Thursday, September 11, 2008

Macam-Macam Tarekat


Jumlah Tarekat sangat banyak, akan tetapi yang memiliki anggota yang cukup banyak tersebar di banyak negara di seluruh dunia sampai kini ada tujuh, yaitu:

1.  Tarekat Khalawatiyah
2.  Tarekat Naqsyabandiyah
3.  Tarekat Qadiriyah
4.  Tarekat Rifa’yah
5.  Tarekat Sammaniyah
6.  Tarekat Syaziliyah
7.  Tarekat Tijaniyah
1.  Tarekat Khalawatiyah

Cabang dari Tarekat Aqidah Suhrardiyah yang didirikan di Baghdat oleh Abdul Qadir Suhrawardi dan Umar Suhrawardi. Mereka menamakan diri golongan Siddiqiyah karena mengklaim sebagai keturunan kahlifah Abu Bakar r.a. Khalawatiyah ini didirikan di Khurasan oleh Zahiruddin dan berhasil berkembang sampai ke Turki. Tidak mengherankan jika Tarekat Khalawatiyah ini banyak cabangnya antara lain; Tarekat Dhaifiyah di Mesir dan di Somalia dengan nama Salihiyah.

Tarekat Khalawatiyah ini membagi manusia menjadi tujuh tingkatan:

a.  Manusia yang berada dalam nafsul ammarah
Mereka yang jahil, kikir, angkuh, sombong, pemarah, gemar kepada kejahatan, dipengaruhi syahwat dan sifat-sifat tercela lainnya. Mereka ini bisa membebaskan diri dari semua sifat-sifat tidak terpuji tersebut dengan jalan memperbanyak zikir kepada Allah SWT dan mengurangi makan-minum.
Maqam mereka adalah aghyar, artinya kegelap-gulitaan.

b.  Manusia yang berada dalam nafsul lawwamah
Mereka yang gemar dalam mujahaddah (meninggalkan perbuatan buruk) dan berbuat saleh, namun masih suka bermegah-megahan dan suka pamer. Cara untuk melenyapkan sifat-sifat buruk tersebut adalah mengurangi makan-minum, mengurangi tidur, mengurangi bicara, sering menyendiri dan memperbanyak zikir serta berpikir yang baik-baik.
Maqam mereka adalah anwar, artinya cahaya yang bersinar.

c.  Manusia yang berada dalam nafsul mulhamah
Mereka yang kuat mujahaddah dan tajrid, karena ia telah menemui isyarat-isyarat tauhid, namun belum mampu melepaskan diri dari hukum-hukum manusia. Cara untuk melepaskan kekurangannya adalah dengan jalan menyibukkan batinnya dalam Hakikat Iman dan menyibukkan diri dalam Syari’at Islam.
Maqam mereka adalah kamal, artinya kesempurnaan.

d.  Manusia yang berada dalam nafsul muthma’innah
Mereka yang tidak sedikit pun meninggalkan ajaran Islam, mereka merasa nyaman jika berakhlak seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan merasa belum tentram hatinya jika belum mengikuti petunjuk dan sabda Beliau.
Manusia seperti ini sangat menyenangkan siapa pun yang melihatnya dan mengajaknya berbicara.

e.  Manusia yang berada dalam nafsul radhiyah
Mereka yang sudah tidak menggantungkan diri kepada sesama manusia, melainkan hanya kepada Allah SWT. Mereka umumnya sudah melepaskan sifat-sifat manusia biasa.
Maqam mereka adalah wisal, artinya sampai dan berhubungan.

f.  Manusia yang berada dalam nafsul mardhiyah
Mereka yang telah berhasil meleburkan dirinya ke dalam kecintaan khalik dan khalak, tidak ada penyelewengan dalam syuhudnya. Ia menepati segala janji Tuhan dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Maqam mereka adalah tajalli af’al, artinya kelihatan Tuhan.

g.  Manusia yang berada dalam nafsul kamillah
Mereka yang dalam beribadah menyertakan badannya, lidahnya, hatinya dan anggota-anggota tubuhnya yang lain. Mereka ini banyak beristighfar, banyak ber-tawadhu’ (rendah hati atau tidak suka menyombongkan diri). Kesenangan dan kegemarannya adalah dalam tawajjuh khalak.
Maqam mereka adalah tajalli sifat, artinya tampak nyata segala sifat Tuhan.


2. 
Tarekat Naqsyabandiyah

Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah ialah Muhammad bin Baha’uddin Al-Huwaisi Al Bukhari (717-791 H). Ulama sufi yang lahir di desa Hinduwan – kemudian terkenal dengan Arifan, beberapa kilometer dari Bukhara. Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah ini juga dikenal dengan nama Naqsyabandi yang berarti lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata ‘Uwais’ ada pada namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu mendapat pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang ternama kala itu, Muhammad Baba Al-Sammasi.

Tarekat Naqsyabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana, namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.

Ada enam dasar yang dipakai sebagai pegangan untuk mencapai tujuan dalam Tarekat ini, yaitu:

a.  Tobat

b.  Uzla  (Mengasingkan diri dari masyarakat ramai yang dianggapnya telah mengingkari ajaran-ajaran Allah dan beragam kemaksiatan, sebab ia tidak mampu memperbaikinya)

c.  Zuhud (Memanfaatkan dunia untuk keperluan hidup seperlunya saja)

d.  Taqwa

e.  Qanaah (Menerima dengan senang hati segala sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah SWT)

f.  Taslim (Kepatuhan batiniah akan keyakinan qalbu hanya pada Allah)

Hukum yang dijadikan pegangan dalam Tarekat Naqsyabandiyah ini juga ada enam, yaitu:

a.  Zikir

b.  Meninggalkan hawa nafsu

c.  Meninggalkan kesenangan duniawi

d.  Melaksanakan segenap ajaran agama dengan sungguh-sungguh

e.  Senantiasa berbuat baik (ihsan) kepada makhluk Allah SWT

f.  Mengerjakan amal kebaikan
3.  Tarekat Qadiriyah

Pendiri Tarekat Qadiriyah adalah Syeikh Abduk Qadir Jailani, seorang ulama yang zahid, pengikut mazhab Hambali. Ia mempunyai sebuah sekolah untuk melakukan suluk dan latihan-latihan kesufian di Baghdad. Pengembangan dan penyebaran Tarekat ini didukung oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan Abdul Salam. Sebagaimana Tarekat yang lain, Qadiriyah juga memiliki dan mengamalkan zikir dan wirid tertentu.

Sejak kecil, Syeikh Abdul Qadir telah menunjukkan tanda-tanda sebagai Waliyullah yang besar. Ia adalah anak yang sangat berbakti pada orang tua, jujur, gemar belajar dan beramal serta menyayangi fakir miskin dan selalu menjauhi hal0hal yang bersifat maksiat. Ia memang lahir dan dididik dalam keluarga yang taat karena ibunya yang bernama Fatimah dan kakeknya Abdullah Sum’i adalah wali Allah SWT.

Syeikh Abdul Qadir Jailani dikaruniai oleh Allah SWT keramat sejak masih muda, sekitar usia 18 tahun. Dikisahkan dalam manaqib (biografi) beliau bahwa ketika ia akan membajak sawah, sapi yang menarik bajak mengatakan kepadanya, “Engkau dilahirkan ke dunia bukan untuk kerja begini.” Peristiwa yang mengejutkan ini mendorongnya untuk bergegas pulang. Ketika ia naik ke aatas atap rumah, mata batinnya melihat dengan jelas suatu majelis yang sangat besar di Padang Arafah. Setelah itu ia memohojn kepada ibunya agar membaktikan dirinya kepada Allah SWT dan berkenan mengirimkannya ke kota Baghdad yang kala itu menjadi pusat ilmu pengetahuan yang terkenal bagi kaum muslimin. Dengan sangat berat hati ibunya pun mengabulkannya.

Suatu hari bergabunglah Abdul Qadir Jailani dengan kafilah yang menuju Baghdad. Ketika hampir sampai di tujuan, kafilah ini dikepung oleh sekawanan perampok. Semua harta benda milik kafilah dirampas, kecuali bekal yang dibawa oleh Abdul Qadir Jailani. Salah seorang kawanan perampok kemudian mendatanginya dan bertanya, “Apa yang engkau bawa?” Dengan jujur Abdul Qadir Jailani menjawab, “Uang empat puluh dinar.”

Perampok itu membawa Abdul Qadir Jailani menghadap pimpinannya dan menceritakan tentang uang empat puluh dinar. Pemimpin perampok itu pun segera meminta uang yang empat puluh dinar tadi, namun ia merasa terpesona oleh kepribadian Abdul Qadir Jailani. “Mengapa engkau berkata jujur tentang uang ini?” Dengan tenang Abdul Qadir Jailani, “Saya telah berjanji kepada ibu untuk tidak berbohong kepada siapapun dan dalam keadaan apapun.

Seketika pemimpin perampok tersebut terperangah, sejenak kemudian ia menangis dan menyesali segala perbuatan zalimnya. “Mengapa saya berani terus-menerus melanggar peraturan Tuhan, sedangkan pemuda ini melanggar janji pada ibunya sendiri saja tidak berani.” Ia kemudian memerintahkan semua barang rampasan kepada pemiliknya masing-masing dan sejak itu berjanji untuk mencari rezeki dengan jalan yang halal.

Semasa Abdul Qadir Jailani masih hidup, Tarekat Qadiriyah sudah berkembang ke beberapa penjuru dunia, antara lain ke Yaman yang disiarkan oleh Ali bin Al-Haddad, di Syiria oleh Muhammad Batha’, di Mesir oleh Muhammad bin Abdus Samad serta di Maroko, Turkestan dan India yang dilakukan oleh anak-anaknya sendiri. Mereka sangat berjasa dalam menyempurnakan Tarekat Qadiriyah. Mereka pula yang menjadikan tarekat ini sebagai gerakan yang mengumpulkan dan menyalurkan dana untuk keperluan amal sosial.
4.  Tarekat Rifa’yah

Pendirinya Tarekat Rifaiyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai. Ia lahir di Qaryah Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir pada tahun 512 H (1118 M). Sewaktu Ahmad berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia. Ia lalu diasuh pamannya, Mansur Al-Batha’ihi, seorang syeikh Trarekat. Selain menuntut ilmu pada pamannya tersebut ia juga berguru pada pamannya yang lain, Abu Al-Fadl Ali Al Wasiti, terutama tentang Mazhab Fiqh Imam Syafi’i. Dalam usia 21 tahun, ia telah berhasil memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah 9 sebagai pertanda sudah mendapat wewenang untuk mengajar.

Ciri khas Tarekat Rifaiyah ini adalah pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu. Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan, antara lain berguling-guling dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak mempan oleh senjata tajam.
5.  Tarekat Sammaniyah

Kemunculan Tarekat Sammaniyah bermula dari kegiatan Syeikh Muhammad Saman, seorang guru masyhur yang mengajarkan Tarekat di Madinah. Banyak orang Indonesia terutama dari Aceh yang pergi ke sana mengikuti pengajarannya. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika Tarekat ini tersebar luas di Aceh dan terkenal dengan nama Tarekat Sammaniyah.

Sebagaimana guru-guru besar Tasawuf, Syeikh Muhammad Saman terkenal akan kesalehan, kezuhudan dan kekeramatannya. Salah satu keramatnya adalah ketika Abdullah Al-Basri  – karena melakukan kesalahan – dipenjarakan di Mekkah dengan kaki dan leher di rantai. Dalam keadaan yang tersiksa, Al-Basri menyebut nama Syeikh Muhammad Saman tiga kali, seketika terlepaslah rantai yang melilitnya. Kepada seorang murid Syeikh Muhammad Saman yang melihat kejadian tersebut, Al-Basri menceritakan, “kulihat Syeikh Muhammad Saman berdiri di depanku dan marah. Ketika kupandang wajahnya, tersungkurlah aku pingsan. Setelah siuman, kulihat rantai yang melilitku telah terputus.”

Perihal awal kegiatan Syeikh Muhammad Saman dalam Tarekat dan Hakikat, menurut Kitab Manaqib Tuan Syeikh Muhammad Saman, adalah sejak pertemuannya dengan Syeikh Abdul Qadir Jailani. Kisahnya, di suatu ketika Syeikh Muhammad Saman berkhalwat (bertapa) di suatu tempat dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu datang Syeikh Abdul Qadir Jailani membawakan pakaian jubah putih. “Ini pakaian yang cocok untukmu.” Ia kemudian memerintahkan Syeikh Muhammad Saman agar melepas pakaiannya dan mengenakan jubah putih yang dibawanya. Konon semula Syeikh Muhammad Saman menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah SAW menyebarkannya dalam kota Madinah.

Tarekat Sammaniyah juga mewiridkan bacaan zikir yang biasanya dilakukan secara bersama-sama pada Malam Jum’at di masjid-masjid atau mushalla sampai jauh tengah malam. Selain itu ibadah yang diamalkan oleh Syeikh Muhammad Saman yang diikuti oleh murid-muridnya sebagai Tarekat antara lain adalah shalat sunnah Asyraq dua raka’at, shalat sunnah Dhuha dua belas raka’at, memperbanyak riadhah (melatih diri lahir batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT) dan menjauhkan diri dari kesenangan duniawi.
6.  Tarekat Syaziliyah

Pendiri Tarekat Syaziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy-Syazili, seorang ulama dan sufi besar. Menurut silsilahnya, ia masih keturunan Hasan, putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Rasulullah SAW. Ia dilahirkan pada 573 H di suatu desa kecil di kawasan Maghribi. Tentang arti kata “Syazili” pada namanya yang banyak dipertanyakan orang kepadanya, konon ia pernah menanyakannya kepada Tuhan dan Tuhan pun memberikan jawaban, “Ya Ali, Aku tidak memberimu nama Syazili, melainkan Syazz yang berarti jarang karena keistimewaanmu dalam berkhidmat kepada-Ku.

Ali Syazili terkenal sangat saleh dan alim, tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman makna. Bahkan bentuk tubuh dan wajahnya, menurut orang-orang yang mengenalnya, konon mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Sifat-sifat salehnya telah tampak sejak ia masih kecil. Apalagi setelah ia berguru pada dua ulama besar – Abu Abdullah bin Harazima dan Abdullah Abdussalam ibn Masjisy – yang sangat meneladani khalifah Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib.

Dalam jajaran sufi, Ali Syazili dianggap seorang wali yang keramat. Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa ia pernah mendatangi seorang guru untuk mempelajari suatu ilmu. Tanpa basa-basi sang guru mengatakan kepadanya, “Engkau mendapatkan ilmu dan petunjuk beramal dariku? Ketahuilah, sesungguhnya engkau adalah salah seorang guru ilmu-ilmu tentang dunia dan ilmu-ilmu tentang akhirat yang terbesar.” Kemudian pada suatu waktu, ketika ingin menanyakan tentang Ismul A’zam kepada gurunya, seketika ada seorang anak kecil datang kepadanya, “Mengapa engkau ingin menanyakan tentang Ismul A’zam kepada gurumu? Bukankah engkau tahu bahwa Ismul A’zam itu adalah engkau sendiri?”

Tarekat Syaziliyah merupakan Tarekat yang paling mudah pengamalannya. Dengan kata lain tidak membebani syarat-syarat yang berat kepada Syeikh Tarekat. Kepada mereka diharuskan:

a.  Meninggalkan segala perbuatan maksiat.

b.  Memelihara segala ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan dan lain-lain.

c.  Menunaikan ibadah-ibadah sunnah semampunya.

d.  Zikir kepada Allah SWT sebanyak mungkin atau minimal seribu kali dalam sehari semalam dan beristighfar sebanyak seratus kali sehari-semalam dan zikir-zikir yang lain.

e.  Membaca shalawat minimal seratus kali sehari-semalam dan zikir-zikir yang lain.
7.  Tarekat Tijaniyah

Pendiri Tarekat Tijaniyah ialah Abdul Abbas bin Muhammad bin Muchtar At-Tijani (1737-1738), seorang ulama Algeria yang lahir di ‘Ain Mahdi. Menurut sebuah riwayat, dari pihak bapaknya ia masih keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Keistimewaannya adalah pada saat ia berumur tujuh tahun, Konon Tijani sudah menghapal Alqur’an, kemudian mempelajari pengetahuan Islam yang lain, sehingga ia menjadi guru dalam usia belia.

Ketika naik haji di Madinah, Tijani berkenalan dengan Muhammad bin Abdul Karim As-Samman, pendiri Tarekat Sammaniyah. Setelah itu ia mulai mempelajari ilmu-ilmu rahasia batin. Gurunya yang lain dalam bidang Tarekat ini ialah Abu Samghun As-Shalasah. Dari sinilah pandangan batinnya mulai terasah. Bahkan konon dalam keadaan terjaga ia bertemu Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan kepadanya beberapa wirid, istighfar dan shalawat yang masing-masing harus diucapkan seratus kali dalam sehari semalam. Selain itu Nabi Muhammad SAW juga memerintahkan agar Tijani mengajarkan wirid-wirid tersebut kepada semua orang yang menghendakinya.

Wirid-wirid yang harus diamalkan dalam Tarekat Tijaniyah sangat sederhana, yaitu terdiri dari istighfar seratus kali, shalawat seratus kali dan tahlil seratus kali. Semua wirid tersebut boleh diamalkan dua waktu sehari yaitu pagi setelah Shalat Shubuh dan sore setelah Shalat Ashar.


Sumber Tulisan:
  • Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam; Edisi Senior, Cetakan VIII,  Penebar Salam, Jakarta, September 2000
  • Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat; Kajian Historis tentang Mistik, Cetakan IX, Ramadhani, Solo, 1993
Sumber Ilustrasi:
Sufi Tariqat by studiovalentine.com

21 comments:

Mohammad Ali Parawansa said...

TFS
Jadi lebih tahu...

Luqman Hakim said...

Sama-sama Kak Ali...

Yusuf Moch. said...

wah kado ultah ku tahun ini apik mas.... suwun yooo...

Fathimah Zahro said...

jazakallahu Akh atas artikel nya..

Luqman Hakim said...

Sama-sama Mas...

Luqman Hakim said...

Sama-sama...

Abi Haura Rosyidi said...

Semoga Allah SWT merahmati para ulama-ulama & Wali Allah

Luqman Hakim said...

Amin ya rabbal 'alamin!

iman aiman said...

dimana saya mahu dapatkan pembelajaran tarikat,kerana diri saya tiadakelazatan dalam ibadah,bantulah saya mencari sinar makrifah yang tersembunyiin

jenggo king said...

AsalmAlkm,Mempelajari ISLAM melalui Tharikat harus ada tujuan dan akhir yg jelas serta pembuktian secara hirarki/bukti2 yg jelas dan bisa di pertanggung jawabkan kebenarannya,berikut silabus kami yg turun temurun dari silsilah kami sampai kepada Rosulullah

MAJLIS PENGAJIAN ALY WAFA’ TAJUL ‘ARIFIN

(Alamat : Yayasan Babussalam, Komplek pondok cipta blok E85 bintara pondok kopi bekasi barat indonesia )

SILABUS MATA PELAJARAN

THORIQOTUS SUFIYAH SAMAN QODIRI AL KHALAWATI WA NAQSYABANDI AL KHOLIDI

A.Pelajaran Ilmu Syari’ah
AL MASA’IL FII TAFSIR AL-QUR’ANUL KARIM (Mempelajari Syariah Islam berbagai masalah di dalam Tafsir Al-qur’an yang mulia)

B.PELAJARAN HAQIQAT WA THORIQOH

I.1. TALQIN SYAHADAH
I.2. TALQIN DZIKIR

II. PELAJARAN SULUK

1. DZIKIR QOLBU (Dzikir Hati )

2. DZIKIR LATHOIF ( DZIKIR TUJUH TEMPAT )
A. Latifatul Qolbi
B. Latifatul Ruh
C. Latifatul Sir
D. Latifatul Khofi
E. Latifatul Akhfa
F. Latifatul Nafsun Natiqoh
G. Latifatul Kullu Jasad

3. DZIKIR NAFI WAL ISBAT

4. DZIKIR WUKUF

5. MUROQOBAH ITHLAK

6. MUROQOBAH AHDIYATUL AF’AL

7. MUROQOBAH MA’IYYAH

8. MUROQOBAH AKROBIYYAH

9. MUROQOBAH AHDIYATUDZ-DZAT

10. MUROQOBAH AHDIYATUL DZAT SYARFI WAL BAHTI

11. MAQOM MUSYAHADAH

12. MAQOM MUKASYAFAH

13. MAQOM MUKHOBALAH

14. MAQOM MUKAFFAHAH

15. MAQOM FANA FILLAH

16. MAQOM BAQO BILLAH

17. MAQOM TAHLIL LISAN

C.PENAMATAN PELAJARAN KEPUTUSAN KAJI

1. Shirotul Maut (8 Pintu Jalan Kematian) (Dibukakan oleh Mursyid dlm 6 jam)
2.Musyahadah Haqiqatul Nafsi (liqo-un nafsi) (melihat wujud nafsi dengan mata kepala )
3.Musyahadah Nurun ‘alan Nurin (Liqo Allah) (Qs 24:35) (Dibukakkan Mursyid 2-4 jam)
4.Musyahadah Haqiqatun Muhammadiyyah SAWW (Berjumpa dengan Rasullullah SAWW/liqo Rosul)

D. Adapun pelajaran tambahan bagi mereka yang telah sampai kepada Penamatan Pelajaran (Keputusan Kaji) Ada Sembilan.

1.Maqam Mahabbah ila Silsilah Thoriqotul Aliyah.
2.Musyahadah Aimmah (ketemu ahli silsilah).
3.Haqiqatul Wilayatul Ula.
4.Haqiqatul Kamalatur Risalah.
5.Haqiqatul Kamalatul Qur’an.
6.Haqiqatul Kamalatul Ka’bah.
7.Haqiqatul Kamalatus Sholah.
8.Haqiqatul Kamalatul Ulul Azmi.
9.Haqiqatul Kamalatun Muhammad SAWW.

Teguh Adlan said...

Dimana tempat dzikir Lathoif? Teguh Malang

Elfizon Anwar said...

IHSAN DAN TAREKAT

Iman dan ihsan itu merupakan bagian dari ajaran Islam, jadi bukan masing-masing berdiri sendiri. Syahadat itu merupakan dasar pokok dari ajaran Islam, sekaligus adalah 'puncak' atau kesimpulan dari ajaran iman. Tatkala dia yakin dengan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan Islam, maka dia mengucapkan syahadat. Jabaran dari syahadat itu tergambar dalam rukun iman yang 6 (enam) pekara tersebut. Shalat dan puasa adalah gambaran ibadah dari ajaran Islam. Sementara zakat dan haji pada hakikatnya adalah muamalat, karena kedua perintah ini pasti menyangkut hubungan dengan orang lain.

Apabila rukun Islam dilaksanakan oleh setiap Muslim dengan ihsan yakni semata karena Allah SWT, maka jadilah orang itu sufi. Jadi sufi itu adalah seseorang Muslim yang benar-benar melaksanakan rukun Islam dengan tingkat iman yang tinggi dan didasarkan dengan ihsan dan ikhlas. Semua orang Muslim bisa menjadi sufi dan tidak pula wajib harus dengan mursyid tertentu atau toriqoh tertentu. Insya Allah, Anda pun bisa jadi sufi.

Elfizon Anwar said...

Iman dan ihsan itu merupakan bagian dari ajaran Islam, jadi bukan masing-masing berdiri sendiri. Syahadat itu merupakan dasar pokok dari ajaran Islam, sekaligus adalah 'puncak' atau kesimpulan dari ajaran iman. Tatkala dia yakin dengan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan Islam, maka dia mengucapkan syahadat. Jabaran dari syahadat itu tergambar dalam rukun iman yang 6 (enam) pekara tersebut. Shalat dan puasa adalah gambaran ibadah dari ajaran Islam. Sementara zakat dan haji pada hakikatnya adalah muamalat, karena kedua perintah ini pasti menyangkut hubungan dengan orang lain.

Apabila rukun Islam dilaksanakan oleh setiap Muslim dengan ihsan yakni semata karena Allah SWT, maka jadilah orang itu sufi. Jadi sufi itu adalah seseorang Muslim yang benar-benar melaksanakan rukun Islam dengan tingkat iman yang tinggi dan didasarkan dengan ihsan dan ikhlas. Semua orang Muslim bisa menjadi sufi dan tidak pula wajib harus dengan mursyid tertentu atau toriqoh tertentu. Insya Allah, Anda pun bisa jadi sufi.

syafiq shahab said...

tarekat alawiyah mana?

faisol muhammad said...

mas untuk mencari kekhusukan dalam ibadah g bisa dengan melalui jalan tarekat tapi haarus melalui sunnah yang dicontohkan oleh rasulullah sebagaimana dalam hadits yang shahih
صلوا كما رأيتموني أصلي
Artinya : sholatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat (Muttafaqun a'laih)

kalau kita mengandalkan kekhusukan melalui jalan tarekat maka justru membuat anda jauh dari Allah dan membuat hati anda kotor karena jalan tarekat bukanlah jalan Ahlus sunnah wal jamaah, karena ahlus sunnah mengikuti sunnah rasulullah adapun tarekat mengikuti kebidahan yang dak pernah dicontohkan oleh rasulullah
HADAKALLOHU ILAA SHROTIM MUSTAQIM..
W

Luqman Hakim said...

To sunnah18...

Makasih banyak komentarnya, anda baik sekali, meski bukan blogger multiply, tapi anda bela-belain bikin ID Multiply khusus untuk mengomentari tulisan ini. Terima kasih banyak, meski ada yang bikin saya berkrenyit dengan indikasi yang anda maksud. Nggak apa, khilafiyah, hal yang sering jadi pembeda di antara Islam itu sendiri, apalagi umat beragama secara luas.

Terima kasih sudah mengingatkan bahwa kekhusyuan jalan tarekat akan membuat manusia jauh dari Allah, meski saya akan mempertanyakan habis-habisan, siapa sih Allah itu dalam sudut pandang anda.

Pencarian Tuhan tidak segampang yang anda pikir, saudaraku sunnah18, pencarian-Nya lewat jalan berliku dan tidak dengan ketaqlidan semata. Pun tulisan tentang macam-macam Tarekat ini bukanlah suatu indikasi bahwa saya mengikuti ajaran tarekat tertentu yang langsung dikondisikan menjauh dari Allah, jalan tarekat tidak mengikuti Rasulullah karena bukan jalan yang diambil ahlus sunnah wal jama'ah. Tidak, saudaraku sunnah18, tidak semua orang langsung dengan mudah mengenal Tuhannya, tidak semua orang dapat mengenal semudah yang anda kira.

Kesalahan yang paling sering dilakukan adalah menjustifikasi, mohon jauhkan komentar anda dari justifikasi. Ilmu agama saya tidak sedalam ilmu anda, saya masih tertatih-tatih mengenal Tuhan, tapi saya juga tidak dengan gampang langsung menjustifikasi orang tertentu sudah jauh dari Tuhan. Saya tidak mau mengambil peran Tuhan dalam hal ini, saudaraku sunnah18.

Mari kita sama cari parameter berpikir dan berdiskusi yang sama, saya senang sekali dengan komentar ini, ada hal yang bisa jadi bahan diskusi kita bersama, pun temen-temen yang lainnya. Mungkin pesan saya cuma satu, jauhkan dulu komentar-komentar anda dengan perangkap justifikasi, itu akan mengelompokkan orang-orang tertentu dalam sudut pandang anda sendiri. Padahal belum tentu...

Sekali lagi, terima kasih banyak...

abracadabra simsalabim said...

flag it.

syafiq shahab said...

mas, jawaban anda terlalu tinggi buat sunnah hahahaha

budi raharjo said...

mas, jawaban anda terlalu tinggi buat sunnah hahahaha

mas, ini jg trmasuk justifikasi nggak?

sjachrial rachim said...

Masih mengikuti untuk memperdalam pemahaman Thariqah, Buat Mas Sunnah 18 saya ingin bertanya ketika kita menjalani sholat apakah hanya sekedar membaca apa-apa yang sudah dicontohkan saja untuk mencapai satu hadits Rosulullah "Sholat adalah mi'rajnya orang-orang yang beriman" ?

jilli tijani said...

Gimana kok orang wahabi bikin koment,atau salafi yang gak jelas,siapa sih anda sunnah 18 yang sekonyong konyong bikin fatwa sendiri?NU saja yang terbesar di indonesia buat perkumpulan untuk tarekat(JATMAN)..ibnu taimiyah yang paling keras pun mengidolakan Syekh abdul qodir jaelani,,anda harus tahu bahwa tareqat itu adalah kesempurnaan dari syare'at dan sunnah ....jangan samakan semua aliran tarekat,,makanya ada yang mu'tabarah(sanadnya sampai ke rosulullah)dan yang tidak..terputus atau bikinan sendiri...jika anda bisa khusuk dengan kehampaan tanpa hakikat sholat anda telah berdusta,,,silahkan tanya hati nurani anda...dimana anda bisa dapatkan hakikat sholat,jalan yang paling afdhol yah di tarekat yang mu'tabarah...'''ketuk pintu dahulu,baru masuk rumah,siapa yang bertamu dan siapa yang ditujupun belum tahu...'''