Friday, July 25, 2008

Sejarah Celana Kanvas

Sewaktu demam emas melanda Amerika tahun 1848, kala itu mata pencarian penduduknya kebanyakan memang menjadi penambang logam mulia. Namun dari bagian ini ada seorang pemuda usia 20 tahun dari New York yang berniat mengadu nasib. Di tempat asalnya ia adalah seorang penjual pakaian, berangkat ke California dengan berbekalkan beberapa potong tekstil untuk dijual selama perjalanan ke Barat. Karena dasarnya memang nekad, sesampainya di California, ia menjual semua barang milikinya kecuali segulung kanvas.

Segulung kanvas?

Apa gunanya?

Siapa pula yang mau memakai pakaian yang dibuat dari kanvas?

Di California, pemuda itu memperhatikan bahwa para pekerja tambang memiliki celana yang cepat sekali rusak. Untuk itu ia mencoba membuat celana kerja dari bahan kanvas dan menjual celana itu kepada para penambang. Celana dari kanvas itu laku keras. Banyak penambang membeli celana kanvas.

Namun karena tidak sepenuhnya bahan kanvas nyaman untuk dipakai, pemuda itu mulai menggunakan bahan lain yang dipesannya dari Genoa, Italia. Para pemintal di sana menyebut bahan itu "genes". Ia mengubah namanya menjadi "jeans", dan mulailah ia memproduksi celana jeans pertamanya, yang diberi merk "Levi's".

Hanya dalam waktu singkat celana ini menjadi "pakaian resmi" para penambang dan koboi, dan akhirnya dapat kita temui sekarang sebagai "pakaian kebangsaan" banyak orang. Pemuda itu bernama Levi Strauss dan hasil karyanya telah dinikmati banyak orang di seluruh penjuru dunia.

Berikut salah satu Print Ad Levis di Indonesia dengan tematik Idul Fitri 1427 H. Alur pada serat kanvasnya membentuk barisan shaf ketika Shalat Ied.


Agency: OgilvyOne Worldwide, Jakarta, Indonesia
Executive Creative Director: Rajesh Menon
Art Directors: Yohanes Sumera, Priangga Amalo
Copywriter: Aria Wahyu
Digital Imaging: Wishing Well


10 comments:

>> manusia songong said...

subhanallah ya luq...yang rajin ya posting seperti ini jadi ngingetin kita2

d . said...

aku merinding ... selamat menyambut ramadhan ya ka lukman ... ^^

Muhammad Nur Ihsan said...

besok mau bikin celana apa lagi Bang?

eh, kau sudah pindah yaa .. ? pindah gedung ..

Emma Alaydrus said...

Setelah menjadi pakaian resmi para penambang dan koboi, Levi's juga menjadi simbol budaya pop,

kalo ga salah yahh... pakaian ini di pakai oleh para penyanyi country sebagai simbol pakaian yang merakyat, lalu pengguna nya tidak lagi para pekerja tambang tetapi meningkat ke anak2 muda, dan mereka menggunakan Levi's sebagai simbol pencarian jati diri, pada saat itu kaum muda amerika memilih Jeans (Levi's) yang terlihat kusam untuk menunjukan jati diri yang tidak menyukai aturan, dan akhir nya Jeans (Levi's) menjadi simbol budaya POP, istilah nya kamu ga keren kalo ga pake Levi's kusam

Pamor Levi's semakin meningkat ketika mode semakin berkembang, Levi's pada saat ini sudah bisa membuktikan bahwa mereka merupakan produk yang berkelas

Luqman Hakim said...

Insya Allah Kak Inyong...

Luqman Hakim said...

Sama-sama ya Din...

Luqman Hakim said...

Udah kaleeee...

Luqman Hakim said...

Tapi Emma tidak sedang mempromosikannya kan?
He he he, kalo aku cuma mau nulis tentang fenomena budayanya aja...

Emma Alaydrus said...

ga ah om... ga mau promosi Levi's, aku mau promosi lingerie ajah... haha...

Emma @ Lingerie Factory

Luqman Hakim said...

Lingerie?
Mau dong motretin model-modelnya...
Ha ha ha...