Thursday, September 11, 2008

Tarekat


Makna Tarekat secara harfiah adalah petunjuk, jalan, cara atau metode. Apabila dikaitkan dengan bidang Tasawuf, menurut Syeikh Najmuddin dalam bukunya Jami’ul Auliya dapat diuraikan bahwa, “Syari’at adalah himpunan peraturan, Tarekat adalah cara pelaksanaan, Hakikat adalah keadaan, dan Makrifat adalah tujuan akhirnya.”

Untuk memperkuat uraian tersebut, Syeikh Najmuddin memberi contoh tentang bersuci (mensucikan diri). Menurut Syari’at Islam, bersuci dilakukan dengan air atau tanah (Tayammum). Akan tetapi ada tingkatan yang lebih tinggi dari bersuci yang tidak menyimpang dari Syari’at, bahkan menyempurnakannya, yakni melakukan bersuci secara Tarekat dengan membersihkan diri kita dari hawa nafsu. Dengan demikian kebersihan itu dilakukan secara Hakikat, yaitu mengosongkan hati dari segala sesuatu yang bersifat selain Allah SWT.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Tarekat dalam Tasawuf adalah suatu petunjuk yang harus dilaksanakan oleh setiap calon sufi untuk mencapai tujuannya, yakni berada di hadirat Allah SWT. Tanda tercapainya tujuan itu adalah tidak adanya hijab, dinding yang membatasi mata batin seseorang dengan Allah SWT.

Sebelum mencapai tujuan itu, calon sufi harus melalui beberapa tahapan:

1.    Tobat
Memohon ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

2.    Zuhud
Sikap hidup yang tidak terlalu mencintai kesenangan duniawi baik itu berupa kedudukan, materi dan lain sebagainya.

3.    Ridha
Menerima segala takdir dari Allah SWT dengan senang hati. Ciri-ciri orang yang ridha kepada Allah SWT antara lain tidak pernah menyesali nasibnya sekalipun sangat buruk dan tidak pernah berkeluh-kesah ketika ditimpa musibah.

4.    Mahabbah
Mencintai Allah dalam arti mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya dalam keadaan senang maupun duka.

5.    Makrifatullah
Mengenal Allah SWT dengan hati nurani. Jika seseorang sudah mencapai tahap terakhir, maka ia telah menjadi sufi.

Mencapai tingkatan sufi memang tidak gampang. Tahap demi tahap yang harus dilaluinya cukup berat. Oleh karena itu setiap Tarekat yang diakui sah oleh ulama memiliki lima dasar pencapaian tujuan, yaitu:

1.    Menuntut ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan semua perintah Allah SWT.

2.    Mendampingi guru dan teman-teman sesama Tarekat untuk melihat bagaimana cara melakukannya.

3.    Meninggalkan segala rukhsah (keringanan atau kemudahan buat yang tidak mampu memenuhi syarat-rukunnya ibadah karena suatu sebab) dan ta’wil (menafsirkan makna ayat-ayat yang memiliki beberapa pengertian tersembunyi).

4.    Memelihara diri dan memanfaatkan waktu dengan segala zikir, wirid dan doa, guna mempertebal khusyu dan hudur.

5.    Mengekang diri dari segala hawa nafsu negatif agar terhindar dari segala kemaksiatan dan kesalahan.



Sumber Tulisan:
  • Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam; Edisi Senior, Cetakan VIII,  Penebar Salam, Jakarta, September 2000
  • Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat; Kajian Historis tentang Mistik, Cetakan IX, Ramadhani, Solo, 1993
Sumber Ilustrasi:
The Alhambra, di Granada, Spanyol. Elemen seni Islam dengan bentuk pola geometris kaligrafi 
لا إله إلا الله (La ilaha illa Allah).


10 comments:

>> manusia songong said...

boleh juga dilakuin kalo udah pensiun nih luk

Luqman Hakim said...

Hiks....
* (Sembari ngebayangin umur gw masih ada apa nggak pas pensiyun itu)

>> manusia songong said...

ha..ha..ha..uber uberan umur ya

Luqman Hakim said...

Iya... Kadang gw lupa kalo gw udah bukan anak belasan tahun lagi...
Kenapa ya?

lukman hakim said...

sohib, thanks for sharing...
.
tariqat, yg hrs dijalani semua manusia.

Luqman Hakim said...

Sama-sama Mas...
Lihat juga yang sebelahnya, Macam-Macam Tarekat yang juga mengupas isi dari tarekat itu sendiri dengan ragamnya...

Yusuf Moch. said...

apik mas tulisan mu, sengojo opo ora yooo... kok sampeyan nulis pas ULang tahunku.... suwun mas.... apik tulisan mu...

tapi angel kuwi mas.... dan percaya atau tidak sesudah mas Luq nulis ini, seminggu kemudian dapet cobaan kan.... ga boleh sholat jumat di ruang AC nya pertamina...

dan percaya atau tidak, ternyata tangan tuhan sudah mulai ikutan masuk dikehidupan mas Luqman...

masih dan percaya atau tidak, setiap kita melakukan tindakan ke arah kebaikan ... pasti kita diuji juga sama Allah.

dan masih percaya atau tidak lagi, kok ya tumben saya ngintip tulisan mas Luqman yg lama....

dan masih ada lagi ... percaya atau tidak, tuhan telah memberi petunjuk, pencarian mas Luqman sudah deket....

kok aku jadi mrinding ya mas.....

opo sing mbok golek_i sih mas...

hehehe... duit pasti.... kedamaian kudu harus musti...

Luqman Hakim said...

Ketaksengajaan yang berujung (bisa saja) jadi sengaja, hal yang tak diduga.
Kontemplasimu bikin merinding juga Mas...

Yusuf Moch. said...

Mas, tak kopas yooo.... arep tak sharing karo konco2 lku... suwun

Luqman Hakim said...

Monggo Mas... dan maap juga baru kubaca lantas kubalas komentar-komentar temen-temen di tulisan lama...