak2 jepang buat berdandan aneh2/ala cosplay mas? he bener ga to? jadi persepsiku kesitu

Reny Payus said...

Aku tetep Milih Super Junior. *itu mah korea, dodol*

Luqman Hakim said...

Iya, sama kayak Dago. Tapi apa pernah ada yang bilang Dago?

Meski Harajuku itu nama daerah, orang sering keserimpet ngomong masalah fenomena budaya untuk masalah fashion ini dari nama tempatnya, fenomenanya sendiri namanya Cosplay, bukan Harajuku.

Sayang Kamu said...

Tukang bo'ong juga dong Man... kan dia pura2 jd cewek.

Luqman Hakim said...

Bedanya Korea sama Jepang di situ Ren...
Korea itu gudangnya Boy Band, jijay bajay najis buncis dah gw ngeliatnya.
Tapi Jepang, itu gudangnya musik-musik hebat, segala macam ada di sana.

Luqman Hakim said...

Dari awal bandnya berdiri dia udah ngaku kalo cowok dan orang-orang udah pada tau, gw aja yang telat taunya, he he he...

Sayang Kamu said...

He...he...he... kaciaaaan deh, tertipu ni ye. Segitu demen sekaligus kuciwanya sampe ditulis dua kali nih.

Reny Payus said...

Naaaah..... yang penting ganteng dan body oke.*dikeplak*

Luqman Hakim said...

Tapi bener lho Ma, temen-temen gw yang musisi aja emang pada kagum sama skill gitarnya si Hizaki ini. Jago banget, dari teknik sweeping, shredding, typing, maennya bukan asal cepet tapi bersih. Belom lagi harmonisasi lagunya emang bagus-bagus. Ngegabungin sama musik orkestra dengan tempo cepet, ngitung metronomnya itu susah banget.

Kendala musisi ngitung ketukan-ketukan nada biar masuknya pas itukan emang kudu diukur sama metronom, musiknya Versailles ini rumit banget, tapi bisa dimainin secara melodius, meski emang jenisnya musik rock, Romantic Metal gitu...

Luqman Hakim said...

Ambil... Ambil...

Kalo Jepang juga ada J-Pop, isinya 25 orang mantan bintang porno, sama kayak Girls Band gitu deh, pan aku pernah nulis juga di sini:

恵比寿マスカッツ | Bila 25 Mantan JAV Ngumpul

mamah depin DEWI said...

kasian jg nasibmu mas...jgn2 bentar lg gila krn kecewa neh xixixi

Luqman Hakim said...

Kalo nggak ada penyalurannya jelas bisa gila, pan aku ada penyalurannya, bini sendiri, he he he..

Pun dengan menulis, paling nggak kecewa itu ilang juga, sekalian ngebantu temen-temen lain biar nggak jadi Umar kedua, ketiga, keempat, kesepuluh, keseratus...

Bimo Racun said...

belakangan mas Luqman lagi seneng nulis tentang laki-laki yang dandan ya mas..

*masihsukacewekcakepkanmas?

Ihwan Hariyanto said...

Mas Luqman ga terobsesi kan sama mereka? Kok mpe posting berkali-kali :D

*kuatir*

anotherorion priyo harjiyono said...

aku curiga mas luqman mau nyamar jadi anastasya


*kabur*

febbie cyntia said...

Jadi keinget kabuki

Winny widyawati said...

makanya mas, jangan mudah terpesona

intan suri said...

Walah ampe diposting lg...... Semoga ga ampe kesengsem ya :)

mamah depin DEWI said...

Unì intan,
Makanya diposting lg kan krn kesengsem ituh..... *kabur sebelum mas luqman pulang*

gemblung iblis maniezt said...

Beberapa tahun terakhir : kuburan band.

Cuma, walo tetep pake aksesoris rok dan renda, tetep gak feminis

*cipok Hazuki*

Crow Reborn said...

Does it have anything to do with Japanese centuries-old pederasty? Even Oda Nobunaga was a practitioner, right?

Luqman Hakim said...

Ha ha ha, ini pan erat kaitannya sama cerita yang lagi hangat, Anastasya Oktaviany yang dikawinin Umar yang ternyata laki-laki. Umar nggak teliti, nggak bisa ngeliat perbedaan antara perempuan atau laki-laki dari tampilan istrinya. Kalo Hizaki ini lain, dia berdandan untuk kepentingan industri musik di Jepang yang aneh-aneh tuntutannya. Aku itu kesengsem sama permainan gitarnya dan masih terheran-heran dengan penampilannya.

Cewek cakep, botoh, telanjang, jelas masih demen lah!

Luqman Hakim said...

Udah... udah kesengsem berat dan nyatanya ketipu!
Tapi yang jelas sih nggak separah Umar...

Luqman Hakim said...

Nggak... nggak...

Nggak ada minat pengen jadi Anastasya Oktaviany itu.

Aku jadi inget cerita Riyo yang ditaksir banci itu.
Aku malah pengen ngedandanin Riyo biar ditaksir nggak cuma banci, tapi laki-laki.

Luqman Hakim said...

Tulisan ini pan emang ngangkat tentang 美少年 (bishōnen) yang akar muasal masalahnya memang dari 歌舞伎 (kabuki).

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Udah kok, udah kesengsem...

Luqman Hakim said...

Sensasinya sama kayak pertama kali ngenal Miyabi.
Napsu berat dan pengen ketemu. Cuma ini kok ya laki-laki...

Luqman Hakim said...

Yup... Orang sering "nuduh" Kuburan Band itu nyontek Kiss, padahal kalo dirunut akar masalahnya ke belakang, Kuburan Band jelas ngikutin Kabuki yang udah ada dari tahun 1603.

Nyipok Hazuki?

Ha ha ha, berminat jadi lesbian ya, Ran?

Luqman Hakim said...

Jepang berabad-abad silam, abad ke 16-17 cara berpakaiannya emang jadi panutan para penganut transvestisme alias cross-dresser, Mas Edwin. Liat aja, dari dulu Jepang dandanannya emang aneh-aneh, hampir nggak jelas antara perempuan dan laki-laki, pun fenomenanya emang keliatan banget di teater kabuki.

Jangan lupa juga, Oda Nobunaga ini asalnya juga dari Kyoto, asal pertama teater kabuki ini ada. Dia 大名 (daimyo atau tuan tanah di era samurai) yang berdandan cross-dresser. Orang yang jadi terkenal karena dalam sejarahnya dia memang pemberontak kemapanan,

Crow Reborn said...

Exactly. The reason I asked is, if this bishōnen subculture is really the product of such an ancient tradition, why doesn't it flourish in Greece which also had an ancient pederasty culture?

I mean, we do have something like this in Ponorogo, right? The waroks and their gemblaks? With the gemblaks involved in reyog performance, dressed in an effeminate style? So, why not in Greece as well?

gemblung iblis maniezt said...

Yo gak jauh beda sama kamu toh mas?
Berminat jadi gay ya?

gemblung iblis maniezt said...

Kuburan : muka sangar body sangar punya kiss, tapi costume tetep kabuki..

campur ahh

Yusnita Febri said...

klo di terapin di band Indo..
Susaaah.. soalnya modal kostum itu kan gede juga..
naah klo di jepang kan abis2an untuk urusan penampilan..

blom lagi tar kena cap maho..
inget dah baca di forum seleb musik, yg menduga klo personel J Rock ntu pada maho gegara dandannya keliatan kek cewe gitu..
padahal itu anime

tintin syamsuddin said...

sengaja gitu dandan cungkring gini karena industri apa karena "banyak" yang minat dengan transgender? sekalipun mereka bukan banci..

Luqman Hakim said...

Keterbalikan logika dan cara pikir sih yang aku tangkap dari fenomena Jepang ini Mas Edwin. Film The Last Samurai itu gamblang banget ngegambarin saat di mana Jepang yang ingin maju, mengungguli negara-negara lain, ada di persimpangan jalan antara memilih untuk ber-universal ria atau masih memegang tatanan tradisional.

Kasus pada elemen-elemen ala Perancis (bukan Yunani) dengan dandanannya ini memang kalo dibaca di websitenya band Versailles Philharmonic Quintet, pendiri band ini si Hizaki memang demen banget sama Versailles, begitu terobsesinya hingga nama band-nya pun dinamai serupa kota itu.

Jepang (menurutku) paling carut-marut dalam pengkombinasian budayanya di era sekarang. Fenomena bokep Jepang tergolong 'parah' karena bintang-bintangnya jauh terkenal ketimbang Amerika dengan Vividnya, totalitas Jepang dalam hal apa pun itu yang bikin geleng-geleng kepala, dari totalitas yang paling bener untuk urusan keilmuan sampe totalitas paling nyeleneh sekalipun, Jepang emang jagonya...

Luqman Hakim said...

Ha ha ha... Nggak ah, perempuan dengan segala lekuk-lekuknya masih menarik perhatianku kok, Ran

Luqman Hakim said...

Gitarisnya kuburan band itu, Raka Auliantara, sodaranya kakak iparku.
Belom sempet nanyain pola-pola kabuki ala Kuburan Band ke dia...

gemblung iblis maniezt said...

kalo gothic, itu aliran opo ya?

Luqman Hakim said...

Yup... J-Rock, band Indonesia yang ngusung aliran J-Rock ini personil-personilnya orang-orang terbaik di dunia musik Nit. Iman, vokalisnya itu mantan gitarisnya Funky Kopral barengan adek kelasku SMA, Oncy yang sekarang jadi gitarisnya Ungu. Iman ini barengan Wima (basis), Sony (gitaris) pun Anton (drummer) itu orang-orang terbaik pas festival band tahun 2004 yang disponsorin sama Nescafe, Trans TV, dan Aquarius Musikindo. Mereka semua mantan best vocalist, best bassist, best guitaris, juga best drummer di festival itu.

Dandanan ala anime ini juga yang bikin mereka dituduh maho sama orang yang nggak ngerti cosplay...

Luqman Hakim said...

Industri musik Mbak Tintin, nganeh-nganehi itu justru yang dijual. Bisa jadi juga fenomena keterbalikan jaman di mana orang udah semakin aneh karena bumi juga udah makin tua...

Mau kiamat barangkali...

Luqman Hakim said...

Gothic itu nama salah satu suku di Jerman, bisa juga fenomena budaya yang muncul di abad pertengahan di Perancis. Nah ini mau bicara yang mana?

gemblung iblis maniezt said...

Gw kadang sengit ampe ubun-ubun sama orang yang suka komentar tapi gak ada di bidangnya. Crewet ='= apa gak kenal kata diem..

Lagian, ketertarikan sex kan beda urusan sama totalitas dalam seni kreatif/panggung.

gemblung iblis maniezt said...

Costume kuburan band yang renda, rok, dan lebih ke arah hitam ... itu bisa dimasukin ke gothic gak?

Luqman Hakim said...

<>Thus anything cannot be told must be kept silent...

Itu kalimat sakti aku, yang bikin aku malas berdebat kalo emang ketemu orang nggak ada ilmunya tapi sotoy abis. Mending milih diem atau minggat dari tempat itu sekalian ketimbang dapet kecerdasan artifisial yang nggak jelas dari orang itu

Setuju, sex appeal, penampilan, dandanan, pun isi celana dalam nggak ada kaitannya dengan kreativitas dalam berkarya. Nggak perlu juga dikait-kaitkan hubungannya, selain nggak berguna, yang ada kusir yang berdebat dan ikut bicara.

Luqman Hakim said...

Itu berarti merujuk ke fenomena budayanya.

Gothic yang diliat dari fenomena budaya, sejarah yang panjang dari seni abad pertengahan di Perancis sana, bahkan ditelusur lebih jauh lagi malah akarnya bisa jadi dari jaman Romawi kuno saat invasi Jerman, Spanyol juga Italia di abad ke-2.

Kalo fashion yang dibahas, renda-renda yang dipake Kuburan Band, ini emang cirinya Gothic Fashion dalam terminologi akar masalah yang udah ada dari jaman Romawi Kuno itu sendiri.

>> manusia songong said...

lu ternyata seneng2nya yg berbau fantasi ya
salut ama fantasi loe

Luqman Hakim said...

Cewek cakep, botoh, pake kostum kulit warna hitam, agak terbuka namun nggak telanjang utuh, bawa borgol, garang dan binal, jelas fantasi yang menyenangkan, Mas Inyong...

>> manusia songong said...

mana gambar gw ama bune

mamah depin DEWI said...

yg ngintip2 lbh seru ya mas luq? *bolongin baju2 istrinya mas luqman*

gemblung iblis maniezt said...

ahh,, berarti gw ralat dong.
kuburan band : muka sangar body sangar punya kiss, tapi costume gothic fashion punya
(beda sama kabuki sih)

gemblung iblis maniezt said...

seru mbolonginnya mahdep
*bolongin baju2 mahdep*

mamah depin DEWI said...

bajuku dah pada bolong2 dek, ga usah dibolongi lg... *tunjukin daster jadul*

gemblung iblis maniezt said...

kurang banyak mahdep...
coba kaya macan totol itu,,, ato ala zebra... jadi bolongannya bikin sedep

andreij eijkov said...

kostum kulit atau kostum dari latex yang ketat itu fetish banget lho ... karena mirip kulit kedua ... selaen bawa borgol juga bawa cambuk cambuk gituh ... dan tampangnya kayak singa betina kelaparan ... itu emang fantasi fetish yang keren

andreij eijkov said...

dan sebenarnya ketika glam rock dari inggris masuk ke amerika ... gue ngeliatnya rada rada gak setuju kalo itu dibilang glam rock yang pretty boy lho
ini alasan gue ....
katakanlah band band kayak poison, wasp, odin, skid row, dll itu glamnya pretty boy kayak marc bolan atau david bowie ... dan dresscode mereka emang perempuan banget
tapi disisi lain ada musisi glam rock amerika yang mengadaptasinya dengan mekanisme lain ... disitu glam rock dibuat dengan tata cara teatrikal dan dandanan yang berkesan lebih ekstrimis dan maskulin ... contohnya alice cooper, trus kiss dan ac dc ... kritikus musik sendiri menyebut mereka dengan shock rock tapi media media barat menyebutnya american glam rock ... glam rock yang model gini makin populer ketika motley crue juga ikut ikutan merayakannya ... di era sekarang, tata cara shock rock menemukan kebangkitan kembali lewat musik metal yang dibawain marylin manson ... apa bedanya praktek musik dan performance alice cooper di era 80an sama marylin manson di era sekarang ... buat gue gak ada ... palingan cuman marylin manson lebih industrial dan lebih dark aja nada nada musiknya ... hehehe

Aulia Zahro said...

Wah, jadi inget pernah baca berita. di Thailand tersedia pramugari khusus waria, bentuk tubuh plus mukanya juga mirip cewek bngt :D

Luqman Hakim said...

Belom...

Luqman Hakim said...

Nggak usah dibilang Mbak Dew udah aku bolongin kok

Luqman Hakim said...

Konsep Kuburan Band itu lebih ke parodi dan humor.
Emang nggak ada kaitannya sama musiknya...

Luqman Hakim said...

Ikuuuuuuuuuttttttt...!

Luqman Hakim said...

"Bolong"-nya di bagian mana, Mbak Dew?

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Yes! Fetish! Genre asik nih Ndre, ha ha ha..

Luqman Hakim said...

Wah, terpana gw baca tulisan lo Ndre, cakep analisanya...

Gw pun setuju kalo glamrock saat diusung ke Amerika konsepnya emang dibikin ala Amerika. Alice Cooper, WASP, jelas jauh dari kesan banci, lebih deket ke band satanic, tapi buat Poison, Motley Crue, kesan bancinya kuat banget, makanya biar nggak dibilang banci, liar dalam kelakuan. Ini pendapat subyektif gw lho Ndre

Marilyn Manson itu pengikutnya Anton Szandor Lavey, menandatangani perjanjian dengan setan lewat satanic church-nya Anton, musisi yang tiap manggung di beberapa daerah di Amerika yang religius, selalu diusir-usirin, takut nyebarin pahamnya. Lagian Marilyn Manson emang ngonsepin diri dalam kondisi tak berjenis kelamin, album ketiganya, Mechanical Animal yang dirilis tahun 1998, covernya aja lumayan mencengangkan...



Gw sih lebih setuju sama pendapat, skill bermusik itu nggak ada hubungannya sama gender, jenis kelamin, pun latar belakang yang nggak nyambung selain musik itu sendiri. Cuma memang orang ketika menikmati musik selalu nyambung-nyambungin sama kondisi real di kehidupan itu sendiri.

Luqman Hakim said...

Thailand itu gudangnya cewek cakep...
Juga waria cakep... Hiiiiiiiyyyyyy...!

Luqman Hakim said...

Ikut ngomentarin Ma, cakep nih obrolannya, diskusinya...

Irma pan emang belajar tentang sastra dan budaya Inggris, jadi acuan tentang sudut pandang dari teater Shakespeare ini kuat banget. Yup, aku juga pernah baca tentang sisi di mana perempuan jadi makhluk kelas dua, dilarang untuk berbuat apapun selain jadi "mesin beranak", alhasil dalam pentas-pentas teater itu pemerannya selalu laki-laki meski penokohannya itu perempuan. Hal yang berlaku sama juga di teater Kabuki.

Teater Yunani, kalo ditelusur ke belakang lagi, kalo kita ngomongin tentang wardrobe-nya yang ala renda-rendaan, ini udah berlaku di zaman Romawi kuno, dari abad ke-2 sejak invasi Romawi ke beberapa dataran Eropa. Yang namanya invasi, pola-pola akulturasi itu yang kentara, nggak heran kalo orang jadi bingung menginterpretasikan ini asal-muasalnya dari mana.

Tapi lagi-lagi ini pendapat subyektifku lho, belom baca-baca buku lagi buat dasar acuannya, kenapa aku ngomong gini. Yang pasti aku pernah baca memang seperti itu dasarnya. Kalo minta sumber rujukan, nanti aku cari dasarnya atau kita cari sama-sama...

andreij eijkov said...

untuk ukuran amerika sih emang poison dan kawan kawan emang pretty boy banget yah ... cuman gue ngebandinginnya sama pretty boy ala inggris yang bener bener edan glam nya ... contohnya enigma sama boy george tuh yang udah gak jelas jenis kelaminnya apaan kalo manggung ... hahaha
kalo marylin manson sign agreement sama si anton lavey ... gue gak tau yak ... dan gak terlalu interes ke arah satanis ala anton lavey ... bisa bias ngomongin agama sama politik jadinya ntar

tapi yang gue tau ...
1. album album Marylin Manson yang provokatif lirik liriknya itu sebenarnya cerminan kondisi psikologis dia ... contohnya Eat Me Drink Me ... itu cerminan kondisi mental dirinya soal hubungannya sama Dita Von Teese, istrinya
2. dandanan dan aksi panggung dia itu mengadopsi tata cara Alice Cooper yang *shocking* ... boleh dibilang Marylin Manson adalah revitalisasi dari Alice Cooper ... sekitar era 80an itu Alice Cooper bener bener shocking banget lho, liar seliar liarnya kalo di panggung ... setelah hal itu mengindustri dan diterima pasar ... barulah KISS mengikuti, kemudian AC DC ... dan opa Ozzy Ousbourne juga kemudian malah ikut ikutan bawa bawa atribut atribut aneh aneh semacam peti mati dan stripper buat perform di panggung ... di Indonesia sendiri ada yang mengadopsi performance seperti ini yaitu almarhum eyang Ucok AKA dan belakangan Otong Koil
3. lucunya lagi banyak fans Marylin Manson yang menterjemahkan lirik liriknya secara harfiah ... ya ancurrr ... contohnya pernah ada kasus teror penembakan di SMA di Amrik sono, dan pelakunya ngakunya terinspirasi lirik Marylin Manson yang agresif ... haha ... karuan aja ini jadi trigger buat yang gak suka Marylin Manson untuk langsung menyerang dia ... geblek deh
4. Gue ngebandingin Marylin Manson sebelum dia bernama Marylin Manson dan masih maen rocknroll dengan ketika dia udah ngadopsi konsep bermusik dan performance kayak sekarang ... beda jauh secara result ... makanya akhirnya gue curiga Marylin Manson mengadopsi semua konsep bermusik dan performance kayak gini buat mendongkrak secara drastis karirnya dia aja

Luqman Hakim said...

Lho, bukannya kondisi jaman udah separah itu?

Orang mengkait-kaitkan kemampuan bermusik sama politik pun agama?

Hal yang susah dipisahkan, ketika menikmati seni dalam hal ini musik, orang selalu pengen tau latar belakang penciptaan karyanya. Hal yang wajar, sangat lumrah. Tapi ketika ada hal-hal yang menyimpang dari kenormalan, meski musiknya bagus, orang akan menafikkan. Gw aja nggak ngerti sama hal ini...

Mengenai glamrock yang diusung ke Amerika, yup, gw setuju kalo glamrock American Style itu beda sama British Style, Inggris kelewat parah glam-nya, David Bowie bapaknya musik glam ini pun diragukan juga orisinalitasnya sebagai laki-laki, apalagi Boy George

Sayang Kamu said...

Selain karena perempuan dianggpk kelas dua, juga karena dunia teater dianggap hina, Man... penuh manusia hedon dan mabuk2an. Makanya jaman itu, perempuan yang mau nonton teater harus ditemenin muhrimnya... buset deh kayak pergi haji aje. Gue pernah baca ini dulu banget tapi nyari sumbernya di Internet agak susah.

Romawi Kuno memang budayanya banyak mengadopsi dari Yunani Kuno, Man, termasuk dalam hal peranan perempuan dimainkan oleh aktor pria. Tapi ini cuma di awal, nantinya perempuan boleh naik panggung juga. Hal yang sama terjadi di Inggris, pada masa Restoration, dimana arus kebebasan melanda Inggris setelah mereka melewati masa Puritan dimana drama dan teater dilarang, para wanita malah berperan di atas panggung sebagai wanita dan bahkan menukar gender juga dng berperan sebagai pria.

Tadi pas "jalan2" gue ketemu buku kumpulan essay di google book yg menarik, judulnya Changing Sex and Bending Gender karangan Alison Shaw dan Shirley Ardener. Mau kasih linknya dimarih takut kepanjangan dan jadi acak2an deh layout lapaklo. Krn buku cukup baru, cuma ada sebagian aja, gak lengkap tapi lumayan deh buat nambah2 pengetahuan.

Luqman Hakim said...

Tadi gw coba browsing, itu buku tahun 2005 Ma, bukan buku baru juga. Tapi kayaknya menarik, baca resensinya ini buku yang ngebahas masalah transvestism, transsexualism, juga transgender. Cuma sayang nyari e-Booknya kok ya nggak dapet-dapet.

Mengenai paham kesetaraan jender, pun masalah lain yang berkenaan dengan perbedaan, komparasi laki-laki dan perempuan, gw emang agak eneg ngebahasnya dalam sisi, ada orang yang membedakan laki-laki dan perempuan dari sisi harfiahnya, dari sisi lahiriahnya. Pun saat Perbedaan itu dihapuskan, oke dihapuskan, tapi juga nggak perlu ditransformasi, gw ampe bingung sama formulasi laki-laki yang perempuan atau perempuan yang laki-laki.

Gimana beranak-pinaknya ya, orang-orang begitu? Membelah diri? Seeeeel... ngkaleeeeee....

Sayang Kamu said...

Maksud gue termasuk baru krn copyrightnya masih ade, gak kayak buku jadul yg udah bisa ditaruh di Google book dengan seutuhnya. Gichu lo, Man. Buku itu menarik karena melihat juga sisi psikologis dari cross-dressing, Man. Bahasanya juga mudah dicerna kok. Gue sih simpan aja link ke google booknya dan sementara ini baca seadanya yg dikasih... nanti mau cari juga di Amazon atau Half.com.

Iye... masalah gender bending sampai dng homoseksualitas memang gue sendiri hati2 menyikapinya. Apalagi di sini.

andreij eijkov said...

hehehe gue tertarik buat ngobrolinnya nih ... gender bending, lesbi, biseks ... topik yang kayaknya cukup ok ... apalagi kalo dibahas soal psikologisnya ... menarik banget

angky soemali said...

totalitas sempurna dari mereka. sampe seorang Luqman Hakim terhorny-horny dan patah hati hehehe..

Sayang Kamu said...

Bener Ndre, terutama jadi menarik karena fenomenanya makin marak, bukan? Kalau bicara homoseksualitas, tinjauan psikologisnya mungkin akan mengalir ke dua kutub; nature atau nurture. Sedangkan gender bending spt yg dilakukan pelakon teater atau artis penyanyi/band kayaknya lebih mengarah ke komersialisasi, meskipun pasti ada dampak psikologisnya spt yg udah disebut2 sama Luqman di sini.

Gue sendiri bukan pakar psikologi sih, cuma tahu dikit2.

andreij eijkov said...

kalo dari yang gua amati sih ... tapi ini masih kemungkinan lho ini ya

kalo lesbianisme itu lebih dari nature ketimbang nurturenya, entah kenapa gak tau juga ... sementara kalo gay lebih karena nurturenya ... kalo gay ini lebih bisa diliat secara logika ... gini tiap cowok lahir dengan kecenderungan seksual biseks, dan orientasi seksual saat dewasa itu tergantung dari pola asuh dan tumbuh kembang dia dimasa lalu ... sementara kalo cewe lesbi, susah dilogikain ... kadang gue suka nemu cewe cakep, diajak ngobrol normal, masa lalu yang berhasil dikorek itu ternyata normal normal aja, tapi belakangan ketauan kalo dia lesbi dan gak ada hasrat sama sekali sama cowo ... aneh yang gak masuk akal kan kayak gini

trus kalo gender bending ... yeah ... gue yakin dampak psikologisnya pasti ada banget tuh ... cuman selama ini kan blom ada yang mengakui secara terbuka, jadi dugaan gue kemungkinan ke arah disorientasi seksual juga