Monday, September 15, 2008

Konfirmasi "Air Dingin" atas Larangan Shalat Jumat di PERTAMINA


Terima kasih sebelumnya atas konfirmasi dari temen-temen PERTAMINA atas "air dingin"-nya untuk masalah ini. Masalah yang sebetulnya sangat bisa diselesaikan dengan pemahaman komunikasi yang baik dari keduabelah pihak.

Perlu saya tegaskan di sini, saya tak pernah menggiring opini publik ke arah mendiskreditkan PERTAMINA, silahkan dibaca komentar-komentar saya buat temen-temen yang ikut memberikan opini, lebih saya arahkan pada khusnuzon dalam menyikapi masalah. Pro-kontra yang terjadi lebih pada chains reaction dari sumber masalah yang utama. Saya hanya menulis berdasarkan apa yang saya rasa sebagai ketergangguan saya dalam menjalankan kehidupan beragama yang seharusnya tak perlu terjadi.

Secara pribadi saya juga harus meminta maaf apabila saya memang keras menyikapi masalah ini, tapi setelah membaca tulisan Mas Priyo dan Mas Hudie, kepala dan dada saya seperti disiram air dingin yang menyejukkan, satu bentuk persaudaraan sesama Muslim yang memang harus kita kuatkan lagi erat-erat.

Juga ketika saya menuliskan izzul Islam wal muslimin (menjunjung tinggi kemuliaan Islam dan umat muslim) atau  rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi dunia), saya hanya mempertanyakan segala perbedaan itu, sekelumit pertanyaan yang sebenarnya ditujukan pada diri kita semua sebagai sesama Muslim.

Berikutnya, saya copy di sini konfirmasi dan klarifikasi "air dingin" dari temen-temen PERTAMINA mengenai insiden Jumat, 12 September 2008 M bertepatan dengan tanggal 12 Ramadhan 1429 H dengan harapan, insiden tersebut sudah tak perlu lagi diperpanjang.

Biar ini jadi catatan perjalanan kita ke depan untuk saling menguatkan Ukhuwah Islamiyah itu sendiri.

Salam hangat untuk temen-temen semua!



priyodjatmiko wrote on Sep 14
Mas, sebagai muslim yang karyawan Pertamina, saya pribadi minta maaf...

kalau saya mengalaminya pasti jengkel juga, atau lebih tepatnya sedih, koq satpam itu pemahamannya dangkal atau picik sekali. Atau mungkin malah dia non muslim, bahkan non muslim pun kadang akan lebih tahu sopan santun.

kalau shalat jumat, tidak ada itu yang namanya kapling-kaplingan, aturan yang datang duluan dialah yang dapat shaf di depan, pahalanya lebih banyak.

di milis kami, postingan anda sudah dibaca, dan tindakan satpam itu disesalkan.

kalo boleh komen, menurut saya dikotomi izzul islam wal muslimin dengan islam rahmatan lil alamin tidak ada, dua-duanya sama dan sebangun, jadi menurut saya tidak pas diarahkan kesitu. Atau diarahkan oleh para komentator bahwa ada Islam perusahaan A, islam perusahaan B.

sebagai sebuah perusahaan tentu hal seperti ini menjadi pelajaran, juga mengganggu upaya perbaikan citra perusahaan, kalo kami sekedar bilang itu hanya oknum, tentu cuma lari dari tanggung jawab, harusnya perusahaan introspeksi, bahwa tindakan satpam tadi menunjukkan upaya meningkatkan citra masih belum dipahami oleh orang-orang yang berada di ujung tombak yang seharusnya menjadi Public relation bagi perusahaan.



hudie wrote today at 2:52 AM
Saya pribadi, yang orang Pertamina juga sangat menyesalkan hal ini. Saya pribadi minta maaf.

Saya sedih membaca tulisan mas Luqman di atas, 3 hal kesedihan yang saya rasakan. Pertama karena Mas Luqman tidak bisa sholat jumat disatu tempat yang jelas-jelas disitu diselenggarakan ibadah Jumat. Baru sekali ini saya mendengarnya, ada penolakan untuk sholat. Tidak hanya itu, ini jelas melukai kebersamaan dan persaudaraan (ukhuwah). Salah satu ke"istimewaan" Islam adalah egaliter (tidak membeda-bedakan) apalagi untuk melaksanakan ibadah. Apalagi kemudian menunggu segolongan "kaum" sementara yang datang duluan di tolak. Secara syar'i hal ini jelas tidak benar.

Kesedihan yang kedua, kejengkelan Mas Luqman, telah memberikan gambaran, bahwa upaya kami di Pertamina untuk melakukan transformasi belum berhasil.
Misalnya Program Pasti Pas, hal ini merupakan upaya kami untuk mengembangkan nilai-nilai Perusahaan. Diantaranya Clean (tidak hanya clean dalam melakukan kegiatan bisnis, termasuk di dalamnya juga dalam berperilaku), Customer Focused (kami ingin agar selalu berorientasi pada pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan) ternyata hal ini belum terlaksana dengan baik. Padahal moto kami Always there (selalu melayani).

Kesedihan ketiga, bahwa gambaran “perbuatan perseorangan”, bagaimanapun akan mencitrakan dan mewakili seluruh komunitas yang dia berada di dalamnya. Jadi apa yang dilakukan “ security” terebut memberikan impressi bahwa Pertamina dan orang-orangnya memang dmeikian. Hal ini tergambar dengan jelas dari ungkapan-ungkapan Mas Luqman. Mudah-mudahan Mas Lukman bisa me "lokalisir" nya, hanya di tempat itu saja. Karena tempat-tempat lain tidak demikian. Sholat jumat di masjid masjid Pertamina baik di ujung Sumatera, di Jawa, bali, Sulawesi, Papua dan di seantero Indonesia yang jumlahnya ratusan masjid, dipenuhi oleh warga sekitar, dan dengan ramah kami menerimanya sebagai satu bagian Islam.

Bukan berarti perbuatan di Jl Satrio itu benar, (saya akan mencari tahu kepada kawan-kawan disana sebenarnya seperti apa penyelenggaraan sholat jumatnya), namun kami secara keseluruhan, yang jumlahnya 16.000 pegawai pertamina ditambah keluarga kami, baik di kota maupun di pelosok-pelosok Indonesia, dalam berkomunitas tidaklah demikian. Kami membuka diri dan senantiasa bersama-sama lingkungan sekitar. Seperti misalnya di Balikpapan, justeru Masjid “Pertamina” dijadikan Icon kota balikpapan, kegiatan-kegiatan keagamaan Kota Balikpapan, dilaksanakan disini, apa lagi sholat Jumat. Ini hanya satu contoh saja.

Kesedihan yang ketiga, betapa berat tugas kami, orang-orang Pertamina, dalam memberikan sumbangsih kami kepada bangsa, rakyat dan negara, sementara banyak stigma-stigma negatif yang muncul disekitar kami.

BTW. yang terjadi di Satrio itu, sesuatu yang mestinya tidak terjadi. Mudah-mudahan di internal kami segera menyelesaikannya. Saya sekali lagi minta maaf. Selamat shauum, semoga tercapai taqwa.

Wassalam
Hudi Darminto



hudie wrote today at 4:51 AM
---Mas Luqman, ini ada pernyataan dari Manajer Humas Pertamina EP :

..........., kami telah konfirmasi hal ini dengan Security dan BDI EP, sebenarnya tidak ada larangan untuk sholat jumat di tempat kita. Perlu kami sampaikan bahwa telah terjadi mis komunikasi karena memang tempat yang kita sewa untuk sholat jumat ini sangat terbatas besar ruangannya, bahkan sebagian karyawan Pertamina sendiri juga harus jumatan di luar. Hal ini mungkin yang menjadi dasar teman-teman Security memproritaskan karyawan Pertamina. Tidak ada pembedaan aliran, tetapi memang karena gedung tersebut menggunakan Sucurity Card, maka yang bisa meng access ke Lt 29 hanya karyawan Pertamina, seperti hal nya kita juga tidak bisa meng access lantai lain (punya standard chartered, TV One, atau AnTv) selain 21-29. Terima kasih dan saya sudah sampaikan hal ini ke Security untuk tidak melarang mereka yang sudah masuk ke Lt 21.........




54 comments:

Seto Wibowo said...

Syukurlah kalau semuanya selesai dengan baik...

Luqman Hakim said...

Iya Mas Seto...
Yang penting ukhuwahnya itu yang perlu dijaga.

elvin hendratha said...

agak out of the topic. itulah persoalan besar pertamina, soal stigma.
pr itu telah lama ditunggu rakyat : berubah menjadi mesin pendatang kesejahteraan rakyatnya.... itu memang pr besarmu pertamina ... sikat habis tikus2 di ladangmu !!

Riza Ishar said...

Alhamdulillaah... happy ending :)

Luqman Hakim said...

Intinya bukan out of the topic, tapi semangat pembaharuan yang perlu juga kita dukung dalam semangat khusnuzon.

Jawaban Mas Priyo dan Mas Hudie tadi menunjukkan bahwa semangat pembaharuan itu masih ada dan tetap ada, menggelegak dan membara, membuktikan kompetensinya yang terbaik untuk bangsa, rakyat dan negara, seperti kata Mas Hudie sendiri.

Khusnuzon saya, tak mau mempermasalahkan inti jawabannya, apakah bahasa Public Relation pribadi mewakili instansi atau bahasa jujur yang keluar dari hati, yang saya pedulikan adalah semangat pembaharuan, semangat terus memberi yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Bahasa politik Public Relation akan jadi bumerang apabila tak ada pembuktiannya. Sebaliknya, bahasa kejujuranlah yang akan selalu jadi "air dingin" dari setiap penyelesaian masalah.

Andai semua orang di Indonesia bisa terus-terusan saling memperbaiki diri dan mengkoreksi dalam semangat khusnuzon, memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara (di mana kalimat yang saya pinjam dari kata-kata Mas Hudie ini saya ulang berkali-kali untuk lebih concern lagi ke agenda yang lebih besar bernama Indonesia), saya percaya, kita nggak perlu malu lagi memakai baju besar yang bernama Indonesia.

Segala niatan yang dibungkus tendensi apapun, akan terbongkar dengan sendirinya, kebenaran atau kebohongan akan terbaca jelas dengan apa adanya. Insya Allah kita semua punya semangat pembaharuan itu dan selalu mendukungnya dalam semangat khusnuzon.

Maju terus dalam kebaikan, temen-temen semuanya!

>> manusia songong said...

problemnya dah kelar kan karena lu pake sendal jepit
kekekek

Luqman Hakim said...

Alhamdulillah Za...
Khusnuzon emang harus di atas segalanya...

tentang aku said...

ya memang begitu seharusnya. pentingnya menjaga citra perusahaan besar memang harus dimulai dari lapisan bawah hingga lapisan atas. percuma saja jika suatu perusahaan telah menghabiskan anggaran yang luar biasa untuk rebranding dengan harapan bisa memperbaiki citranya dihadapan publik tapi tidak menghiraukan hal-hal sepele yang akan jadi boomerang penghancuran citra baik yang sedang dibangun.

**berharap dapat kerjaan sosialisasi internal tentang pentingnya pencitraan di internal pertamina**

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...

Bener banget Nyong! Tapi sendal jepit gw nggak pernah digembok lho. mau dicolong ya silahkan, mau dipinjem juga silahkan, mau dirusak juga silahkan, toh gw bisa bikin sendal jepit sendiri, bukannya sepatu, ha ha ha...

Hidup sendal jepit!

>> manusia songong said...

berasa bukan tisu yang gw kenal kalo ngomong gini deh

Luqman Hakim said...

Halah tisuuuuuuu...! Pan udeh dibilang tadi:

"Segala niatan yang dibungkus tendensi apapun, akan terbongkar dengan sendirinya, kebenaran atau kebohongan akan terbaca jelas dengan apa adanya. Insya Allah kita semua punya semangat pembaharuan itu dan selalu mendukungnya dalam semangat khusnuzon."

Lupa ye?!

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...Mangkenye gw jawab begitu nyong. Ha ha ha...

tentang aku said...

lha pan situ nulis ik juga nulis ... hahahaha

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...
Sini cubit pipinya!

tentang aku said...

biaya marketing memang mahal ya .. ckckckckckck

tentang aku said...

emang bukan om. kali ini gw nyamar jadi: the leading PR Consultant in South-East Asia

**lebay**

Luqman Hakim said...

Marketing beda sama Sales...

Marketing itu ngejual, tapi bertanggung jawab secara keseluruhan.
Sales itu ngejual, tapi nggak peduli nipu atau jujur. Nggak peduli sama orang yang ngebeli produk yang dijual, yag penting laku, dah cuma itu.

Bisa kebayang dalam sebuah produk, biaya marketingnya sendiri bisa sampai di atas 50% sendiri dari biaya produksi, wajar buat ke arah jangka panjang peningkatan citra dan goodwill-nya sendiri yang terus-terusan harus dibangun.

Tapi gw ngomong begini nggak bakalan jadi Hermawan Kertajaya kok! Ngalir aja, dan tetep jadi Luqman Geblek, ha ha ha...

Luqman Hakim said...

The Leading PR?
PR di sini bukan Prostitute Regional kan?
Ha ha ha... Maap tisuuuuuu... Maaaapppppppp....

Erwin Sagata said...

Untung endingnya bisa damai ya... Untung juga lo gak emosian pas posting pertama kali :P. BTW, Sahur hari ini makan apa, Man?

>> manusia songong said...

harusnya lu udah sejajar hermawan luq
sumpah omongan puitis banget
kekekek

Luqman Hakim said...

Anger Management!
Gw belajar banyak dari film itu.

Punya masalah? Ledakin aja, selama nggak ngerusak, apalagi nyakitin orang.

Trus sahur makan apa? Gw jadi inget cerita 3 orang yang mau makan.

Orang pertama bingung mau makan apa, karena nggak tau apa yang mau dimakan karena dia memang orang nggak punya.

Orang kedua bingung menu apa yang mau dimakan, kebetulan memang orang yang cukup ada dan masih bisa makan tapi jenuh dengan menu-menu yang biasa dia makan.

Orang ketiga bingung mau makan siapa, kebetulan memang orang yang berkuasa dan powerful gitu...

Ha ha ha... Gw masih orang kedua dan nggak mau jadi orang pertama apalagi jadi orang ketiga, gw cuma jadi orang yang bingung, menu gw makan sahur ini apa ya?
Berhubung bini sakit, akhirnye beli makanan padang, ha ha ha... Serius! Gw apa adanya nih ngomong. Lah elo nanya, ya gw jawab apa adanya...

Luqman Hakim said...

Ha ha ha... Malu sama koleksi JAV gw lah!
To err is human, tapi emang kudu seharusnya belajar banyak nyikapin masalah dengan sebaik-baiknya. Menjadi dewasa itu pilihan, menjadi tua itu takdir...

Fendi Kurniawan said...

Alhamdulillah....air dingin yang menyejukan mas luqman, mudah - mudahan security disana engga gampang melarang orang shalat. emangnye die siapa larang - larang orang, Rasul juga ngga pernah ngelarang kita shalat di mana aja.

Luqman Hakim said...

He he he...
Komentar terakhirnya jangan jadi kopi panas ngkali Mas.
Tetep khusnuzon aja yuk! Indah Indonesia...

Fendi Kurniawan said...

keep smile indonesia pokona mah !!!!!

Luqman Hakim said...

Sippp..!
Damai banget rasanya...

Muhammad Nur Ihsan said...

Alhamdulillah, Man..
masalahnya bisa diselesaikan dengan baik dengan respon dari Pertamina nya langsung. but I doubt, kalo mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri .. ah, gak boleh prasangka buruk .. *&%^*$%$%
ya udah deh, mudah²an apa yang kita kerjakan diridhoi Alloh SWT

WeeJee Poespa Ningrum said...

Alhamdulillah, sudah beres.. semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semuanya... Amien...

Eka Kurnia said...

kayaknya lebih seger lagi klo baca ginian sambil minum air dingin biar sueejjuukk (tapi ntar abis maghrib ye....)

d . said...

Alhamdulillah, senang membaca mail Bp Priyo dan Bp Hudi ...

Yuanz Harris said...

ada apa sih luk ???... ada pembagian THR gratis yaaa ???... maw duonkz..

ekekekekekekeeekekkeke

Robert AA said...

Biasa deh... Nyari OKNUM... Hihhihihihi....

Mohammad Ali Parawansa said...

Alhamdulillah...

Pernyataan saya saya ralat lagi dech, saya cuma mau beli produk pertamina di SPBU Pasti Pas aja kalau begitu. He... He... Hk!!!

Purwadi Nugroho said...

btw...pernah kepikiran ga kalo satpam itu skrg dipecat and ga dpt thr sementara anak bininya di rumah dah mulai ngerengek karena sbtr lagi lebaran?

Luqman Hakim said...

He he he...
Khusnuzon nggak ade istilah tapi-tapian ngkali San.
Tetep aje ape adenye.

Luqman Hakim said...

Amin...
Sama-sama Mbak Puspa...

Luqman Hakim said...

He he he...
Saya kalo buka puasa nggak bisa pake aer dingin, bisanya cuma pake teh anget.
Tapi boleh dicoba kali ini dengan air dingin, he he he...

Luqman Hakim said...

Sama Din...
Di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang, la la la la la la la...
Ha ha ha, kok ya nyanyi gitu...

Luqman Hakim said...

Anu...
Ada Zakat Maut. Mau? Ha ha ha...

Luqman Hakim said...

Sape.. sape...

Luqman Hakim said...

Nah gitu Kak Ali...
Jangan keracunan sama su'udzon dan sebangsanya deh...
he he he..

Luqman Hakim said...

Tenang Mas...
Udah di-confirm, udah di-cross check (tugas kita juga sebagai orang media) di mana memang nggak ada hal-hal yang ditakutkan berlebihan itu. Semuanya cuma kesalahpahaman komunikasi doang....

dessy sav said...

iya langsung banyak tanggapan dari Pertamina ya... aku juga udh forward email dari orang Pertamina ke email kamu tuh...

Luqman Hakim said...

Intinya tetap, khusnuzon itu di atas segalanya.
Tulisan setelah ini adalah tulisan setelah bertemu muka dan berbincang langsung. Komunikasi yang tak berjalan semestinya, sudah diluruskan.

Marto Art said...

Yah, penyelesaian yg bagus. Kalian bukan FPI.

Luqman Hakim said...

Ha ha ha...
Kita orang-orang yang dibesarkan di budaya media, penyelesaian dialogis lebih utama. Bukan kekerasan, apalagi politis, nyelesaiin apa adanya dan ngelurusin komunikasi. Itu doang kok tools-nya.

elvin hendratha said...

FPI ? Front Pengangguran Indonesia ? Kompoorrr .... ha ha ha

Luqman Hakim said...

Ikut-ikutan Desi Ratnasari... "No Comment!"

priyo jatmiko said...

betul itu PR besar kami. dan sebetulnya juga PR seluruh bangsa Indonesia. seperti juga semua orang mengeluh bahwa apa yang terjadi di bangsa ini adalah warisan persoalan masa lalu, kami di perusahaan pun kadang loyo, terpojok lalu bilang, ini warisan masa lalu. Integritas, korupsi, hukum HAM, kesejahteraan, keadilan, moral, etika, ilmu pengetahuan, teknologi, kemiskinan dll, semuanya PR seluruh orang Indonesia tanpa kecuali.

tidak ada jalan paling efektif untuk mengubahnya, kecuali 2:
1. revolusi, dengan resiko spekulasi, tidak ada yang menjamin angin revolusi berpihak kepada masa depan yang lebih baik atau tidak
2. rumusan AA Gym, 3 M, mulai dari diri sendiri, dari yang sederhana, dari sekarang juga. kata orang bijak, ini jalan yang lambat, tapi tidak ada yang lebih cepat dari jalan ini...

Saya pikir, mayoritas kita sudah konsensus tidak tertulis untuk tidak memilih jalan yang pertama, betul? (kata Aa Gym)...

Luqman Hakim said...

Kalo aja semangat perubahan dan semangan khusnuzon itu ada di diri tiap orang, dibarengi sama sifat nggak mengambil keuntungan pribadi, saya yakin banget perubahan apapun bisa jadi berkah atas hasilnya...

abudi mulya said...

Yth, Rekan Luqman Hakim,
kita sangat memahami apa yang anda rasaka, kiya juga akan mengalami hal
yang sama bila dalam posisi anda, untuk "kekurangan ini", mari kita sikapi
dengan kepala dingin dan tanggapi dengan sederhana dulu...

Hal yang anda alami merupakan bukan sikap seluruh Sikap Pegawai Pertamina.
hanya beberapa orang yang anda lihat pada saat itu saja, termasuk
security.

Kalo anda tanyakan kepada jamaah Pertamina EP, saya yakin sebagian besar
menilai bahwa itu tidak benar dan harus diluruskan, Ibadah Shalat Jum'at
hak & kewajian setiap muslim terutama laki-laki, dimanapun tempatnya,
tanpa mengenal dari mana dia berasal.

Dua hal yang disayangkan :
1. "pelarangan" shalat jum'at untuk pegawai selian PEP.
2. Blogs Pak Ishak yang tentunya dapat diakses oleh orang luas, yang saya
yakini tentu saja sedikit/banyak merusak citra Pertamina, terutama jamaah
muslimnya.

Oleh karena itu saya berharap dari Pihat Security PEP maupun bapak sendiri
bisa menahan diri dan kita diskusikan bersama, agar kita semua bisa
menjalankan Ibadah dengan baik.

Mohon Maaf bila ada kekurangan,
Wassalam Wr. Wb.

Angga

abudi mulya said...

Yth, Rekan Luqman Hakim,
kita sangat memahami apa yang anda rasaka, kiya juga akan mengalami hal
yang sama bila dalam posisi anda, untuk "kekurangan ini", mari kita sikapi
dengan kepala dingin dan tanggapi dengan sederhana dulu...

Hal yang anda alami merupakan bukan sikap seluruh Sikap Pegawai Pertamina.
hanya beberapa orang yang anda lihat pada saat itu saja, termasuk
security.

Kalo anda tanyakan kepada jamaah Pertamina EP, saya yakin sebagian besar
menilai bahwa itu tidak benar dan harus diluruskan, Ibadah Shalat Jum'at
hak & kewajian setiap muslim terutama laki-laki, dimanapun tempatnya,
tanpa mengenal dari mana dia berasal.

Dua hal yang disayangkan :
1. "pelarangan" shalat jum'at untuk pegawai selian PEP.
2. Blogs Pak Ishak yang tentunya dapat diakses oleh orang luas, yang saya
yakini tentu saja sedikit/banyak merusak citra Pertamina, terutama jamaah
muslimnya.

Oleh karena itu saya berharap dari Pihat Security PEP maupun bapak sendiri
bisa menahan diri dan kita diskusikan bersama, agar kita semua bisa
menjalankan Ibadah dengan baik.

Mohon Maaf bila ada kekurangan,
Wassalam Wr. Wb.

Angga

Yusuf Moch. said...

seru.... jadi kayak baca komik kho ping hoo mas....

wulandari bee said...

Alhamdulillah...itulah hidup penuh dengan kejutan-kejutan....karena manusia memang akan terus diuji...