Friday, August 1, 2008

Kisah Lima Perkara Aneh

Abu Laits as-Samarqandi, seorang ahli fiqh termashur, suatu ketika pernah berkata;

"Ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul, ada yang menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara saja."

Dari salah seorang Nabi yang menerima wahyu lewat mimpi di suatu malam, sebangunnya dari tidur ia diperintahkan untuk keluar rumah di saat pagi menghala ke barat. Ia diharuskan untuk melakukan lima perkara:

•    Pertama; apa yang dilihat maka makanlah

•    Kedua; apa yang dihadapi maka sembunyikanlah

•    Ketiga; apa yang diberi maka terimalah

•    Keempat; apa yang diharap maka jangan putuskan harapannya

•    Kelima; apa yang ditemui maka larilah daripadanya

Keesokan harinya, Nabi itu keluar rumahnya menuju barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan lalu menggumam, "Aku diperintahkan memakan yang pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil aku lakukan, memakan bukit ini. Sesuatu yang tidak bisa kulaksanakan."

Nabi itu terus berjalan menghampiri bukit itu, mencari-cari siapa tahu ada yang bisa di makannya. Sampai di sana, tiba-tiba saja, seperti sulit diterima akal sehat, bukit itu mengecil hingga menjadi sebesar buku roti. Nabi itu mengambilnya lalu disuapkan ke mulut. Saat ditelan, rasanya manis bagai madu. Di situ ia mengucapkan syukur 'Alhamdulillah'.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya, lalu ia bertemu sebuah mangkuk emas. Teringat akan mimpinya Nabi itu menggali lubang lalu ditanamkan mangkuk emas itu,untuk menyembunyikan, lantas meninggalkannya. Namun tiba-tiba saja mangkuk emas itu menyembul keluar dari tanah, ia menguburkannya lagi seperti semula sampai tiga kali berturut-turut.

Sampai dirasa mangkuk emas itu tidak keluar lagi dari tanah, ia pun pergi meninggalkan tempat itu dan berlalu ke Barat. Setelah jauh dari tempatnya berjalan, ia menengok ke belakang, dilihatnya dari jauh mangkuk itu menyembul lagi keluar dari tanah dan berkilauan tertimpa sinar matahari. Mau kembali rasanya tak mungkin, maka Nabi itu berkata, "Ya Allah, setidaknya aku telah melaksanakan perintahmu."

Ia berjalan lagi ke Barat. Di tengah perjalanan ia melihat seekor burung kecil yang tengah dikejar seekor burung elang besar, mendatanginya sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, tolonglah aku."

Mendengar itu, hatinya merasa simpati lantas menyembunyikannya di dalam bajunya. Melihatkan keadaan itu, burung elang mendatanginya sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."

Nabi itu teringatkan pesan mimpinya untuk tidak memutuskan harapan. Ia kebingungan menyelesaikan perkara itu, akhirnya diambil pedangnya lalu memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada si burung elang. Setelah mendapat daging, burung elang itu terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.

Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas lari karena tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidung.

Setelah menemui kelima peristiwa itu, maka Nabi itu kembali ke rumahnya. Di malam itu, Sang Nabi berdoa, "Ya Allah, aku telah pun melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu di dalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya ini."

Sesudah itu ia beranjak tidur. Kemudian dalam tidurnya ia bermimpi akan jawaban lima perkara aneh tersebut

Pertama yang dimakan itu ialah amarah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu menjadi lebih manis daripada madu.

Kedua, semua amal kebaikan (budi), walaupun disembunyikan, maka ia akan tetap tampak.

Ketiga, jika menerima amanah seseorang, maka janganlah berkhianat padanya.

Keempat, jika ada orang yang meminta bantuan, usahakanlah untuk membantu meski diri-sendiri sedang berhajat dan memerlukan.

Kelima, bau busuk itu adalah ghibah (menceritakan hal seseorang). Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat ghibah.



Note: Mohon maaf, (kayaknya) emang lagi tumben (sok) posting tentang agama...

4 comments:

Marto Art said...

menyejukkan

Noni Gustami said...

another side of Luqman... :) :) :)

Luqman Hakim said...

Alhamdulillah...

Luqman Hakim said...

Just one side of me. I am, am me. Nothing is else.