Saturday, July 21, 2007

Bunga Untukmu, Tiap Kali... (Versi Suami)



Tentang perempuan lagi... Gw edit dan gw ganti jadi versi suami.
Ehmmm... Jangan jahat-jahat sama perempuan ya?

Sedih...

Aku memberinya bunga hari ini...

Hari ini bukan hari istimewa dan bukan hari ulangtahunnya. Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar dan aku melontarkan kata-kata menyakitkan hingga ia menangis. Aku menyesal telah menyakitinya dan aku pun memeluknya. Emosiku kalap dan tak terbendung lagi hingga aku menyakitinya. Kuberikan bunga padanya sebagai permintaan maafku. Ia pun memaafkanku...

Aku memberinya bunga hari ini...

Hari ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami. Semalam aku menghempaskannya ke dinding dan mencekiknya. Ia bangun dengan memar dan rasa sakit di sekujur tubuh. Tangisnya tak terbendung meski itu tak sepadan dengan rasa sakit di hatinya akibat ulahku. Anak-anak hanya bisa memandang bingung dan ikut menangis bersamanya. Aku kembali menyesalinya. Aku pun memeluknya, mencium keningnya dan meminta maaf serta memberikan bunga padanya hari ini sebagai tanda penyesalanku. Kembali, ia selalu memaafkanku...

Aku memberinya bunga hari ini...

Hari ini bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain. Semalam aku memukulnya lagi, lebih keras dibanding waktu-waktu yang lalu. Ada warna biru di pelupuk matanya akibat tinjuku. Tangisnya tak keluar, hanya air mata yang mengalir dan rasa sakit di fisik dan di hati yang ditahannya dalam-dalam. Aku tahu, ia tak tahan mengadapi emosiku dari hari ke hari yang tak kunjung mereda. Aku pun tahu ia ingin meninggalkanku, tapi aku juga tahu, ia tak berani meninggalkanku. Ia tak punya uang untuk lari dariku bersama anak-anak. Emosiku surut ketika anak-anakku menangis bersamanya dan memeluknya, menghapus air matanya. Kupeluk lagi ia dengan hati yang kacau dan perasaan bersalah. Aku sangat menyesalkan kejadian yang berulang-ulang itu, aku meminta maaf dan memberinya bunga hari ini. Lagi-lagi, ia selalu memaafkanku dan terus memaafkanku...

Aku memberinya bunga hari ini...

Hari ini adalah hari teristimewa untuknya, ini adalah hari pemakamannya... Hari terakhir di mana ia lepas dari rasa sakit yang selalu membayanginya tiap kali bertemu denganku. Dari balik penjara aku membayangkan pertengkaran terhebat kami tadi malam. Aku membenturkan kepalanya ke tembok berkali-kali hingga lunak tempurung kepalanya dan darah pun mengucur deras. Ia terjatuh terjerembab dan menghembuskan nafas terakhirnya di hadapanku. Anak-anak menangis ketika melihatnya membujur kaku dan tak bergeming. Mereka memeluknya,
membangunkannya dan mengguncang-guncangkannya, namun tak juga bangun. Aku pun tersadar, sampai polisi memborgolku dan menggiringku ke mobil tahanan. Aku tak bisa menghadiri pemakamannya, hanya bunga dan lagi-lagi bunga yang bisa kuberikan padanya, kali ini lewat penjara. Kalau saja aku bisa membendung emosiku, aku tak perlu memberikan bunga lagi untuknya...

Anonymous

27 comments:

Veronica Hanny Arsanty said...

Luqman gokil nehhhhhhhhh......nyeremin ajah.....tapi kata gw bego aja cewek-nya kalo gw mah....sebelum diapa-apain..gw kebiri ajah duluan hihihihihi

Noni Gustami said...

ini kudunya judule: "bunga terakhir" dong... :)
dapet darimana sih cerita ini?

blanthik_ ayu said...

thanks ya luk...sering2 ya kasi gw bunga..bunga deposito terutama xixixixixixi

nabil habsyie said...

eh luq luq kok cerita peribadi obet lo tulis disni??? udah dapet izin lo??

Luqman Hakim said...

Oalah Peyo...
Nggak semua perempuan itu sepertimu!
Masih banyak di antara kaummu yang menggantungkan dirinya pada kaumku dan akhirnya cuma jadi subordinat belaka...
Ayo dong, kuaaattt...!!!

Luqman Hakim said...

Anonymous...
Kemudian di-revisi untuk jadi versi suami

Luqman Hakim said...

Ah Mamaaaaa.... Jangan ampe Mama dipentung Papa ya, Mama Eny...
Aku anakmu yang akan membelamu!!! Kikikikikikiikk....

Luqman Hakim said...

HUSSSHHHH..!!!
Nabil..! Balik ke kandang sanahhh...!!! Ha ha ha...

willy tiko said...

Pasti ngeledek saya, karena terlalu banyak bunga yang kukirimkan, nah emang gw pedagang bunga kok, kalau orang beli yah gw antarin xixixixixixe.
Salam ach.
dari manusia yang masih memilih ablekz.

Luqman Hakim said...

Di FN ada tuh Mas Willy...
Emang salah sih, kok ya masukin di MP duluan...

intan darmawan said...

bukan pengalaman pribadi kan LuQ?

Luqman Hakim said...

Tabok nih...!!! Tabokkk..!!!

Seto Wibowo said...

Domestic abuse.... Masih banyak mungkin ya disekitar kita yang seperti ini?

Mieke Randa said...

duh... ceritanya bikin I nangis bombay... moga2 bukan cerita beneran yach... Salam kenal... Mieke

Luqman Hakim said...

Masih banyak Mas Seto...
Makanya, kita jadi orang memang seharusnya jangan jahat-jahat...
Senyum aja, ketawa aja, isi dunia dengan keceriaan...

Luqman Hakim said...

Salam kenal juga Mieke...

Luqman Hakim said...

Nggak ndablek kok Mas, he he he...

Ade Puspitasari said...

busyet, kejam amat lakinya...masokis ya?

Luqman Hakim said...

Portret kehidupan. Pasti ada aja...

Ade Puspitasari said...

yup..pasti ada kalo liatnya jeli

Luqman Hakim said...

Kayaknya ada aroma bakal memanjang nih komentar-komentar selanjutnya, he he he...

Ade Puspitasari said...

wakakakakakakak..iya, back to basic. Udahan ah..dicut aja hehe

Luqman Hakim said...

Yup... Gitu dong. Ini tulisan lama, mending nelusur yang baru-baru aja...

meneer erot van bojongkenyot said...

thanks infonya salam kenal

Luqman Hakim said...

Ha ha ha... Siap.. siap...
Btw, narsis juga ya Mas, ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Sama-sama Mas.
Btw, foto narsisnya keren juga, ha ha ha...

intan suri said...

seyem ah....